Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kerusuhan Mei 1998, Bersyukur karena Sekolah Pulang Lebih Cepat

13 Mei 2020   19:42 Diperbarui: 14 Mei 2020   13:44 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awal kerusahan pada bulan Mei 1998 (Foto: Arbain Rambey)

Yang membawa mobilpun harus langsung jalan menuju rumah. Tidak boleh jajan dulu di kantin sekolah. Tidak boleh juga ada anak yang main ke rumah teman, mampir di mal, atau nongkrong dimanapun, semua harus pulang langsung ke rumah. 

Saya masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi sampai sekolah dipulangkan lebih cepat. Saya pikir di Ciputat paling hanya terjadi tawuran besar-besaran antar sekolah seperti biasa.

Adik-adik saya yang SD dan SMP juga pulang lebih awal tapi tidak secepat saya, mereka baru tiba di rumah sekitar pukul 11 siang.

Kebetulan sekolah mereka tidak berada di jalan utama dan jaraknya dekat rumah sehingga relatif aman. Setelah menonton siaran berita barulah saya tahu bahwa memang ada kerusuhan.

Saat itu saya menonton berdua bersama ayah. Selain menonton berita beliau juga sibuk menelpon para wartawannya, memastikan mereka tidak ketinggalan berita namun juga wanti-wanti agar menjaga diri. 

Kerusuhan ternyata tidak hanya terjadi di Ciputat tapi di banyak tempat. Yang paling menyeramkan kerusuhan di Klender karena pengunjung mal terjebak di dalam sementara di luar ada kebakaran. Satu jam kemudian ayah ke kantor (waktu itu ayah pemimpin redaksi harian nasional yang jam ngantornya memang siang sampai menjelang dini hari).


Pada petang hari saya lihat para pekerja rumah tangga berkumpul di luar rumah dan dari mereka saya tahu bahwa Supermarket Santa di Kebayoran Baru, yang terletak dekat rumah, sedang dijarah habis-habisan.

Salah satu sopir tetangga bahkan baru saja membeli sepeda hasil jarahan. Entah toko mana yang dijarah karena di seputaran Santa ada banyak toko.

Ibu juga hampir tiap jam menelpon ayah memastikan apakah kantor dan ayah baik-baik saja. Ayah waktu itu tidak pulang ke rumah dan baru pulang pada hari Sabtu.

Sekolah diliburkan sejak kerusuhan 14 Mei. Ketika kembali ke sekolah saya lihat toko-toko sepanjang jalan tutup dan dicat "Pribumi" atau "Milik Haji Ali" dan sederet nama haji-haji lain.

Saya ketahui bahwa beberapa sahabat ibu telah pergi ke luar negeri karena takut, begitu kata ibu. Ibu alumni SMA Tarakanita 1 jadi punya banyak teman keturunan Tionghoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun