Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[03/55] No Other, The Story

6 Januari 2019   12:53 Diperbarui: 6 Januari 2019   13:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

MANSHI'S DIARY

CHAPTER 3

SUPER GIRL

Aku, Cai Manshi. Aku boleh saja orang Chinese, mama dan babaku tinggal di Beijing, tapi aku sekarang berkelana di Seoul. Umurku 19 tahun, tinggi badanku 160 cm, berat badanku... yah, mungkin orang akan bilang aku gemuk. Eits, jangan salah, aku sangat modis lho. Biar gemuk begini, aku paling pintar memadu padankan fashion, dari baju sampai ke aksesorisnya. Jadi bisa dibilang, aku ini modis dan keren. 

Oh, tentang berkelana di Seoul itu, sebenarnya bukan tujuanku datang ke Negara tetangga ini hanya untuk berkelana. Aku sebenarnya mau mencari kerja. Intinya orangtuaku tadinya ingin aku kuliah di Beijing, tapi aku bilang aku tidak mau kuliah. Nah, pada waktu itu, aku berkenalan dengan seorang teman dari Seoul, via internet. 

Ada orang bilang, jangan pernah percaya pada teman yang kau kenal lewat internet, apalagi kau tak pernah lihat wajahnya. Rupanya pepatah itu benar. Dihitung-hitung sampai sekarang, mungkin aku sudah setahun kenal dengan cowok itu. Ya, cowok dengan nama account Twitter strongraccoon-aneh kan? Dia entah punya pekerjaan apa, tapi dia punya banyak followers, yah, sejenis punya banyak fans begitu. Kami saling mention, hangul-ku sudah sangat bagus (aku dulu ikut kursus), yah, begitulah kami saling mengenal dulu sewaktu aku masih di Beijing. 

Aku cerita padanya aku tidak mau berkuliah, dan dia menawarkan aku untuk datang ke Seoul dan dia akan membantuku cari kerja. Setelah dapat persetujuan dari mama dan babaku, aku sepakat akan ke Seoul. Tepat tiga hari sebelum keberangkatanku ke sana, si rakun bilang dia terpaksa menutup account Twitter-nya, tapi dia memberikanku nomor handphone-nya untuk aku hubungi begitu aku sampai di Seoul. Jadi, aku dengan tenangnya berangkat ke Seoul. Tapi kalian tebak apa yang terjadi... begitu sampai di Seoul, AKU TIDAK BISA MENGHUBUNGINYA! Gila kan? Nomor itu rupanya tidak aktif, aku seperti orang buta di Seoul, berusaha mencari tempat tinggal dengan uang saku terbatas yang diberikan orangtuaku. 

Begitu aku internetan lagi, aku benar-benar tidak menemukan accountnya lagi. Sampai sekarang, aku hanya bilang pada orangtuaku aku belum dapat kerja, tapi aku tidak berani cerita aku dibohongi teman cyber-ku. Sampai sekarang yang ada di otakku hanya dua hal: satu, aku mau cari kerja, dua, aku benci strongraccoon. Aku akan menyihirnya jadi rakun asli kalau suatu hari aku bertemu dengannya. AKU BERSUMPAH! Tapi buktinya, setelah setengah tahun aku di Seoul, aku sama sekali tidak menemukan jejaknya. Ataupun menemukan pekerjaan. Aku sial.

Dan di sinilah aku berjalan sekarang, di tepian jalan kota Seoul yang gemerlapan di malam hari, still jobless. Sampai kapan aku harus sial begini sih?

"Aduh, aku tidak tau kalau dua dari tiga alamat yang aku cari ternyata salah."

Aku mendengar bahasa yang kukenal, bahasa mandarin. Aku menoleh ke arah kiriku, disana di bangku tengah taman kota, ada tiga gadis sedang duduk. Mereka membawa enam koper besar, belum lagi satu tas backpack yang cukup besar, yang dipanggul gadis yang paling mungil dan paling bulat di antara mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun