"Mereka sibuk, dear!"
Mela menoleh, kini mereka berhadapan, "kau tahu, rasa cukup aneh aku akan memiliki mertua yang hanya bisa ku temui setahun sekali!"
"Jika kau bersedia bulan madu di California, kau bisa lebih dekat dengan mereka untuk beberapa minggu!"
"Akan ku pikirkan!" sahut Mela sedikit memasang ekspresi sombong, tapi Daren tahu kebenarannya, itu sebabnya ia melebarkan senyum. Tapi mereka di kejutkan dengan suara dering hp yang menggema, suara itu berasal dari tas Mela, ia pun segera berjalan menuju tasnya tergeletak secara hati-hati karena tak mau merusak gaunnya. Ia segera menemukan hpnya, membukanya, lalu memandang Daren.
"Tari!" desisnya, Daren mendekat saat Mela mengangkat panggilan itu, "iya Tar!"Â suara Tari di ujung sana masih di penuhi isak tangis, ia berbicara terbata.
"Apa maksudmu?"
.....
"Ok, kau tenangkan dirimu dulu. Kami akan segera ke sana!"
"Ada apa?" tanya Daren setelah sambungan telepon terputus, "kita harus kembali ke rumah sakit, sepertinya.... Tari tahu sesuatu, tapi dia hanya mau berbicara dengan kita!"
"Apa!"
"Mungkin ada baiknya kita hubungi Nicky," usul Mela, "ku rasa Nicky juga mau mendengarnya secara langsung!" tambahnya, "ok, kau ganti pakaianmu. Biar aku yang hubungi Nicky!"