Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Usul untuk Pemerintah karena Orangtua dan Anak Mulai Lelah dan Bosan #DiRumahAja

28 Maret 2020   16:46 Diperbarui: 28 Maret 2020   16:59 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita sudah diam di rumah secara resmi sejak 16 Maret. Libur sekolah sudah diperpanjang dan seruan untuk bekerja dan beribadah di rumah juga makin kencang. Tapi anak sudah jenuh dan orang tua sudah lelah berada di rumah terus dengan aktivitas yang itu-itu terus.

Pemerintah, lewat kementerian berikut, mungkin bisa melakukan sesuatu supaya rasa jenuh dan lelah orang-orang berkurang dan mereka bersedia tinggal di rumah untuk waktu 1-2 bulan lagi. Keinginan menggebu masyarakat untuk mudik saat hari raya juga bisa diredam.

Kemkominfo
Anjurkan televisi supaya lebih banyak menyiarkan film dan lagu anak-anak. Video musik juga bisa diperbanyak tayang untuk menghindari acara studio yang memerlukan penonton. Musik bisa merangsang otak mengeluarkan hormon endorphin. Endorphin membuat perasaan jadi "saking senangnya sampai rasanya seperti terbang". Kalau memang tidak ada acara lain, putar lagi saja serial Si Unyil.

Minta provider seluler untuk menyediakan bandwidth lebih besar selama wabah Covid-19. Sampai saat ini baik Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, dan Smartfren masih "akan" dan "jika" untuk menambah jaringan karena memerlukan infrastruktur, teknisi, software, dan hardware yang tidak bisa dilakukan seketika. 

Masyarakat saat ini banyak beraktivitas secara online. Kapasitas jaringan yang segitu-gitu saja membuat koneksi data lelet karena dipakai banyak orang secara bersamaan. Saat ini provider hanya menyeimbangkan jaringan. Kapasitas jaringan di kota lebih besar daripada desa karena penduduknya lebih banyak. Jadilah internet di desa-desa makin lelet. Koneksi lelet membuat orang tak sabar dan cepat naik darah. Akibatnya mereka jadi bosan di rumah.

Kementerian Agama
Kemenag sudah meluncurkan e-learning untuk madrasah (sekolah pendidikan Islam) dengan lebih dari 10.000 kelas online. Tapi masih perlu panduan lengkap bagaimana menggunakan e-learning tersebut selama belajar di rumah, karena banyak guru dan siswa yang masih bingung menggunakannya. Kemenag juga harus memperbesar bandwidthnya dengan server Indonesia, jadi situs bisa lancar diakses oleh banyak orang dalam waktu bersamaan.

Minta para tokoh dari berbagai agama dan kepercayaan untuk mendukung gerakan #DirumahAja kepada para umatnya. Para ustadz/ustadzah harus menenangkan umat, apalagi salat tarawih di bulan puasa nanti tidak memungkinkan diadakan di masjid. Minta juga mereka berceramah tentang bahayanya mudik saat wabah.

Kemendikbud
Surat edaran dari menteri sudah ada. Ujian Nasional dihapus diganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional sudah disetujui. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh juga sudah oke. Tapi masih perlu lagi panduan dan petunjuk untuk sekolah-sekolah yang tidak mampu melaksanakan pembelajaran jarak jauh dan Ujian Sekolah dalam jaringan. 

Di kota besar murid bisa pakai Google Classroom, tapi di desa-desa yang sinyal datanya lemah dan penggunanya sering kehabisan kuota tentu susah. Kalau dipaksakan malah bikin stres orang tua dan murid.

Perlu dipikirkan juga bagaimana memenuhi hak belajar para siswa di pelosok desa terpencil yang tidak punya akses internet.

Kemenparekraf
Badan Ekonomi Kreatif yang sekarang ada di bawah Kementerian Pariwisata bisa membagikan board game (jenis permainan seperti ular tangga, halma, catur, monopoli, dan sejenisnya) kepada kepala keluarga di daerah pariwisata yang terdampak Covid-19. Board game selain untuk hiburan  pengusir jenuh, juga untuk membantuk kembali ikatan keluarga yang selama ini mungkin putus oleh kesibukan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun