Mohon tunggu...
Yogi Pusa
Yogi Pusa Mohon Tunggu... Lainnya - Yogi Pusa yang bernama asli Yogi Alexander menyukai dunia jurnalistik sejak duduk di bangku SMA.

Selalu belajar menulis. Bagaimana cara menyusun kalimat yang baik dan benar. Dengan menulis akan membuat ide kita tersalurkan. Tulisan saya bisa juga dilihat di www.yogipusa.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sejarah Kelahiran Credit Union (CU)

30 Agustus 2013   15:36 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 18235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13784513961081916406

Mendengar  kata  CU (Credit Union)  sudah tidak asing di telinga kita. Sekarang ini, CU sudah menjadi sangat  familiar. Namun sesungguhnya tidak semua orang tau bagaimana sejarah kelahirannya? Dan bagaimana perkembangannya kemudian. Serta sejak kapan CU menyebar ke Indonesia dan Kalimantan?

Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin “Credere” yang artinya percaya dan “Union” atau “Unus” berarti kumpulan. Sehingga “Credit Union” memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.

Sedangkan Induk Organisasi CU dunia World Council of Credit Unions (WOCCU) merumuskannya sebagai berikut:“...member-owned not-for-profit financial cooperatives that provide savings, credit and other financial services to their members. Credit Union membership is based on a common bond, a linkage shared by savers and borrowers who belong to a specific community, organization, religion or place of employment. Credit Unions pool their member’s savings deposits and shares to finance their own loan portfolios rather than they rely on outside capital. Members benefit from higher returns on savings, lower rates on loans and fewer fees on average.”

(...koperasi jasa keuangan bertujuan tidak mencari keuntungan, kepemilikannnya dimiliki anggota, menyelenggarakan tabungan, pinjaman dan pelayanan keuangan lainnya kepada para anggotanya. Keanggotaan Credit Union berdasarkan pada ikatan kebersamaan, merupakan sebuah pertalian hubungan antara penabung dan peminjam yang sama-sama menjadi anggota komunitas organisasi, lembaga keagamaan atau kesatuan tempat kerja tertentu.

Credit Union mengumpulkan simpanan tabungan dan saham para Anggotanya untuk mendanai pinjamannya daripada menggantungkan diri pada sumber keuangan dari luar. Anggota mendapat keuntungan sebagai pemilik Credit Union dari balas jasa simpanan yang tinggi, balas jasa pinjaman yang lebih rendah dan dengan rerata biaya yang lebih sedikit)

Lahirnya  Credit Union

Sesungguhnya gerakan yang mirip dengan CU pertama kali dimulai oleh para pekerja dan penenun Rochdale di England yang membentuk koperasi konsumtif secara demokratis pada tahun 1840. Kemudian pada tahun 1852 dan 1864, koperasi ini dikembangkan oleh Hermann Schulze-Delitzsch dan Friedrich Raiffeisen menjadi gerakan Credit Union di Jerman.

Adapun perihal kenapa CU didirikan, yakni dilatar belakangi kala itu pada tahun 1846-1847 Jerman dilanda krisis ekonomi akibat gagal panen. Kondisi masyarakat Jerman benar-benar terpuruk pada saat itu. Terjadi musibah kelaparan dan musim dingin yang hebat. Penyakit banyak menyerang mereka. Kehidupan menjadi sangat kacau. Para petani yang menggantungkan pada kemurahan alam dibuat tidak berdaya sama sekali.

Salah seorang pejabat local setempat yang bernama Henry Wolff, menggambarkan kondisi para petani saat itu sebagai “Dunia Tak Berpengharapan”. Miskin tak berdaya dan pertanian berantakan. Masyarakat tidak memiliki uang untuk membeli mesin pertanian, pupuk, bibit atau membangun peternakan untuk meningkatkan pendapatan. Petani adalah korban yang paling menderita akibat kala itu.

Masyarakat dari pedesaan pun bermigrasi  secara besar-besaran ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Mereka yang datang ke Kota ini bukanya makin sejahtera, malahan sebaliknya banyak diantara mereka yang hidup miskin.

Kebanyakan mereka bekerja sebagai kuli bagi kaum kaya dengan upah seadanya dan jauh dari kata layak. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang mencoba membuka usaha. Modalnya  bersumber dari  meminjamkan uang kepada kaum lintah darat atau rentenir.

Uang yang dipinjam tersebut bunganya yang sangat tinggi. Disamping itu mereka meminta jaminan atas lahan pertanian mereka. Apabila mereka gagal membayar pada saat jatuh tempo maka tanah pertanian dan harta benda lain yang mereka gadai langsung disita. Bahkan sering terjadi harta benda para petani juga menjadi incaran para lintah darat . Kehidupan para petani pada waktu itu ibarat “gali lobang tutup lobang, tutup hutang lama, cari hutang baru.”

Kian hari kondisi kehidupan masyarakat bukannya lebih baik, malahan semakin menderita. Terjadi kontras antara yang kaya dan yang miskin. Dimana yang miskin tetap termarginalkan dan yang kaya semakin kaya.

Kondisi petani yang demikian menimbulkan keprihatinan dan menggugah hati seorang Walikota  Flammersfield, dialah  Friedrich Wilhelm Raiffeisen yang kala itu menjabat sebagai  Walikota pada tahun 1849.

Untuk mengatasi hal ini sang Walikota mengumpulkan para pengusaha, kaum kaya dan para dermawan sebanyak 60 orang. Mereka lalu mendirikan Perkumpulan yang dinamakan Perkumpulan Masyarakat Flamersfeld. “Kaum miskin harus segera ditolong,” begitu kata Raiffeisen. Seruan sang Walikota pun ditanggapi positif oleh kalangan pengusaha, kaum kaya dan dermawan.

