MANSHI'S DIARY
CHAPTER 36
THANK YOU
        "Manshi, bagaimana menurutmu dengan potongan rambut ini?"
        "Manshi, baju warna apa yang cocok dengannya? Hijau atau merah?"
        "Manshi, apa menurutmu nail art-nya sudah cukup kering?"
        "Manshi, apa make-up-nya masih kurang? Perlu ditambah atau bagaimana?"
        "Sabar... sabar..." ujarku, merentangkan tangan di depan wajahku.
        Aku menghela nafas panjang, pusing. Sekarang waktu santaiku sudah semakin berkurang, rasanya capek sekali dan ingin menangis. Hari ini, dari jam 9 pagi sampai 11 pagi aku di kampus, lalu ke lokasi syuting sampai jam 2 sore, lalu terdampar di salon, hari ini aku harus bekerja sampai jam 9 malam. Sedihnya, sekarang baru jam 5 sore. Kegilaan merasuki otakku, pelanggan yang diminta make over terlalu banyak. Seperti sekarang saja, di ruangan make over ini, keenam kursi diduduki pelanggan, dan staffku yang ada lima orang semuanya sibuk. Ruangan ini jadi terasa kecil. Parahnya, di ruang tunggu salon, kulihat masih ada Sembilan orang lagi yang mengantri, dan enam diantaranya sudah mendaftar untuk make over. Mati aku. Aku mengecek satu-satu pelangganku yang tengah ditangani.
        "Jangan sisakan rambutnya, angkat saja semuanya, seperti ini," kataku sambil menunjuk model rambut di salah satu majalah kepada staff-ku, lalu beralih ke pelanggan di sebelahnya, "bajunya warna hijau saja. Itu nail-art-nya sudah kering, kau bisa lanjut ke langkah berikutnya. Make-up di wajah sebelah kiri tampak kurang imbang dengan kanan, kau tambah lagi di kiri."
        Aku mengawasi staff-ku dengan was-was, tak ingin hasil kerja mereka hanya setengah-setengah. Lewat setengah jam berikutnya, empat pelanggan baru sudah berganti. Aku melongok kembali ke ruang tunggu, lagi-lagi ada yang mendaftar untuk make over, tiga orang lagi, kali ini mereka semua pria. Pria sih lebih mudah ditangani karena mereka tak butuh banyak make-up, tapi itu berarti entah sampai jam berapa aku harus di salon. Aku harap aku tak kena lembur lagi deh.