Munculnya pertanyaan tersebut mendorong diri ini untuk menelusuri berbagai literasi berupa bahan pustaka tentang berbagai seluk beluk Bimbingan dan Konseling. Hasil penelusuran tersebut kemudian terangkum dalam tulisan ini yang diawali dengan mengulas tentang hakikat pertanyaan apa dilihat dari sudut filsafat dan dilanjutkan dengan membahas pengertian dan berbagai aspek dari Bimbingan Konseling.
Pertanyaan Apa, dalam dunia filsafat dikenal sebagai pertanyaan dalam aspek ontologi, sebagai bagian dari aspek ontologi dari pengalaman dan pengetahuan. Ontologi dalam kajian filsafat mengulas, mengkaji, dan menganalisis hakikat dari segala sesuatu yang ada, meliputi apa yang ada secara konkret maupun abstrak, serta hal-hal tersebut saling berhubungan. Hakikat dari sesuatu berupa bentuk, struktur dasar realitas dan esensi keberadaan suatu objek, termasuk sifat dasar yang fundamental dari objek baik material maupun nonmateri, mendefinisikan berbagai katagori yang beraneka ragam dari objek yang ada, serta proses objek tersebut ada.
Bimbingan dan Konseling, dalam berbagai sumber yang ditelusuri, secara umum diartikan sebagai proses bantuan sistematis dari konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling (yang umum disingkat sebagai Guru BK) kepada individu atau kelompok, yang dikenal sebagai konseli, untuk membantu mereka mengembangkan potensi diri secara optimal dan mengatasi masalah dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir, sehingga mampu mencapai kemandirian, kesejahteraan, dan kedamaian (Bebrayan Tumuju Kamulyan).
Ada empat bidang layanan yang menjadi fokus dari Bimbingan Konseling, yaitu: Bimbingan Pribadi, Bimbingan Sosial, Bimbingan Belajar, dan Bimbingan Karir. Bimbingan Pribadi yang dilakukan untuk membantu konseli mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya. Bimbingan Sosial dilakukan untuk membantu konseli menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan lingkungan sosialnya. Bimbingan Belajar dilakukan untuk membantu konseli dalam mengelola proses belajarnya agar lebih efektif dan mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan Bimbingan Karir dilakukan untuk membantu konseli dalam memahami dunia kerja dan mempersiapkan diri untuk memilih jalur karir yang tepat.
Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan untuk mefasilitasi perkembangan konseli agar dapat memahami diri sendiri, mengembangkan diri, mengatasi masalah, dan mencapai kemandirian. Pemahaman diri sendiri dengan kemampuan mengenali potensi, kekuatan, dan kelemahan dirinya. Pengembangan diri terwujud ketika konseli mampu mengembangkan diri secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan. Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor mefasilitasi konseli untu mampu memecahkan masalah yang dihadapi secara efektif. Konselor mefasilitasi konseli untuk mencapai kemadirian dengan mampu mengarahkan diri dan membuat pilihan yang bermakna dalam hidupnya. Â
Guru BK atau Konselor, dari beberapa sumber literasi, memiliki fungsi menjalankan tugas memberi bantuan, mefasilitasi, menasehati, serta mengembangkan lingkungannya. Koselor sebagai pemberi bantuan memberikan bantuan kepada individu atau kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Konselor sebagai fasilitator memberi bantuan kepada konseli untuk mengembangkan potensi dirinya. Konselor sebagai Penasehat bertugas memberikan nasihat dan anjuran untuk memecahkan masalah. Konselor sebagai pengembang lingkunganbertugas menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan peserta didik.
ASPEK
BIMBINGAN
KONSELING
Tujuan