"Miss, dengarkan aku. Lihat aku."
Aku masih merasakan tubuhnya yang bergetar, tapi dia menurunkan tangannya. Wajah cantiknya basah oleh air mata dan hatiku sakit melihatnya.
"Kau sekarang akan baik-baik saja, aku disini. Oke? Tenangkan dirimu."
Dia terisak tapi mulai berusaha menarik nafas dalam-dalam. Appa benar, bagaimanapun ada kemungkinannya aku berhadapan dengan orang dewasa sekarang, jadi aku tak boleh mengambil resiko.
"Miss, ayo kita ke apartemenku saja. Mungkin apartemen miss tidak aman sekarang."
Dia hanya menganggukkan kepala dan kusampirkan tasnya ke bahuku dan bantu mengambilkan barang-barangnya sambil dengan tanganku yang bebas, merangkulnya dan berjalan bersamanya perlahan.
***