Nicky sedang di taman bunga menemani Liana menyiram tanaman warna-warni itu, ia memandangi istrinya seraya duduk di kursi. Beberapa kupu menari di atas kuntum-kuntum indah yang mekar, mengingatkan Nicky pada kenangan yang pernah tercipta di tempat itu. Perlahan senyum mengintip di ujung bibirnya, setelah pembicaraan tadi mereka memang memutuskan untuk melepas jengah di tempat itu, Nicky bahkan membantu Liana menyiangi dedauan yang sudah menguning. Dan karena hal itu jarinya sempat tertusuk duri mawar, Liana mengulum telunjuknya dan menyedot darahnya seperti yang biasa di lakukan seseorang ketika jemari pasangannya tertusuk benda tajam atau tergores pisau. Dan jujur, sebenarnya itu sempat membuat darah Nicky mendesir indah, hanya saja Liana menghentikan aksinya setelah di rasanya darah sudah tak keluar lagi dari luka itu. Itu membuat Nicky sedikit menggerutu dalam hati, tapi ia tak bisa marah saat ini.
Dering hp di sakunya membuatnya terhenyak dan harus mengalihkan pandangannya dari istrinya, "Daren!" desisnya lirih, iapun mengangkat panggilan itu.
"Yes, Daren!"
"Nicky, ku rasa kau harus datang ke rumah sakit. Ada sesuatu hal yang sangat penting mengenai Rafi!"
"Sepenting itukah hingga aku harus terjun?"
"Yep!"
"Ok, I'll be there!"
Nicky bangkit dari duduknya dan menghampiri Liana, "maaf, kurasa aku harus pergi!" katanya, "kemana?" tanya Liana yang penasaran.
"Terjadi sedikit masalah dengan salah satu karyawanku,"
"Aku melihat berita di tv, kau tak perlu menyembunyikannya dariku. Itu tentang dia kan?" seru Liana yang membuat Nicky sedikit terkejut, "tak apa, pergilah, tapi hati-hati ya. Mungkin saja.....pelakunya juga mengincarmu!"
"Jangan khawatirkan itu, aku tidak pergi sendiri!"