Singkatnya dana pun terkumpul, kemudian dijadikan sebagai dana bagi para petani untuk modal membuka usaha. Dan sang Walikota pun berkeyakinan cara yang dilakukannya itu akan sangat bisa membantu mengatasi kemiskinan.

Sejumlah dana pun banyak terkumpul dan kemudian disalurkan kepada para petani yang miskin. Namun apa yang terjadi, bukannya untuk menolong tetapi malahan dihambur-hamburkan sehingga tidak terkontrol dengan baik. Dan sejumlah uang yang diberikan tersebut tidak pernah cukup. Dan para pengusaha, kaum kaya raya dan dermawan pun enggan lagi memberikan uang.

Meski demikian  Friedrich Wilhelm Raiffeisen tidak patah arang. Strategi baru pun sudah disiapkannya buat mengatasi keadaan sebelumnya. Ia pun mencetuskan ide agar mengumpulkan roti, maka Raiffeisen pun kemudian mendirikan Brotveiren, yakni suatu kelompok yang membagi-bagikan roti kepada kaum miskin.

Tidak hanya itu, Raiffeisen kemudian mendirikan pabrik roti. Pabrik ini menjual roti kepada orang yang tidak mampu dengan harga murah. Raiffeisen juga mendirikan perkumpulan yang bertugas meminjamkan uang dan membeli bibit kentang kepada petani. Tetapi hal itu ternyata juga tidak menyelesaikan masalah kemiskinan secara permanen. Kesimpulannya “Hari ini diberi, besok sudah habis” begitu seterusnya.

Raiffeisen kemudian pindah ke Heddersdoff dan menjabat lagi menjadi walikota (1852-1865). Dikota ini dia juga mendirikan perkumpulan yang dinamakan Heddesdorfer Welfare Organization, yaknisuatu organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan. Kemudian organisasi ini dikenal luas oleh masyarakat.

Walaupun pengorganisasiannya berhasil tetapi kemudian muncul berbagai kendala. Para penanam modal dari kaum kaya mulai luntur semangatnya, karena keuntungan organisasi tersebut tidak mereka rasakan. Reiffeisen terus memperbaiki dan menyempurnakan gagasan terutama mengenai prinsip dan metode pengorganisasian masyarakat.

Akhirnya ia mengganti pendekatan dari pendekatan derma dan belas kasihan dengan PRINSIP MENOLONG DIRI SENDIRI (selfhelp).  Raiffeisen selalu menyatakan bahwa ada hubungan antara kemiskinan dan ketergantungan. Untuk menghapus  kemiskinan, seseorang harus melawan ketergantungannya.

Ia pun mempopulerkan  apa yang dikenal dengan formula Tiga S : Self-Help, Self-Governance, Self-responsibility (menolong diri, memerintah sendiri, bertanggungjawab sendiri). Kebebasan atas ketergantungan dari pemberian, dari politik dan dari tengkulak.

Ternyata pendekatan ini sukses. Tahun 1864 Friedrich Wilhelm Raiffeisen mendirikan sebuah organisasi baru berama “Heddesdorfer Credit Union” dimana kebanyakan anggotanya adalah para petani.

Untuk menjadi anggota, seseorang harus berwatak baik, rajin, dan jujur. Untuk mengetahuinya, para tetangga harus memberikan rekomendasi. Kegiatannya mirip arisan, mengumpulkan sejumlah uang lalu meminjamkannya kepada anggota yang memerlukan. Manajemen Heddesdorfer Credit Union dijalankan secara demokratis dengan cara:

  1. Setiap anggota berpartisipasi dalam rapat anggota.
  2. Satu anggota satu suara.
  3. Para anggota memilih pengurus dan membuat pola kebijakan bersama.
  4. Dipilih suatu badan yang disebut dengan pengawas.
  5. Pengawas bertugas mengawasi kegiatan Credit Union dan membuat laporan pengawasan kepada rapat anggota
  6. Raiffeisen menekankan kerja sukarela kepada Pengurus dan Pengawas
  7. Yang boleh menerima imbalan hanyalah kasir purnawaktu yang menjalankan operasional

Organisasi ini berkembang baik dan berjalan sesuai dengan keinginan sang walikota. Melalui organisasi anggota yang terlibat memiliki kemampuan untuk bangkit dari kemiskinan ini secara bertahap kemiskinan mulai berkurang.

Berdasarkan pengalaman di atas, Friedrich Wilhelm Raiffeisen sang walikota akhirnya memiliki kesimpulan:

  • Sumbangan tidak menolong kaum miskin, tetapi sebaliknya merendahkan martabat manusia yang menerimanya.
  • Kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri.
  • Kemiskinan disebabkan oleh cara berpikir yang keliru
  • Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka.
  • Pinjaman harus digunakan untuk tujuan produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan peminjam adalah watak peminjam.

Singkatnya Heddesdorfer Credit Union yang dibangun Raiffeisen, petani dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman. Sejak saat itu perlahan-lahan taraf ekonomi kaum buruh para petani miskin menjadi berubah dan baik.

Sampai wafatnya Raiffeisen tahun 1888, sudah terdapat 425 Credit Union di Jerman. Keberhasilan Heddesdorfer Credit Union terjadi karena menjalankan 3 prinsip utama; 1. Kemandirian (Swadaya), 2. Setiakawan (Solidaritas) dan 3. Penyadaran (Pendidikan) yang akhirnya menjadi prinsip dasar Credit Union yang berkembang keseluruh dunia.

Sejak saat itulah perlahan –lahan Credit Union berkembang ke berbagai negara diluar Jerman seperti Italia, Perancis, Austria, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.

Perkembangan CU di luar Negara Jerman

Berdirinya CU di Italia tidak terlepas dari peran seorang yang bernama Luigi Luzzati (11 Maret 1841 – 29 Maret 1927). Ia kemudian memperkenalkan gerakan co-operation ala Schulze-Delitzsch yang dikembangkan oleh Raiffeisen tersebut di Italia.

Ada beberapa pembaharuan yang dilakukannya antara lain; diterapkannya prinsip limited liability, simpanan kecil (agar yang miskin dapat menjadi anggota dan menabung), sistem sukarela, pelayanan jemput bola, dapat menerima simpanan dari non-anggota dengan syarat pinjaman yang lebih ketat.

Karena pembaharuannya inilah kemudian dia dikenang sebagai pendiri gerakan CU dari Italia. Tak hanya mengembang CU, Luigi Luzzati juga menulis buku yang berjudul “Dio nella libertà” (God in Freedom). Buku ini amat terkenal pada massa itu karena, membahas tentang pentingya toleransi beragama.

Kegigihan Luigi Luzzati memperkenalkan CU di Italia rupanya berbuah manis. Jejaknya tersebut kemudian diikuti oleh seorang yang bernama Leone Wollemborg (4 Maret 1859 – 19 Agustus 1932). Leone Wollemborg merupakan seorang ekonom dan politisi Italia.

Ia pun kemudian memperkenalkan CU ala Raiffeisen di perdesaan Loreggia. Dan setelah itu bersama dengan 30 buruh tani serta pemilik tanah kecil mendirikan bank Cooperation pertama di Lorreggia Italia tahun 1883. Adapun tujuan didirikannya bank ini, yakni membantu pemilik tanah kecil dan pekerja pertanian agar bisa bangkit dari kemiskinan dengan memberikan pinjaman jangka panjang serta bunga yang rendah.

CU ala Wollemborg ini tidak menerima modal dari pihak luar kecuali dari anggota. Dividen juga tidak dibayarkan ke anggota. Dan bila ada keuntungan dialokasikan ke dana cadangan untuk menjaga kerugian akibat kredit macet. Sedangkan kalau sudah besar, dana cadangan tersebut dapat dipakai untuk membiayai ongkos operasional.

Untuk mendukung CU tersebut agar lebih berkembang maka diperlukan sebuah media sebagai ruang pengetahuan dan ide pencerahan bagi anggotanya. Maka kemudian diterbitkanlah sebuah media bulanan “Rural Cooperation“ (aktivitas bersama pedesaan) dari tahun 1885 sampai 1904.

Selain dari Jerman yang juga diadopsi oleh Italia pada awal abad ke-20, Credit Union terutama versi Raiffeisen turut diperkenalkan di Negara Austria, Perancis dan Inggris.

Salah seorang tokoh kenamaan Inggris yang bernama Henry W. Wolf, merupakan orang yang merintis CU di kawasan Samudera Atlantik, di Canada. Meskipun tak sepesat perkembangannya seperti di Jerman maupun eropa.

Perkembangan CU di Luar Eropa

1.Canada

Gabriel-Alphonse Desjardins (5 November 1854 - 31 Oktober 1920) merupakan tokoh yang membawa CU ke Kanada. Ia merupakan seorang wartawan Kanada keturunan Perancis. dirinya mempelajari CU melalui media Korenspondensi dan konsultasi langsung dengan  Henry W. Wolff, Charles Rayneri (direktur banque populaire di Merton, Perancis) dan Luigi Luzzatti.

Setelah dia memahami benar dan yakin tentang CU yang telah dipelajarinya, maka pada tanggal 6 Desember 1900 ia pun kemudian mendirikan CU di sebuah kota kecil, Levis di Quebec, Canada. Istilah yang ia pakai adalah dengan sebutan “La Caisse Populaire”.

Caisse” merupakan istilah yang sangat khas dipilih oleh Desjardins, yang berarti “Perkumpulan Kredit”. Desjardins merupakan orang pertama dalam gerakan CU yang merevisi dan mengganti sebutan “bank” yang digunakan untuk CU di Eropa menjadi “Caisse”.

Diyakini oleh Desjardins, sesungguhnya CU bukan bank, melainkan perkumpulan orang-orang yang bersama mengelola secara mandiri tentang kredit. Karena kegigihan dan perjuangan serta jasanya inilah kemudian dia dianggap sebagai perintis CU di Canada, pembaharu dan pembuat pondasi dasar CU sebagai gerakan social kerakyatan untuk dunia.

Desjardins juga membakukan CU sebagai gerakan lengkap dengan budaya demokrasi tersistem dan memiliki dasar kerja berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

2.Amerika Serikat

Awal berdirinya gerakan CU di negeri  Paman Sam pertama kali di bawa oleh seorang pengusaha yang juga sosial etrepreneur yang dermawan. Dialah Edward Albert Filene (3 September 1860 - 26 September 1937). Edward Albert Filene merupakan keturunan Yahudi yang kaya dari Boston karena pemilik pusat usaha perkulakan.  Dia bekerjasama dengan Alphonse Desjardins dan Piere mendirikan CU di Amerika Serikat.

Di kota Massachusetts yang merupakan salah satu negara bagian di Amerika Serikat pada bulan April 1909, yang pertama kali memberlakukan Undang-undang CU. Semua ini berkat jasa seorang yang bernama Pierre Jay (4 Mei 1870 - November 24, 1949). Piere Jay merupakan Komisaris Massachusetts State Bank, juga menjadi ketua pertama Federal Reserve Bank New York pada tahun 1913. Pada tanggal 17 Januari 1927, CU League of Massachusetts di Amerika Serikat merayakan hari libur pertama untuk anggota dan pekerja CU.

Setelah itu seorang yang bernama Edward Filene kemudian mendirikan lagi Credit Union National Extention. Dalam perkembangannya ia menyewa seorang pengacara Roy F. Bergengren untuk membantunya dalam menerapkan undang-undang CU agar berlaku di semua negara bagian dan ditingkat federal.

Pada tahun 1934, Roy F. Bergengren membentuk gabungan CU di Amerika Serikat dengan nama Credit Union National Association (CUNA). Pada tahun 1948, CUNA menetapkan hari CU nasional yang baru, yakni pada hari Kamis ketiga bulan Oktober setiap tahunnya.

Para tokoh pioneer CU di Amerika Serikat meyakini bahwa Benjamin Franklin (1706-1790), yang dijuluki sebagai  “the America’s Apostle of Thrift” adalah kehidupan dan ajaran - ajaran yang terkandung di dalam semangat dan tujuan CU.

Tatkala Presiden Franklin D. Roosevelt memerintah pada tahun 1934, kongres Amerika Serikat mengesahkan Undang-undang CU Federal yang isinya mengisinkan pendirian CU di seluruh wilayah Amerika Serikat. Sehingga CU mendapatkan legalitas perundang-undangan.

Dalam perkembangannya Credit Union National Association (CUNA) ini kemudian membentuk sebuah Biro Pengembangan CU sedunia. Pada tahun 1971 Biro Pengembangan CU ini diresmikan menjadi Dewan CU sedunia atau yang sekarang lebih dikenal  dengan sebutan World Council of Credit Unions (WOCCU). WOCCU berpusat di Madison, Wiscounsin Amerika Serikat.

CU pun perlahan-lahan menyebar keberbagai kawasan, tidak hanya bertumbuh di daratan Eropa dan Amerika saja, namun mulai memasuki kawasan Asia dan Afrika.

CU ULGOR di Spanyol Utara barangkali boleh disebut sebagai salah satu CU tersukses di dunia. Didirikan oleh pastor Don Jose Maria Arizmendiarreta, SJ,  bersama lima pemuda di Mondragon pada tahun 1954. Latar belakang didirikannya adalah karena pada saat itu angka pengangguran tinggi dan tingkat pendidikan masyarakat yang buruk, masyarakat tidak memiliki cita-cita positif untuk hidup masa depan mereka. Dalam perkembangan selanjutnya, tahun 1956 CU ULGOR ini mempekerjakan 24 orang, tahun 1958 149 karyawan. Dan pada awal 1990-an, kompleks ULGOR telah mampu menampung 21.241 pegawai, yang juga sebagai anggotanya.

Sampai saat ini CU berkembang di lebih 100 negara dengan jumlah lebih dari 52,945. Sedangkan anggotanya berjumlah  total keseluruhan  187,986,967 orang. Sedangkan Struktur Jaringan CU Dunia yang tertinggi adalah WOCCU (World Council of Credit union) dan masing-masing benua terdapat organisasi masing-masing yang mengkoordinirnya.

Struktur Jaringan Credit Union

Keterangan :

  • WOCCU : World Council of Credit union
  • ACCOSCA : The Afrika Cooperative and Credit Association
  • AFCUL : The Australian Federation of Credit Union Limited
  • CUNA : The Credit Union National Association (USA)
  • ACCU : The Asian Confederation of Credit Union (Bangkok)
  • CCS : The Canadian Cooperative Credit Society
  • CCCU : The Caribbean Confederation of Credit Union
  • COLAC : The Confederation Latino Americana deCooperative de Alhoro
  • INKOPDIT : Induk Koperasi Kredit
  • Puskopdit :Pusat Koperasi Kredit (Credit Union Sekunder)
  • CU : Credit Union (Primer)
  • Anggota : Masyarakat anggota Credit Union.

Federasi Credit Union di ASIA

1. Bangladesh, CCULB-The Cooperative Credit Union League of

Bangladesh ltd

2. Hongkong, CULHK-Credit Union League of Hong Kong

3. Indonesia , CUCO- Credit Union Counselling Office (namun dalam perjalanan waktu berganti nama menjadi BK3I-Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia lalu berganti lagi dengan nama INKOPDIT-Induk Koperasi Kredit) dengan alamat website masih menggunakan CUCO.

4. Jepang , JCU - Japan Credit Unions

5. Korea, NACUFOK - National Credit Union Federation of Korea

6. Malaysia, WCCS - Workers Credit Co-operative Society Ltd. Malaysia

7. Nepal, NEFSCUN - Nepal Federation of Savings and Credit Cooperatives Union

8. Papua New Guinea , FESALOS - Federation of Savings & Loan Societies PNG

9. Philippines,

a. NATCCO - National Confederation of Cooperatives

b. PFCCO - Philippine Federation of Credit Cooperatives

10. Republic of China Taiwan, CULROC - Credit Union League of the Republic of China Taiwan

11. Sri Lanka , SANASA - Federation of Thrift & Credit Cooperative Societies Sri Lanka

12. Thailand ,

a. CULT - Credit Union League of Thailand

b. FSCT - Federation of Savings and Credit Cooperatives of Thailand

13. Vietnam, CCF - Central People’s Credit Fund - Vietnam

Sebutan Credit Union di berbagai tempat:

  • Di negara-negara Afrika, Credit Union dikenal dengan "Savings And Credit Cooperative Organizations" (SACCOs), yang menekankan pentingnya menabung sebelum meminjam.
  • Di negara-negara berbahasa Spanyol, Credit Union disebut dengan Cooperativas De Ahorro y Crédito,
  • Di Meksiko, negara yang juga berbahasa Spanyol, Credit Union lebih dikenal dengan nama Caja Popular.
  • Sementara itu, dalam bahasa Prancis, Credit Union dikenal dengan Caisse Populaire dan Banque Populaire.
  • Di Afganistan, Credit Union disebut Islamic Investment and Finance Cooperatives (IIFCs) yang sejalan dengan praktik perbankan Islam (syariah).

Kelahiran Credit Union di Indonesia Menyebut CU di Indonesia tidak terlepas dari sosok seorang yang bernama lengkap Carolus Albrecht, SJ, atau yang lebih dikenal dengan nama Karim Arbie ;Seorang pastor kelahiran Altusried, Augsburg, Jerman  Selatan, pada 19 April 1929. Beliau ditugaskan ke Indonesia pada Desember 1958, bermula di Girisonta, Jawa Tengah lalu kemudian ke Jakarta dan Semarang. Gereja Katolik menyadari dan memandang pentingnya pemberdayaan ekonomi kerakyatan oleh karena itu pastor Albrecht, SJ, dan pastor Frans Lubbers, OSC,ditugaskan mengembangkan  CU se-Indonesia bersama Delegasi Sosial (Delsos). Beragam cara dilakukan guna mensosialisasikan gerakan CU ini. Berkat perjuangan dan kerja keras Karim Arbie dan kawan-kawan, CU berkembang ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahun 1990 disaat usia beliau menginjaki 61 tahun ditugaskan ke Timor-Timur. Situasi konflik sedang melanda eks provinsi ke-27 Indonesia ini. Beliau ditembakki orang tak dikenal di Dilli, Timor Leste. Gugurlah pahlawan CU Indonesia ini dengan meninggalkan  mutiara berharga bagi kemajuan gerakan CU sampai kini. Namun seperti apa saja sesungguhnya sejarah gerakan CU di Indonesia? Sudah masuk sejak kapankah? Gerakan CU di Indonesia bermula dari massa pemerintahan Presiden Soekarno. Namun belumlah dipraktekkan dan penerapan dengan sepenuhnya karena situasi perekonomian yang morat-marit. Hingga akhirnya massa orde baru pun tiba. Tak jauh berbeda, situasi perekonomian pun belumlah stabil, maka kemudian ada kerinduan untuk menggerakkan perekonomian rakyat dengan bentuk koperasi. Dan salah satunya Credit Union yang menjadi pilihan itu. Adapun pun tahap perkembangan tersebut akan dibagi dua, yakni di massa Orde Lama dan massa Orde Baru. 1.Credit Union di Massa Orde Lama Gerakan Credit Union atau Koperasi Simpan pinjam sebenarnya sudah masuk ke Indoneia pada tahun 1950, dibawa beberapa sukarelawan yang sudah mendirikan usaha-usaha simpan pinjam menurut prinsip Raiffeisien. Pemerintah Indonesia juga sudah pula menjalankan koperasi kredit dengan memakai sistem yang sama sejak tahun 1955 sampai dengan tahun 1959. Pada permulaan tahun 1960-an terjadi musibah dimana terjadi gejolak inflasi melanda negara Indonesia yang sangat hebat. Banyak usaha yang bergerak dibidang simpan pinjam menjadi tak berdaya, sebabnya karena tidak bisa menentang inflasi yang kian melaju. Koperasi-koperasi tersebut akhirnya banyak yang berputar haluan menjadi koperasi Konsumsi. Uang merupakan media yang dijadikan spekulasinya. Maka kemudian koperasi ala Raiffeisen ini tidak terdengar lagi gaungnya. Dan yang banyak bermunculan justru Koperasi Serba Usaha (KSU). 2.Credit Union di Massa Orde Baru Seiring perjalanan waktu tampuk kepemimpinan kepala negara pun berubah. Pemerintahan Soekarno pun lengser, Indonesia memasuki perode baru yang dinamakan massa Orde Baru. Ada satu hal yang berbuah positif, yakni kondisi perekonomian perlahan-lahan membaik dan stabil. Hal ini mulai terlihat dan dirasakan pada tahun 1967. Kala itu penggerak ekonomi masyarakat mulai memikirkan konsep perekonomian yang cocok bagi kalangan masyarakan ekonomi menengah kebawah. Dan koperasi kredit dianggap yang paling cocok diterapkan di Indonesia. Gaung pun bersambut, maka kemudian di undanglah pihak WOCCU atau Dewan Dunia Koperasi Kredit ke Indonesia. Undangan tersebut sangat ditanggapi positif oleh pihak WOCCU. Tak tanggung-tanggung mereka mengirimkan salah satu tenaga ahlinya, yaitu Mr. A.A Baily. Setelah diadakan pertemuan itu, didiskusikanlah kemungkinan dikembangkannya gagasan CU di Indonesia sebagai sarana sekaligus wahana pengentasan masyarakat marginal. Sebagi tindak lanjut, beberapa orang mengadakan study circle secara perodik di Jakarta. Dan akhirnya bersepakat membentuk wadah bernama Credit Union Counselling Office (CUCO) pada awal Januari 1970 dipimpim oleh K. Albrecth Karim Arbie, SJ, untuk memimpin kegiatan operasionalnya. Pada tahun 1971 Drs. Robby Tulus diangkat sebagai Managing Director. CUCO ini antara lain berfungsi memberikan konsultasi, menyediakan bahan dan program pelatihan, menyelenggarakan kursus-kursus, menyebarkan informasi serta merintis Badan Koordinasi Koperasi Kredit. Untuk mendapatkan legalitas dari pemerintah, CUCO,  Direktur Jendral Koperasi,  Departemen Tenaga Kerja , transmigrasi dan koperasi yang pada masa itu dijabat oleh Ir. Ibnoe Soedjono. Tanggapan positif pun datang dari Direktur Jenderal Koperasi dengan memberikan massa Inkubasi selama 5 tahun kepada CUCO untuk mengembangkan gagasan gerakan Kredit Union di Indonesia. Massa Inkubasi pun berakhir dengan diadakannya Konferensi Nasional Koperasi Kredit (KNKK) di Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah pada bulan Agustus 1976. Konferensi ini juga dihadiri oleh Ir. Ibnoe Soedjono sebagai Direktur Jenderal Koperasi. Sejak itulah secara Nasional nama Koperasi Kredit di ganti dengan Credit Union. Selaku kapasitasnya sebagai Direktur Jenderal Koperasi, dan kemudian diberikan restu kepada CUCO untuk melanjutkan kegiatan mengembangkan Credit Union di Indonesia dengan menyesuaikan diri kepada ketentuan – ketentuan  dalam UU No. 12/1967 tentang pokok – pokok Perkoperasian di Indonesia. Tahun 1981 diselenggarakan Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia, dimana dibentuk organisasi baru bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I)  dengan kepengurusan yang dipilih secara demokratis, terpilih sebagai ketua Drs. Robby Tulus. Terjadi pergantian nama dan sifat organisasi. Biro Konsultasi Koperasi Kredit (BK3) atau Credit Union Counselling Office (CUCO) menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) atau Credit Union Coordination of Indonesia (CUCO Indonesia) dan untuk daerah menjadi BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah). Peran CUCO inilah sebagai cikal bakal berkembangnya CU diberbagai daerah di Indonesia, mereka banyak memberikan pelatihan di berbagai wilayah untuk mengembangkan gagasan CU. Saat ini BK3D berubah nama menjadi BKCU dan BK3I berubah menjadi Inkopdit. CU pertama kali didirikan di Indonesia, yaitu CU Kemuning yang berada di Bandung, Jawa Barat. CU ini berdiri pada tanggal 7 Desember 1970, Sepuluh bulan kemudian tepatnya pada tanggal 20 oktober 197 berdiri juga CU Swapada di Jakarta dan merupakan CU pertama di Jakarta. Hingga kini CU Swapada masih berdiri, namun CU Kemuning tidak tau lagi perkembangan nya. Hal ini disebabkan tidak ada lagi informasi yang dapat di gali tentang keberadaan CU ini. Lahirnya CU di Kalimantan Barat Gerakan Credit Union di Kalimantan Barat dimulai ketika Robby Tulus, A.C. Lunardi, Suharto Nazir, dan Sukartono dari Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) yang bekerjasama dengan Delegasi Sosial(Delsos) Keuskupan Agung Pontianak mengadakan kursus dasar bertempat di Nyarumkop dan Sanggau pada 24-28 Agustus 1975. Kala itu yang mengetuai Delsos Keuskupan Agung Pontianak adalah Pastor Pius Camperlle, OFM Cap. Tidak hanya di Keuskupan Agung Pontianak dan Sanggau kegiatan serupa juga rupanya diadakan juga kursus dasar yang diprakarsai oleh Delsos seperti di Keuskupan Ketapang dan  Sintang. Kursus dasar yang diadakan di Nyarumkop dan Sanggau ini diikuti wakil-wakil dari paroki seperti paroki Pusat Damai, Batang Tarang, Jemongko, Jangkang dan Sanggau. Hasil dari kursus dasar tersebut didirikanlah Credit Union Lantang Tipo di Bodok dan Credit Union di Jemongko, Kembayan dan Batang Tarang. Tidak hanya di tempat tersebut Credit Union juga berdiri disejumlah paroki seperti di Sanggau, Pahauman, Menjalin, Sambas, Nyarumkop serta Singkawang. Sudah hampir 10 tahun berdiri tetapi dari 10 Credit Union yang sudah berdiri itu, perkembangannya mandeg. Tidak mengalami kemajuan dan malahan ada yang hidup segan mati tak mau. Semua ini karena manajemen dan daya dukung yang belum memahami gerakan per-Credit Union-an yang sebenarnya. Maka kemudian pada tahun 1985 di Pontianak diadakanlah kursus dasar yang diprakarsai oleh Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Pontianak yang saat itu dikteuai oleh Pius Alfred. Para fasilitator pun dihadirkan dari BK31, yakni H. Woerwanto dan Theodorus Trisna Ansarli. Kursus dasar kali ini melahirkan CU Khatulistiwa Bhakti (KB) Pontianak. Pendirian CU ini dijadikan sebagai Kopdit laboratorium atau tempat belajar bagi sejumlah CU lainnya. Seiring perjalanan waktu, CU KB terus berkembang. Pelatihan-pelatihan yang diprakarsai oleh Delsos (PSE sekarang) menumbuhkan beberapa CU lainnya di Kalbar termasuk CU Pancur Kasih yang ditumbuhkan oleh Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih. Karena sudah berdiri lebih dari 3 CU, maka diperlukan suatu badan yang mengurusi dan mengkoordinir CU di Kalbar. Kemudian terbentuklah Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalbar (BK3D Kalbar) yang diketuai oleh AR. Mecer masa kerja 1988 – 1990. Dan  pada tanggal 28 November 1988 diresmikanlah, yang didahului dengan rapat koordinasi di Delsos Keuskupan Agung Pontianak. Ketua pertama BK3D ini adalah A.R Mecer setelah itu diperiode berikutnya digantikan oleh Pius Alfred. Sempat juga pada massa ini Keuskupan Agung Pontianak tidak mendukung, bahkan meminta kegiatan CU tidak menggunakan fasilitas Gereja. Singkatnya, BK3D Kalbar terbentuk sebagai wadah koordinasi CU-CU di Kalbar. Sejak saat itu CU mulai berkembang dengan pesat di Kalimantan Barat. Banyak CU-CU yang lahir berkat pemberdayaan dan fasilitasi yang dilakukan oleh BK3D Kalbar kala itu. Namun, pengembangan CU belum terencana dengan baik. Produk dan pelayanan masih konvensional. Dana fasilitasi dan pendampingan masih sangat terbatas, belum mandiri dan masih tergantung pada donator. BK3D Kalimantan Barat belum berhasil mengkordinasi CU-CU yang ada sehingga CU masih berjalan sendiri. Namun perlahan namun pasti berkat ketekunan dan komitmen memegang prinsip yang kuat pada tahun 1997-1999, tanda-tanda perkembangan mulai nampak. Manajemen professional mulai ditampakan, secara internal BK3D Kalbar pun mulai mengangkat karyawan paruh waktu untuk melaksanakan aktifitas kantor. CU-CU yang ada mulai terkordinasi dengan baik dan jelas. Telah dilakukan persamaan presepsi tentang visi dan misi gerakan CU. Sejak saat itu pola ketergantungan pada donator luar pun mulai dikurangi dan di alihkan kepada peningkatan keswadayaan dan kemandirian. Pada tahun 2000-an merupakan tonggak dimulainya kebangkitan BK3D Kalbar, dimana prinsip dan filosofi CU dijalankan dengan penuh konsisten sesuai dengan keadaan lokal. Sehingga CU di Kalbar memiliki Kekhasan tersendiri, sehingga CU diwilayah ini disebut juga dengan leading factor perkembangan CU di Indonesia. Mulai dari situlah kemudian orang mengenal CU di Kalbar sebagai laboratorium dalam perekonomian berbasis kerakyatan,sehingga tidak heran banyak orang dari luar dan dalam negeri yang mempelajari dan study banding tentang konsep CU di Kalbar. Sehingga kemudian banyak dari mereka itu yang melakukan negosiasi dan minta difasilitasi agar BK3D Kalbar mendukung pendirian CU di wilayahnya masing-masing. Satu per satu CU di luar Kalimantan berdiri dan berkembang dengan konsep CU khas Kalimantan Barat. Dimulai dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan. Permintaan terus mengalir, maka berdirilah CU di Papua, NTT , Sulawesi , Jawa Timur, Jawa Tengah,dan Jakarta, dan beberapa daerah lainnya. Kenapa masyarakat diluar Kalbar mau mendirikan CU di tempatnya masing-masing tidak lain adalah karena mereka melihat ada sesuatu yang berbeda di sini. Setelah berbagai daerah di Indonesia banyak didirikan CU yang difasilitasi oleh BK3D dan bernaung di bawah BK3D Kalbar. Maka Pada RAT BK3D Kalimantan Barat tahun buku 2003 pada 11 Februari  2004 di Sekadau, nama BK3D di Kalimantan Barat diubah BK3D Kalimantan –Indonesia. Sejak saat perubahan nama dari BK3D Kalbar menjadi BK3D Kalimantan, CU ala Kalimantan menjadi model baru bagi pengembangan CU di Indonesia. Karena perkembangannya yang sangat pesat tersebut mendorong para aktivis untuk mengikuti even-even diluar baik di tingkat Indonesia maupun level Asia. Sejak saat itu CU ala Kalimantan mulai dikenal dunia luar. Namun, untuk mengembalikan prinsip dan nilai-nilai sejati Credit Union, maka melalui lokakarya Tata Kelola Organisasi CU se -Nusantara anggota BK3DK pada tanggal 2-5 Juli 2008 yang diadakan di Hotel Merpati, Pontianak,BK3DK diubah namanya menjadi Badan Koordinasi Credit Union Kalimantan (BKCUK) yang digunakan hingga sekarang. Dari perjalanan sejarah CU di Indonesia, berikut ini adalah inisiator awalnya : 1.Albrecht Karim Arbie, SJ 2.Drs. Robby Tulus 3.Ir. Ibnoe Soedjono 4.John Collins, SJ 5.Raden Mas Margono Djoyohadikusumo 6.Prof. Dr. Fuad Hasan 7.Mochtar Lubis 8.Prof. Dr. A.M. Kadarman, SJ 9.A.J. Sumandar 10.John Dijkstra, SJ 11.FX. Bambang Ismawan 12.Frans Lubbers, OSC 13.Nico Susilo 14.Sumitro 15.FX. Susanto 16.Hubertus Woeryanto 17.Theodorus Trisna Ansarli 18.A.C. Lunardi 19.Suharto Nazir 20.Sukartono Lahirnya SejumlahPuskopdit  Baru di Kalbar Sampai saat ini di Kalimantan Barat terdapat 4 (empat) Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) yang membawahi beberapa CU primer, yakni : Puskopdit BKCU Kalimantan (dulu BK3D Kalbar), Puskopdit Kapuas, Pukopdit Khatulistiwa,dan Pukopdit Borneo. Puskopdit BKCU Kalimantan merupakan  CU Sekunder sekaligus tertua di Kalimantan dan sebagai mentor bagi perkembangan sejumlah Puskopdit yang lainnya. Kelahirang sejumlah Puskopdit baru di Kalbar tidak terlepas karena lebih ingin mendekatkan pelayanan kepada anggotanya agar lebih optimal dan efektif. Berikut ulasannya : 1.Puskopdit BKCU Kalimantan Seperti sudah disinggung dalam sejarah gerakan CU di Kalbar, lahirnya Puskopdit ini karena ingin mengkoordinir beberapa CU yang lahir di tahun 1980-an. Semula Puskopdit BKCUK bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalbar-BK3D. Didirikan pada tanggal 27 Nopember 1988. Pendiriannya kala itu tidak terlepas dari  makin berkembangnya CU-CU primer, seperti CU Khatulistiwa Bakti, CU Pancur Kasih, CU Lantang Tipo, CU Banuri Harapan dan lainnya. Karena pengelolaannya yang konsisten dan manajamen yang mumpuni sehingga mendapat predikat CU ala Kalimantan. Sehingga mengundang orang untuk banyak belajar. Mereka yang datang belajar itu dari dalam maupun dari luar negeri seperti Bangladesh, Filipina, Sabah-Malaysia, Myanmar, Timor Leste dan Thailand. Sampai saat ini jumlah CU yang menjadi anggota BKCUK sebanyak 47  dengan  396.972 orang sebagai anggota individu (data per Mei 2013). BKCUK adalah satu-satunya credit union sekunder di Indonesia yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Yakni di Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT. CU-CU tersebut adalah: Khatulistiwa Bakti, Stella Maris, Kingmi, Usaha Kita, Bonaventura, Tilung Jaya, Sabhang Utung, Pancur Dangeri, Kusapa, Jembatan Kasih, Filosofi Petani Pancur Kasih, Manteare, Betang Asi, Almendo, Daya Lestari, Mambuin, Sempekat Ningkah Olo, Sinar Saron, Femung Pebaya, Mototabian, Remaung Kecubung, Kasih Sejahtera, Sumber Rejeki, Mekar Kasih, Hati Amboina, Ndar Sesepok, Sauan Sibarung, Likku Aba, Bahtera Sejahtera, Gerbang Kasih. Dan ditambah lagi anggota baru yang diterima sebagai anggota BKCUK, yakni CU Muara Kasih (Pontianak) dan CUMI Pelita Kasih (Jakarta). 2.Puskopdit Kapuas Cikal bakal terbentuknya Puskopdit Kapuas berawal dari kegiatan pertemuan yang diinisiasi oleh CU Bima bagi beberapa CU untuk membentuk Puskopdit Baru pada tanggal 21 Agustus 2004. Dari gagasan pertemuan tersebut kemudian agar ada lembaga yang memayungi beberapa CU primer di kawasan Timur Kalbar yang belum tergabung dengan BK3D Kalimantan. Karena memang tak dipungkiri juga pertumbuhan beberapa CU primer didaerah timur Kalbar ; Sintang, Kapuas Hulu dan sekitarnya terus berkembang. Adapun beberapa pengurus CU yang hadir dalam pertemuan tersebut yaitu utusan dari CU BIMA, CU Sagu Entibab-Nanga Dangkan Kapuas Hulu, CU Alam Lestari Jopo Sekadau, dan KSP Tepian Teduh- Pelimping  Sintang. Dari pertemuan tersebut di sepakati membentuk PUSKOPDIT KAPUAS dengan anggota CU Primer; CU BIMA, CU SAGU ENTIBAB dan CU ALAM LESTARI JOPO. Sedangkan KSP Tepian Taduh belum menyatakan dirinya untuk bergabung, karena masih akan membenahi Internal  Organisasinya terlebih dulu. Pada April 2012 Puskopdit Kapuas mendapat kepercayaan dari empat CU primer lainnya yang ingin bergabung ; CU Sumber Berkat, CU Berkat Usaha, CU Kesejahteraan  Sosial dan CU Mandiri Serawai. Saat ini jumlah anggota primer Puskopdit Kapuas ada 7 CU, yakni : CU Bima, CU Sagu Entibab, CU Kesejahteraan Sosial, CU Berkat Usaha, CU Mandiri Serawai, CU Sumber Berkat, dan CU Harapan Kita. Sedangkan jumlah anggota individunya 35.195 orang per per-September 2011. (Sumber; Tabloid CUreview edisi 1/April 2012). 3.Puskopdit Khatulistiwa Pendirian Pusat Koperasi Kredit Khatulistiwa (Puskhat) diawali dari pertemuan dua belas CU primer di Pontianak-Kalimantan Barat pada 22 Juni 2009. Dari pertemuan itu muncul gagasan untuk mendirikan Puskopdit baru. Rencana pun berlanjut, maka pada tanggal 17-18 Juli 2009 diadakan lokakarya rencana pendirian Puskopdit di CU Keling Kumang, Tapang Sambas, Kec. Sekadau Hilir-Kab. Sekadau. Adapun peserta dalam lokakarya ini berjumlah 70 orang perwakilan dari masing-masing CU. Hasil dari lokakarya ini menyepakati untuk pendirian Puskopdit baru dengan melalui votting maka kemudian disepakatilah nama puskopdit tersebut dengan nama Puskopdit Khatulistiwa. Kantornya disepakati berada di Pontianak. Sampai kini jumlah anggota Individu Puskopdit Khatulistiwa berjumlah lebih dari 257.865 orang dengan anggota primer ada 9 (Sembilan) CU. (Data : Per 31/12/2012) Adapun anggota primer Puskopdit Khatulistiwa itu, yakni : CU Keling Kumang, CU Semandang Jaya, CU Tri Tapang Kasih, CU Semarong, CU Banuri Harapan Kita, CU Mura Kopa, CU Nyai Anta dan CU Pancur  Solidaritas. 4.Puskopdit Borneo Puskopdit Borneo didirikan pada tanggal 23 Juli 2011 oleh tiga CU, yakni CU Lantang Tipo, CU Pancur Kasih dan CU Keluarga Kudus. Adapun kenapa Puskopdit ini didirikan karena mengingat peran CU sekunder ini begitu penting dan mendesak peranannya  dalam menumbuhkembangkan serta memberdayakan CU primer untuk mewujudkan kesejahteraan anggota yang memiliki cirri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Sampai saat ini jumlah CU yang bernaung di bawah Puskopdit Borneo sebanyak 4 CU dengan jumlah anggota perorangan sebanyak   orang.  Saat ini berdasarkan data Pusat Informasi Credit Union (PICU) INKOPDIT jumlah anggotanya menjadi 252.234 orang (data per 31 Desember 2012). Sedangkan jumlah keanggotaan CU Primer bertambah dari semula 3 (tiga) CU Primer menjadi 4 (empat) CU Primer pada tahun 2012 (tiga anggota tetap dan satu anggota binaan). Referensi : Tabloid CUreview Edisi 1 April 2012

http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/inisiatif/artikel.php?aid=23442/27/3/12

http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/inisiatif/artikel.php?aid=23442/27/3/12

http://komunitassatuhati.com/tentang-cu-di-indonesia/28/3/12

ww.cuwelamomang.com/sejarah-credit-union-dunia/27/3/12

http://klikcreditunion.com/sejarah-cu/sejarah-di-dunia/53-sejarah-awal-credit-union

http://www.cucoindo.org

http://www.zimbio.com/member/igndjoko/articles/RE6x7Eto1rF/Pastor+Karl+Albrecht+Karim+Arbie+SJ+Pendiri/28/3/12

http://puskopditkap.wordpress.com/

http://puskapuas-stg.blogspot.com/

http://www.puskhat.org/index.php/pb/ds

http://puskopditborneo.com/index.php/profile-puskopdit-borneo/sejarah

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun