Langit Indonesia sedang bergemuruh! Bukan karena badai atau pesawat tempur, tapi karena kemunculan satu nama baru yang bikin geger: Indonesia Airlines! Si pendatang baru ini datang bukan sekadar numpang lewat. Mereka datang dengan misi: menggeser sang raja langit, Garuda Indonesia. Bayangkan, seperti seorang jagoan baru yang tiba-tiba masuk ke arena pertarungan sambil berkata, "Hey, waktunya yang tua pensiun!"
Indonesia Airlines digadang-gadang bakal menjadi pemain top baru di dunia penerbangan Internasional. Maskapai ini didirikan oleh Calypte Holding Pte Ltd, sebuah perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian.
Chief Executive Officer Indonesia Airlines dan Executive Chairman Calypte Holding Pte Ltd Iskandar mengatakan, Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional yang berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Pendiri dan CEO perusahaan ini adalah Iskandar, seorang pengusaha asal Indonesia yang lahir di Aceh.
Indonesia Airlines adalah pemain baru yang cukup ambisius. Mereka muncul di saat Garuda Indonesia masih berjuang dengan berbagai masalah internal, mulai dari hutang hingga citra yang perlahan pudar. Ini seperti film kungfu klasik, di mana sang master tua harus menghadapi murid yang menantang untuk menguasai dojo."
Tapi bedanya, murid ini datang dengan membawa  kenyamanan seperti jet pribadi dengan tarif murah, pelayanan premium.
Kamu tahu, tarif murah ini seperti cermin yang dilempar ke wajah Garuda. Mereka tiba-tiba harus menatap realita pahit: monopoli kenyamanan di langit nggak lagi di tangan mereka. Indonesia Airlines berani bermain di zona paling rawan, dengan harga bersahabat tapi tetap gaya. Ya, ini seperti beli tas branded di diskon akhir tahun. Siapa yang nggak tergoda?
Strategi Indonesia Airlines ini seperti main catur. Mereka sudah tahu kelemahan lawan sebelum permainan dimulai. Mereka mengandalkan armada baru, teknologi canggih, dan koneksi yang luas.
Oh, jangan salah, Garuda Indonesia sebenarnya punya segudang cerita sukses. Mereka pernah jadi simbol kebanggaan bangsa, layaknya seorang pahlawan nasional di langit. Tapi akhir-akhir ini, mereka lebih mirip pahlawan sinetron yang terjebak dalam drama utang, konflik internal, dan kritik penumpang. Kalau ada penghargaan "Maskapai dengan Drama Terbaik," mungkin Garuda bisa menang.
Kehadiran Indonesia Airlines sebenarnya menjadi pengingat penting bahwa pasar membutuhkan kompetisi. Dengan adanya kompetitor seperti ini, konsumen yang diuntungkan. Mereka punya lebih banyak pilihan dan lebih banyak alasan untuk tersenyum.
