Mohon tunggu...
El Shadai Megawati D.T
El Shadai Megawati D.T Mohon Tunggu... Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Indonesia Paulus

Saya seorang mahasiswa Akuntansi yang tertarik mempelajari seluk-beluk keuangan dan kecurangan di balik angka. Saat tidak sibuk dengan tugas kuliah, saya menikmati waktu dengan musik dan novel, dua hal yang membuat logika dan imajinasi saya tetap seimbang. Melalui tulisan di Kompasiana, saya ingin berbagi dan ingin lebih banyak belajar dari sudut pandang sederhana tentang dunia akuntansi, ekonomi, dan kehidupan mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Peran Akuntansi Forensik dalam Menghadapi Kejahatan Keuangan Berbasis Kripto (Crypto Fraud)

7 Oktober 2025   09:32 Diperbarui: 7 Oktober 2025   13:07 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kemajuan teknologi keuangan digital telah membawa perubahan signifikan dalam sistem ekonomi global. Salah satu inovasi terbesar adalah munculnya aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan stablecoin lainnya. Aset digital ini memungkinkan transaksi dilakukan secara cepat, aman, dan lintas negara tanpa perantara lembaga keuangan tradisional. Namun, di balik kemudahan tersebut, aset kripto juga menimbulkan tantangan besar bagi dunia akuntansi dan hukum, terutama dalam konteks kejahatan keuangan berbasis kripto (crypto fraud).

Kejahatan berbasis kripto meliputi berbagai bentuk pelanggaran seperti pencucian uang digital, skema Ponzi berbasis aset kripto, penipuan investasi (crypto scam), hingga penggelapan dana melalui transaksi anonim. Dalam menghadapi tantangan ini, akuntansi forensik memiliki peran penting sebagai alat investigatif untuk mendeteksi, menganalisis, dan mencegah terjadinya kejahatan keuangan digital. Akuntansi forensik kini tidak hanya berfokus pada audit laporan keuangan konvensional, tetapi juga meluas ke ranah digital forensics dan blockchain analysis untuk mengurai transaksi kripto yang kompleks.

Perdagangan dan investasi aset kripto berkembang pesat sejak satu dekade terakhir. Sifatnya yang desentralisasi membuat sistem blockchain tidak bergantung pada otoritas tunggal seperti bank atau pemerintah. Namun, kondisi ini menciptakan ruang bagi oknum untuk melakukan kejahatan keuangan tanpa mudah terlacak.

Menurut laporan Chainalysis (2024), nilai transaksi kripto ilegal mencapai lebih dari USD 24 miliar pada tahun 2023. Modus yang umum digunakan antara lain crypto Ponzi scheme, money laundering, dan cyber theft melalui pertukaran aset digital. Karakteristik transaksi kripto yang pseudonim---di mana identitas pemilik wallet tidak diketahui secara langsung---menjadi tantangan besar dalam investigasi keuangan.

Selain itu, transaksi lintas negara yang terjadi dalam hitungan detik membuat proses pelacakan aset menjadi rumit. Pelaku kejahatan sering memindahkan dana melalui decentralized exchange (DEX) atau menggunakan mixing service untuk menyamarkan jejak transaksi. Kondisi inilah yang menuntut kehadiran akuntan forensik dengan keahlian teknologi tinggi untuk melakukan analisis dan verifikasi bukti digital secara akurat.

Peran Akuntansi Forensik dalam Menghadapi Crypto Fraud

1. Analisis Blockchain (Blockchain Analysis)

Teknik utama yang digunakan dalam akuntansi forensik digital adalah blockchain analysis, yaitu proses pelacakan dan pemetaan transaksi yang terekam dalam jaringan blockchain. Melalui analisis ini, akuntan forensik dapat menelusuri hubungan antar wallet, memetakan pola transaksi mencurigakan, dan mengidentifikasi aktivitas tidak wajar seperti pemecahan dana besar atau penggunaan alamat anonim berulang.

Software seperti Chainalysis, Elliptic, dan CipherTrace telah banyak digunakan oleh auditor forensik dan lembaga hukum untuk memvisualisasikan aliran dana digital. Hasil analisis ini kemudian menjadi bukti kuat dalam proses hukum dan investigasi kasus kejahatan finansial berbasis kripto.

2. Digital Forensics dan Bukti Elektronik

Selain data dari blockchain, akuntan forensik juga mengandalkan digital forensics untuk memperoleh bukti dari perangkat elektronik seperti komputer, ponsel, atau server. Melalui analisis metadata, log file, dan rekonstruksi data terenkripsi, mereka dapat menemukan jejak transaksi, identitas pengguna, serta waktu dan tujuan transfer dana.

Teknik ini penting terutama pada kasus di mana pelaku menggunakan lebih dari satu platform atau mencoba menghapus bukti digital. Dengan kemampuan memulihkan data, akuntan forensik membantu penyidik hukum dalam membangun kronologi kejahatan secara akurat.

3. Kolaborasi dan Regulasi Anti--Money Laundering (AML)

Akuntansi forensik tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kebijakan dan kerja sama lintas lembaga. Dalam menangani crypto fraud, akuntan forensik sering bekerja sama dengan lembaga seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Interpol, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Penerapan prinsip Anti--Money Laundering (AML) dan Know Your Customer (KYC) menjadi kunci dalam pencegahan pencucian uang melalui aset digital. Dengan adanya regulasi yang mewajibkan pertukaran kripto untuk mencatat identitas pengguna, peluang pelaku untuk menyembunyikan identitas dapat diminimalkan.

4. Pencegahan dan Penguatan Sistem Audit Digital


Selain fungsi investigatif, akuntansi forensik juga berperan dalam pencegahan. Akuntan forensik membantu perusahaan fintech, bursa kripto, dan lembaga keuangan untuk merancang sistem pengawasan dan audit digital yang mampu mendeteksi transaksi mencurigakan secara real-time. Penerapan big data analytics dan machine learning memungkinkan sistem mengenali pola transaksi tidak normal yang berpotensi mengarah pada tindak kriminal.

Salah satu kasus terkenal yang menunjukkan peran penting akuntansi forensik adalah skema investasi Bitconnec yang beroperasi pada tahun 2016--2018. Platform ini menjanjikan keuntungan tinggi melalui algoritma perdagangan otomatis, padahal sebenarnya merupakan skema Ponzi. Ribuan investor di seluruh dunia mengalami kerugian lebih dari USD 2 miliar setelah sistem tersebut runtuh.

Dalam penyelidikan kasus ini, tim akuntan forensik digital bekerja sama dengan lembaga hukum internasional menggunakan teknik blockchain tracing. Mereka berhasil menelusuri aliran dana dari investor ke sejumlah wallet milik pelaku utama, bahkan setelah dana tersebut dipindahkan melalui berbagai exchange dan layanan mixing. Hasil investigasi menjadi bukti penting dalam pengadilan dan memungkinkan sebagian aset dikembalikan kepada korban.

Kasus ini menunjukkan bahwa meskipun aset kripto bersifat anonim, transaksi di blockchain tetap dapat dianalisis dengan metode akuntansi forensik yang tepat. Hal ini menegaskan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat bagi pelaku kejahatan, tetapi juga solusi bagi akuntan forensik untuk menegakkan keadilan.

Meskipun potensinya besar, penerapan akuntansi forensik dalam konteks aset kripto menghadapi sejumlah tantangan serius.
Pertama, minimnya regulasi global menyebabkan pelacakan lintas negara sulit dilakukan. Setiap negara memiliki kebijakan berbeda mengenai legalitas kripto, sehingga kolaborasi internasional sering terhambat.
Kedua, kurangnya tenaga ahli yang memiliki kompetensi gabungan di bidang akuntansi, hukum, dan teknologi blockchain menjadikan kapasitas investigasi masih terbatas.

Selain itu, muncul juga isu privasi data. Analisis blockchain terkadang memerlukan akses terhadap informasi sensitif pengguna, sehingga harus dijalankan dengan memperhatikan prinsip etika dan hukum perlindungan data seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa atau Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi di Indonesia.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus bagi akuntan forensik di bidang teknologi finansial, serta pembentukan lembaga kolaboratif antara sektor publik dan swasta untuk memperkuat ekosistem pengawasan kripto.

Akuntansi forensik telah berevolusi dari sekadar pemeriksaan laporan keuangan menjadi disiplin penting dalam investigasi kejahatan digital. Dalam menghadapi fenomena crypto fraud, peran akuntan forensik sangat vital---mulai dari pelacakan transaksi blockchain, analisis bukti digital, hingga penerapan kebijakan anti-pencucian uang.

Dengan dukungan teknologi seperti blockchain analysis dan big data analytics, akuntansi forensik dapat membantu menegakkan transparansi dan integritas sistem keuangan digital. Meski menghadapi berbagai tantangan regulasi dan etika, penguatan kapasitas dan kerja sama lintas sektor akan menjadi kunci keberhasilan dalam menanggulangi kejahatan keuangan berbasis kripto di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun