Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] | [39/55] No Other, The Story

21 Maret 2020   20:08 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:24 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

YIFANG'S DIARY

CHAPTER 39

ONE FINE SPRING DAY WITH THE ONE I LOVE

Aku duduk di ranjangku, memandang keadaan di sekitarku dengan resah. Kamarku... sudah lama sekali aku tidak kembali kesini. Aku merindukan kamar ini (yang dindingnya penuh poster KRYSD), merindukan rumahku, merindukan kedua orangtuaku. Tapi di balik semua ini, aku tau apa yang benar-benar aku rindukan. Aku merindukan Seoul, apartemen KRYSD, apartemenku, oppadeul, dongsaengdeul, sahabat-sahabatku, Xili, dan... orang yang paling kucintai. Aku beranjak menuju poster KRYSD yang paling besar yang kutempel di samping ranjang mungilku. Aku menjulurkan tanganku, menyentuh wajahnya, menelusuri tulang wajahnya yang kurus... Kim Ryeowook, Ryeowookie-ku. Orang yang (mungkin) mencintaiku, orang yang kucintai, sekaligus orang yang kusakiti, orang yang paling menderita sedangkan kami berbahagia. Aku melirik sosok Yesungie oppa-ku, dan aku mulai menangis, lagi. Aku mencintai Yesungie oppa, tapi aku tak bisa pungkiri bahwa aku juga sangat... sangat... mencintai Wookie. Semenjak aku berpacaran dengannya, aku tidak pernah berhenti memimpikan Wookie. Seolah-olah... semua itu pertanda dari Tuhan bahwa aku sebenarnya... seharusnya... lebih menghargai Wookie. Dan aku merindukannya, sekaligus mengkhawatirkannya. Bagaimana tidak? Aku menonton tivi dan mendengar bahwa KRYSD yang sibuk dengan promo album baru mereka, tidak semuanya terlihat dalam keadaan baik. Kyu, sekarang tampak lebih dewasa; Umin oppa, lebih banyak mengambil alih untuk menjawab pertanyaan saat Reality Show ataupun wawancara, berperan baik sebagai vice leader di KRYSD; sedangkan Hae, aku melihatnya sering termenung entah kenapa; Yesungie oppa, dia sering tidak hadir dalam acara-acara... apa dia mengkhawatirkan aku? Wookie... dia juga terlihat lebih murung, juga lebih kurus. Wookie, kalau aku bisa kembali ke Seoul, aku akan membayar semua sakit hatimu, andai kau... memaafkanku. Sekarang masalahnya, aku sama sekali tidak bisa berhubungan dengan salah satu dari mereka. Tidak ada telepon, tidak ada jaringan internet. Bisa saja sih aku kabur dari rumah, tapi itu artinya... aku mengindahkan perintah orangtuaku untuk tetap di rumah.

Dini hari tanggal 30 Maret itu, ketika aku pulang syuting, aku kaget setengah mati melihat kedua orangtuaku menungguku. Aku heran tapi sekaligus melepas kangen dengan mereka, tapi mereka tidak bersikap hangat padaku. Tiba-tiba saja mereka menarikku pergi, tepatnya ke bandara, lalu merebut ponselku. Segala pertanyaanku tidak dijawab, bahkan hingga sekarang. Aku masih sangat bingung, kenapa aku tiba-tiba dikurung begini? Aku tidak bekerja sebagai bartender lagi, profesiku sebagai artis dan penyiar pastilah membuat bangga setiap orangtua, tapi kenapa mereka tidak? Apa salahku sebenarnya? Aku ingin kembali ke Seoul...

"Buka pintu! Yifang noona, buka pintunya!"

Aku terlonjak... suara itu... suara itu... apa aku sedang bermimpi?

"Yifang noona, kubilang buka pintunya, cepat!" teriak Henry, suara itu terdengar nyata.

Aku berlarian ke pintu depan dan membukakan pintu. Itu benar-benar Henry, yang sedikit berkeringat tapi tetap tampan mirip mochi, dengan senyumnya yang menggemaskan.

"Oh, Henry~~" kataku, memeluknya erat.

Aku membenamkan wajahku di dadanya, dan dia mengelus kepalaku. Tindakan yang tak sopan sebenarnya, aku lebih tua darinya kan? Tapi sekarang aku tidak peduli. Aku juga merindukan dongsaengku yang berisik ini, tak percaya dia ada disini sekarang, seolah sedang bermimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun