Mohon tunggu...
Edison Hulu
Edison Hulu Mohon Tunggu... Dosen - Ekonomi dan Keuangan

Dosen, Peneliti, dan Pelaku Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Mohon Blusukan Melihat Kemiskinan dan Keterbelakangan Pembangunan di Kepulauan Nias

3 Maret 2016   10:08 Diperbarui: 3 Maret 2016   15:50 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepulauan Nias adalah pulau terluar Indonesia dibagian barat pulau  Sumatera dan termasuk dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara.  Kepulauan ini memiliki 4 (empat) kabupaten dan sebuah kotamadya, yaitu, Kabupaten Nias (Nias Induk), Kabupaten  Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan  Kotamadya Gunungsitoli. Sebagian besar penduduk adalah petani palawija, padi, karet, dan nelayan. Kepulauan Nias termasuk daerah paling tertinggal dan termiskin di wilayah propinsi Sumatera Utara.

Sangat besar harapan masyarakat kepulauan Nias kepada Jokowi sebagai pemimpin bangsa Indonesia yang mendatangkan pembaharuan dan perbaikan pembangunan di Kepulauan Nias, tercermin dari hasil pemilihan umum pada tahun 2014 yang lalu. Kepulauan Nias adalah yang tertinggi di Indonesia dalam persentase kemenangan Jokowi-JK.  Hasil rekapitulasi suara, berdasarkan hasil rapat pleno yang digelar pada Rabu (16/7/2014) yang lalu, pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menang di lima kabupaten/kota yang ada di Kepulauan Nias. Di Kota Gunungsitoli, 83,06 persen, di Kabupaten Nias 89,23 persen, di Kabupaten Nias Utara meraih 86,18 persen, di Kabupaten Nias Barat 84,62 persen, dan di Kabupaten Nias Selatan meraih 86,81 persen, singkatnya rekor persentase tertinggi di Indonesia.

Kondisi ekonomi rakyat saat ini semakin sulit karena, cukup banyak rakyat yang bertani karet, dan harga karet saat ini sekitar Rp 4,000 sampai Rp 5,000 per kg, dua tahun yang lalu sekitar Rp 14,000-Rp 15,000 per kg. Dampak penurunan harga karet ini, rakyat semakin tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang harganya cenderung meningkat, seperti, harga beras dan ikan. Situasi tata-niaga yang kurang efisien menyebabkan harga kebutuhan pokok cenderung semakin tinggi, pada sisi lain, sumber penghasilan rakyat cenderung semakin turun.  Masyarakat kesulitan pembiayaan sekolah anak-anaknya sampai pada pendidikan menegah, dan apalagi sampai ke perguruan tinggi.

Rakyat daerah kepulauan Nias mengharapkan dan memohon perhatian Jokowi agar berbagi ke daerah ini, agar blusukan dan melihat langsung  daerah Kepulauan Nias yang termiskin dan terbelakang di Propinsi Sumatera Utara. Karena keterbelakangan itulah, maka diusulkan agar Kepulauan Nias menjadi sebuah propinsi, agar lebih fokus dalam program pengentasan kemiskinan dan juga pembangunan infrastruktur yang sangat jauh dari yang memadai.

Sebagai informasi, sekalipun cukup banyak nama-nama presiden Indonesia, tetapi baru dua presiden Republik Indonesia yang pernah blusukan ke Kepulauan Nias. Pertama, presiden Soekarno pada tahun 1947.  Kedua, presiden SBY sebanyak tiga kali, yaitu, pada tanggal 28 Desember 2004, pada tanggal 28 Maret 2005, dan pada tanggal 25 Desember 2005 karena berkaitan dengan peristiwa sunami yang melanda kepulauan Nias dan Aceh, terima kasih SBY.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun