Empat tahun telah berlalu sejak Young Thug merilis "Punk", album yang menandai perubahan besar dalam arah musiknya. Dirilis pada 15 Oktober 2021, Punk bukan sekadar proyek hip-hop biasa, album ini menjadi simbol sisi introspektif dan emosional dari sosok rapper asal Atlanta tersebut.
Berbeda dari warna trap eksperimental yang melekat pada album sebelumnya seperti "So Much Fun", "Punk" justru menghadirkan nuansa yang lebih lembut dan personal. Dengan dominasi gitar akustik, instrumen organik, serta lirik yang menggali perasaan duka dan kerentanan, Young Thug seolah membuka lembar baru dalam kariernya.
Album ini memuat 20 lagu dengan kolaborasi bersama sejumlah nama besar seperti J. Cole, Drake, Travis Scott, Post Malone, hingga mendiang Juice WRLD. Lagu-lagu seperti "Die Slow" dan "Hate the Game" menjadi contoh kuat bagaimana Thug menggabungkan melodi lembut dengan narasi reflektif yang jarang muncul di skena trap.
Secara komersial, Punk menempati posisi #1 Billboard 200 pada pekan perilisannya, menegaskan pengaruh besar Young Thug dalam lanskap musik modern. Namun lebih dari itu, album ini menjadi bukti bahwa Thugger mampu keluar dari batasan genre dan mengekspresikan sisi manusiawinya tanpa kehilangan karakter khasnya.
Kini, di peringatan empat tahun perilisan "Punk", banyak penggemar menganggap album ini sebagai karya paling jujur dan artistik dari Young Thug. Di tengah situasi hukum yang masih membayangi kariernya, Punk tetap menjadi pengingat bahwa di balik eksentrisitas dan gaya nyentriknya, Young Thug adalah seorang seniman sejati yang berani menunjukkan luka dan ketulusan lewat musik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
