Prev, Part 6 : Mesin Pembunuh
Anak Kecil Yang Tersesat
Magie membalut luka di lenganku. Untungnya tak ada yang mengetahui kejadian beberapa saat lalu. Tapi apa yang akan tejadi besok jika satu sekolah tahu guru Sains kami yang baru menghilang tanpa sebab?Â
Aku terlonjak saat sesuatu jatuh di pangkuanku. Sebuah jas sekolah, Magie yang melemparnya. Asyik membayangkan kejadian apalagi yang akan terjadi, ternyata Magie sudah selesai mengobatiku.Â
"Ganti dengan itu, jika ada yang melihat darah di pakaianmu mereka pasti akan bertanya,"
Kupungut benda itu, "Mereka bilang di sini aman, kau lihat apa yang baru saja terjadi?"
"Tak ada tempat yang 100% aman, selalu ada bahaya."
"Yah ...," kukenakan jas itu sambil meluncur dari ranjang. "Kurasa aku mulai terbiasa dengan hal itu."
Kami ke luar dari ruangan itu, kali ini Magie membiarkan dirinya tak menjauh. Bahkan mungkin mulai hari ini dia akan terus menempel. Itu akan membuatku tak bisa leluasa mendekati Keyra.
"Dengar, Alex. Berusahalah menjadi murid sewajar yang lainnya. Tapi tetap, jaga pertemananmu!" pesannya.Â
"Bagaimana denganmu?" tanyaku tanpa menoleh.Â