Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Adaptasi Kebiasaan Baru dan Si Mbah yang Mengira New Normal Berarti Wabah Sudah Selesai

12 Juli 2020   15:29 Diperbarui: 12 Juli 2020   15:27 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya sempat takjub ketika melewati lagi jalanan yang sejak tiga bulan lalu tidak saya lewati karena pandemi. Jalanan itu ramai karena makin banyak pedagang yang berjualan di pinggirnya. 

Mereka mangkal menggunakan gerobak, mobil, meja, dan tenda. Sayapun mampir ke salah satu penjual yang sudah mbah-mbah alias sudah tua yang menjual es cendol alias dawet. 

Saya tanya kenapa tidak pakai masker, si Mbah menjawab, "Memang tidak pernah pakai karena tidak lega napasnya. Kemarin disuruh pakai masker sama Pak Lurah (maksudnya Kades) waktu wabah, sekarang sudah tidak disuruh karena wabahnya sudah selesai." 

Saya tanya lagi, "Kata siapa wabahnya sudah selesai, Mbah?" 

"Kan sudah new normal, toh. Semuanya sudah normal." 

Jadi si Mbah menganggap bahwa new normal berarti keadaan sudah kembali normal seperti sebelum wabah, dengan tidak mengindahkan "new". Normal ya normal. 


Bisa jadi banyak yang berpikiran seperti mbah tadi bahwa new normal berarti kembali ke normal seperti sediakala, tanpa protokol kesehatan. 

Pikiran ini juga mungkin yang membuat banyak orang merasa tidak perlu pakai masker saat berada di tempat umum. Disuruh jaga jarak pun susah. Maunya nempel-nempel terus, bisik-bisik terus, dan pegang-pegang terus. Emak-emak pun masih hobi salaman tiap bertemu. 

Indikasi lain bahwa banyak orang menganggap hidup sudah normal adalah keluar rumah untuk urusan kurang darurat seperti menerima jasa titip di luar daerah, keluar kota karena kangen cucu, atau mengantar anak les piano, les Inggris, dan sederet les lainnya. 

Halah, tempat wisata saja sudah dibuka mosok kita gak boleh kemana-mana. 

Ya boleh, tapi wisata dibuka bukan untuk anak-anak dan orang yang masuk kategori riskan kalau tertular Corona. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun