Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Madani Film Festival, Terlalu Virtual Sampai Tak Terlihat

24 November 2020   15:29 Diperbarui: 24 November 2020   16:26 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga di kanal YouTube milik Madani Film Festival, hanya ada tayangan perkenalan singkat tentang MFF. 

Sama juga di kanal YouTube milik Dewan Kesenian Jakarta yang hanya ada tayangan pembukaan MFF berdurasi satu jam lebih dan diskusi tentang dakwah.

Pada situs resminya di madanifilmfest.id juga tidak ada jadwal dan platform tempat pemutaran film, informasi diskusi dan peluncuran buku, atau pengumuman tentang workshop seperti yang digembar-gemborkan dalam siaran pers yang dikirim ke banyak situs berita online.

Saya belum mencoba Viddsee karena keinginan untuk menonton film dari Iran dan Afghanistan langsung pupus. Lebih baik mencarinya di Netflix (kalau ada) atau menonton tayangan dari YouTube Original.

Madani Film Festival punya misi mulia, yaitu "menawarkan kesempatan untuk menonton film-film bagus yang menunjukkan perjuangan, harapan, air mata, dan keindahan hidup dari beragam komunitas muslim di seluruh dunia", maka semestinya pandemi ini adalah saat yang pas jika ingin menjangkau khalayak sejauh dan seramai mungkin.

Tahun ini dengan diselenggarakan secara virtual mestinya akses terhadap pemutaran film, diskusi, workshop, dan peluncuran buku dibuat semudah mungkin di platform yang populer diakses masyarakat semisal Facebook, Instagram, TikTok, atau YouTube.

Jika mudah diakses-minimal tentang diskusi, workshop, dan peluncuran bukunya-MFF akan jadi media pencerahan bahwa sinema bertema Islam bukan hanya azab kuburan dipenuhi ular atau pemeran antagonisnya marah-marah melulu.

Film asing dari Afghanistan juga bisa jadi alternatif hiburan dan membuka wawasan bahwa di negeri konflik pun orang tetap bisa berkarya asal ada kemauan.

Jika tidak ada dana untuk menaruh film secara gratis di platform populer, mungkin penyelenggara bisa minta bantuan sponsor, toh MFF sudah didukung oleh gubernur DKI.

Jangan mentang-mentang virtual lalu semuanya gelap, tidak ada penerangan sama sekali tentang keberadaan festival film.

Tetapi, bisa jadi saya yang kurang jeli mencari dimana film-film pada Madani Film Festival diputar. Ya sudahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun