Game Among Us yang tahun ini ramai jadi perbincangan menyabet dua penghargaan untuk kategori Best Mobile Game dan Best Multiplayer di The Game Awards 2020.Â
Popularitas Among Us di Indonesia memang belum se-hits Mobile Legend dan Free Fire, namun menurut discord.com sudah ada 56.436 pemain Among Us di Indonesia.Â
Itu yang menggunakan Discord saja, belum termasuk yang tidak memakainya. Discord adalah aplikasi voice chat gratis yang bisa dipakai untuk berkomunikasi suara dengan pemain lain di dalam game.
Pemain Among Us di Indonesia mungkin masih terus bertambah sejak melejit pada September 2020 karena pengaruh dari YouTuber gaming tersohor yang memainkannya, seperti MiawAug dan Jess No Limit.
The Game Awards adalah ajang penghargaan tahunan untuk video game terbaik dan sudah diselenggarakan sejak 2014.Â
Pada 2019 penghargaan ini digelar di Microsoft Theater di Los Angeles. Tahun ini, tentu saja, diselenggarakan secara online selama tiga jam penuh dari Los Angeles, London, dan Tokyo.
Kenapa game doank pakai penghargaan segala? Game kan cuma buang-buang waktu dan yang memainkannya adalah orang-orang malas yang tidak mau bekerja dan belajar?
Anda pasti baru tahu bahwa di negeri kita tercinta ini juga ada Indonesia Gaming Awards yang diselenggarakan sejak 2019. Puncak acara pemberian Awards akan berlangsung pada 18 Desember 2020 di layanan streaming Vidio.
Yang paling ditunggu pada ajang itu kemungkinan live show berjudul Among Us in Real Life. Para pemeran mungkin akan ber-custome play (cosplay) dan menjadi impostor serta crewmate seperti dalam game Among Us.
Yang menarik perhatian saya, pada pergelaran Indonesia Gaming Awards tahun 2019 ada kategori Most Favorite Hardware and Gaming Peripherals Of The Year yang dimenangkan oleh Asus ROG.
Sambil minum kopi dengan mata tertutup kita tahu yang menang sudah pasti Asus ROG. Laptop ini memang laptop gaming yang kuat memainkan game seberat Fortnite. Laptop ini juga yang paling banyak dipakai para gamer di Indonesia.
Sedangkan pada Indonesia Gaming Awards tahun ini ada 11 kategori nominasi dengan yang paling menarik ada di kategori Most Favorite Game.Â
Di sana ada Free Fire, PUBG Mobile, Call of Duty Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, dan Valorant. Kemungkinan Free Fire akan bersaing ketat dengan Mobile Legend: Bang Bang karena menurut saya dia game ini yang paling banyak dimainkan orang Indonesia.
Kok game asing semua, apa tidak ada game bikinan Indonesia?
Indonesia juga punya banyak game developer, beberapa di antaranya sudah mulai mendunia, yaitu:
- Minimo Studio, pembuat game kesukaan anak perempuan saya yaitu Mini Racing Adventures.
- Own Games. Developer ini membuat Tahu Bulat yang pernah sangat populer di 2016.
- Touchten Games, pembuat game Warung Chain. Semua game buatan developer ini sudah diunduh lebih dari 20 juta orang
- Toge Production yang membuat Coffee Talk.
- Kidalang, pembuat One Small Fire at a Time.
Game (baik yang dimainkan di konsol, komputer, ponsel, dan virtual reality) sejak lama sebenarnya sudah jadi bagian dari industri kreatif.
Disebut industri kreatif karena orang-orang yang bekerja didalamnya harus sangat kreatif untuk menciptakan hiburan yang diminati orang.
Pada satu game simpel bergenre kasual seperti Talking Tom saja bisa 5-6 orang yang mengerjakan, apalagi jenis survival seperti Fortnite dan social deduction seperti Among Us, biasanya dikerjakan oleh banyak orang.
Dalam satu tim pembuat game ada penulis cerita, desainer grafis, programmer, software developer, animator, penata suara, game play tester, dan gamer untuk mencoba apa ada bug dalam game atau hal lain yang harus disempurnakan.
Programmer juga harus membuat coding tertentu supaya game yang dibuat tidak bisa di-mod atau dimainkan menggunakan cheat seperti Lucky Patcher atau GameShark.
Sayang sekali, Indonesia Gaming Awards baru sebatas memberi penghargaan pada yang favorit-favorit sesuai voting dari masyarakat umum. Mungkin karena masih baru. Sudah ada saja sudah syukur.
Belum ada tolok ukur secara keseluruhan bagaimana suatu game dapat dikatakan bagus atau tidak seperti pada The Game Awards.
Kalau ada orang yang kecanduan game, orang itulah yang bermasalah dengan mentalnya, bukan permainannya. Kalau ada anak yang lebih sering main game daripada belajar maka orang tuanya yang bermasalah dalam mengasuh anak, bukan gamenya.
Game, saya analogikan, seperti obat penenang yang dikhususkan untuk penderita gangguan tidur dan stres berlebihan, jika ditelan oleh orang yang sehat tentu akan menimbulkan kecanduan.Â
Begitu juga video game diciptakan untuk bersenang-senang di waktu luang, jika dimainkan secara berlebihan pasti mengganggu kesehatan jasmani dan rohani.
Sekarang industri game makin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan internet.
Game, selain untuk bersenang-senang, juga untuk mencari duit, baik yang membuat game maupun yang memainkannya.
