Peringatan dari tahun ketahun bukan sekedar seremonial. Pancasila bukan sebuah hafalan, perwujudan pancasila tidak hanya dicermati, lebih dari itu melalui peringatan hari lahir pancasila, disinilah dapat menumbuhkan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong royongan.
Kita sebagai sebuah bangsa yang beradab, Pelaksaan dan penerapan nilai-nilai pancasila sesungguhnya sudah diakomodasi lewat pendidikan, semangat nilai-nilai pancasila berbicara masalah ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan social tidak dilupakan begitu saja.
Pancasila memiliki jiwa dan semangat integrasi bangsa ini. Dalam realitasnya yang dibutuhkan bangsa Indonesia bukan mengenai jumlah sila, tetapi bagaimana implementasi dari ke lima sila itu. Sebagai pandangan dan pedoman hidup bangsa Indonesia, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat memfasilitasi bangsa ini mewujudkan cita-citanya.
Pengahargaan tertinggi yang diberikan kepada rakyat untuk menentukan arah kebijakan pemerintah perihal kesejahteraan. Hal ini sejalan dengan pancasila sila ke empat merupakan perwujudan dan penetrasi dari tiga sila yang mendahuluinya.
Politik Negara kita mengamankan prinsip kedaulatan rakyat, legitimasi yang diperoleh sebuah rezim harus mendapat persetujuan rakyat. Hal ini sulit untuk diubah seperti halnya kita mengubah Pancasila sebagai norma dasar (grond norm ) dari Negara ini.
Kerakyatan berasal dari kata rakyat (peoples) sedanglan rakyat identik dengan demokrasi. Jadi landasan pengembangan nilai social dan ekonomi Negara ini, sejatinya mementingkan kepentingan rakyat diatas segalanya.
Di masa pandemic ini kepentingan masyarakat diatas kepentingan apapun guna mewujudkan kesejahteraan rakyat, dimulai dari tetap terjaganya sektor pangan yang paling penting dalam penstabilan ekonomi menengah kebawah.
Pemberian bantuan yang memang tidak melihat dari latar belakang agama, suku ras berupa sembako dan uang tunai kepada masyarakat hanya membantu dalam kurun waktu sementara dan bahkan jika tidak tepat sasaran maka akan muncul asumsi yang kaya makin kaya, yang miskin makin melarat.
Mengatasnamakan kepentingan rakyat jangan dijadikan untuk mobilisasi kepentingan pemerintah yang seolah-olah hanya menghabiskan anggaran saja, meluasnya berbagai macam bantuan untuk yang terdampak hanya memboroskan anggaran Negara, daerah, dan bahkan desa.
Penyaluran bantuan besar-besaran dari pemerintah kepada masyarakat di masa pandemic Covid-19 rawan disalahgunakan untuk kepentingan politik bukan kepentingan rakyat. Padahal dalam hal menghadapi kondisi saat ini kesejahteraan masyarakat menjadi hal utama yang diperhitungkan.