Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura Part 25-2 (Benteng)

18 November 2016   18:58 Diperbarui: 18 November 2016   19:24 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sonia menyeka airmatanya, "kurasa Remon Mahendra tidak pantas menjadi Papanya Dimas, mereka dua pribadi yang sangat bertolak belakang."

Erik bisa merasakan sebuah aura rasa benci dari nada Sonia menyebut nama Remon Mahendra. Tapi itu tidak membuatnya heran, mengingat siapa Remon Mahendra. Seorang predator gadis muda.  

"Sepertinya kamu pernah bertemu dengannya!" terka Erik. Sonia hanya menjawab dengan kerlingan yang mudah dibaca oleh Erik. Ia merasa tak perlu menceritakan apa yang pernah pria itu lakukan di kamar kost-nya.

"Tapi kamu nggak mungkin pacaran sama mereka berdua kan, Sonia?"

"Aku sudah memutuskan sesuatu," sahutnya tegas. Erik kembali mengernyit, sorot matanya melemparkan pertanyaan.

* * *

"Gila kamu, Di. Lagi ijin masuk malah kesini!" seru Ian. Mereka sedang berada di warung bakso tak jauh dari sekolah, Dimas meremas kaleng softdrink di tangannya seolah benda itu adalah leher Ryan. Ia masih ingat kilatan mengejek di mata Ryan saat Sonia hanya diam saja untuk membenarkan statusnya dengan Ryan.

"Aku nggak yakin Sonia beneran pacaran sama Ryan. Kalaupun iya, aku yakin dia punya alasan. Karena aku tahu seperti apa perasaan Sonia ke kamu, Di!" tukas Bayu. Dimas menoleh sahabatnya,

"Maksud kamu?"

"Cara Sonia menatap kamu, aku yakin kamu juga sadar itu. Jika Sonia meminta kalian hanya berteman saja, dia memiliki alasan untuk itu. Cinta itu nggak harus memiliki secara nyata, kalau kamu memang beneran cinta sama Sonia, kamu akan rela melakukan apapun asal bisa membuat dia aman dan bahagia, meski taruhannya, adalah hidupmu!"

Dimas diam tertegun. Ia tahu Bayu memang yang paling bisa memberi nasehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun