Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Penduduk di Perumahan Elit, Bukan Individualis Hanya Jarang Bertegur Sapa dengan Tetangga

9 Juni 2020   11:32 Diperbarui: 9 Juni 2020   15:32 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kita samakan persepsi dulu bahwa yang dimaksud elit disini adalah kawasan dimana semua rumah penduduknya indah bertingkat dengan garasi yang bisa menampung 3-4 mobil, punya pekerja rumah tangga lebih dari satu, dan pendapatan kepala keluarganya besar sehingga bisa menjadwalkan liburan secara berkala. 

Menurut KBBI ada dua arti individualis, pertama: orang yang tetap mempertahankan kepribadian dan kebebasan diri. Dua: orang yang mementingkan diri sendiri (orang yang egois). 

Kalau penduduk di kawasan elit dikesankan individualis dalam arti mementingkan diri sendiri, itu lebih disebabkan karena mereka cenderung tidak mau ikut campur urusan orang lain dan menjaga agar ranah pribadi mereka juga tidak dicampuri orang lain. Urusan mereka sudah banyak dan tidak ingin ditambah lagi dengan urusan dunia pertetanggaan. 

Karena itu tembok dan pagar rumah di kawasan elit tinggi-tinggi lengkap dengan pos satpam. 

Selain tembok dan pagar tinggi untuk "membentengi" seluruh isi rumah, keberadaan satpam diperlukan supaya orang yang tidak berkepentingan tidak datang dan menganggu waktu istirahat penghuni elit ini di rumah. 

Keberadaan tembok dan pagar tinggi ini pada akhirnya tidak memungkinkan antar tetangga saling bertegur sapa dan berinteraksi lewat teras rumah seperti di pemukiman biasa. 

Di pemukiman biasa antar tetangga bisa bebas datang kapan saja untuk pinjam obeng, bayar cicilan kerudung, minta gula, atau sekedar bertamu untuk curhat. 

Kadang-kadang bapak-bapak juga nonton bareng pertandingan sepakbola sementara ibu-ibunya ikut senam dan pengajian. 

Kalau dikatakan warga di perumahan elit tidak mengenal tetangga itu bisa saja meski tidak selalu benar. Mereka mengetahui siapa-siapa saja tetangga yang se-RT dengan mereka. 

Mereka juga kerap bertukar kabar dengan para tetangga meski hanya sekilas lewat cerita para pekerja rumah tangga (PRT). 

Kenapa lewat PRT? Kan bisa ngobrol langsung, mosok sama tetangga saja gak mau ngobrol. Bagaimana mau ngobrol, kebanyakan penghuni kawasan elit jarang di rumah. Mereka lebih banyak beraktivitas di luar rumah, kadang di luar kota dan sangat mungkin berada di luar negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun