Mohon tunggu...
Zukhair
Zukhair Mohon Tunggu... -

Piss bro

Selanjutnya

Tutup

Catatan

SUN****

7 September 2013   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:14 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang saya merasa geli sendiri, jika mendengar anak anak ketika sedang bermain terselip dari mulut dan mereka beberapa kata kata “kotor” seperti Sun****, Ka**lam**,***tili, dan banyak lagi (di daerah lain mungkin berbeda). Walau terkesan bercanda dan tetapi pengucapan kata kata “kotor” tersebut cukup mengganggu ditelinga. Mungkin hal tersebut sering kita jumpai dimana mana baik itu di area pergaulan kita, facebook,twiiter, dan media media social lainnya. Saya bertanya dalam hati, walau saya sering juga melakukannya jika merasa jengkel terhadapa sesuatu hal (hehehehhe... )tetapi hal tersebut cukup mengganggu. Bagaimana kebiasaan tersebut bisa diserap dengan mudah oleh anak anak kecil disekitar kita ?. Dimana etika perilaku bertutur yang santun dan etis khas sesuai adat ketimuran kita yang terkenal itu ?. Kenapa kita jadi begitu gampang mengeluarkan kata kata “kotor” yang hanya diucapkan untuk menghina atau merendahkan sesuatu atau seseorang ?. Kenapa kata kata tersebut menjadi begitu enteng dilidah kita sehingga ketika melihat sesuatu yang terasa tak berkenan, baik itu dalam keadaan “bercanda” segerombolan kata kata tersebut keluar bak kuda liar menyerang objeknya ?. Apakah kita telah menjadi sebuah masyarakat yang pemarah atau penghina ?.

Jika dipandang dari Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai media komunikasi dan sebagai media ekspresi yang menggambarkan pikiran maupun kondisi emosional yang berupa symbol bunyi maupun tulisan. Bahasa merupakan media komunikasi yang mana seseorang dapat memahami lawan bicara kita.

Sedang jika berdasarkan tujuannya, Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) ada beberapa fungsi berdasarkan tujuannya : 1. Fungsi praktis, 2. Fungsi cultural, 3. Fungsi artistic, 4. Fungsi edukatif, 5. Fungsi politis. Dalam melihat fenomena diatas, fungsi Kultural bahasalah mengambil peran dalam membangun sebuah kebudayaan yang etis dan bermartabat yang bertujuan memanusiakan si pemakai bahasa tersebut. Kata kata “Kotor” difungsikan sebagai sebuah wujud sanksi social masyarakat terhadap orang yang diaggap melanggar kultur adat setempat karena diaanggap melakukan perbuatan yang tercela. Itu pun dipakai setelah melalui pendekatan yang etis dan menggunakan kata kata santun ataupun dialog untuk merubah perilaku si pelaku. Pun kata kata tersebut dipakai untuk menyadarkan pelaku akan perbuatan dalam fungsinya untuk menyadarkannya agar dia sadar akan perbuatannya.

Jika diartikan secara etimologi, rata-rata kata tersebut mengandung makna yang sangatlah buruk. Tetapi, peralihan fungsi bahasa kata kata “kotor” tersebut dipakai untuk menggambarkan untuk mengintimidasi seseorang baik secara lisan maupun tulisan atau sebagai symbol keakraban “sebenarnya itu aneh” atau malah hanya karena iseng saja. Dari aspek sosiologis pengucapan kata kata “kotor”, bahasa sebagai pembentuk kebudayaan dapatlah mendeskripsikan moralitas dari suatu perdabadan. Untuk mengukur tinggginya suatu peradaban bisalah kita mengukur dari produksi dan pemakaian tata bahasanya yang mana masyarakat tersebut dapatlah memproduksi kata kata yang kaya dan beradab.

Sudah merupakan peran segala pihak, baik itu dari lingkup keluarga, sekolah, tetangga, maupun masyarakat sebagai satu kesatuan untuk memberikan edukasi kepada “pelaku” atau lah mungkin teguranlah. Fungsi bahasa yang digunakan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia beralih fungsi untuk menjatuhkan harkat dan martabat seseorang dan yang lebih buruknya lagi itu dilakukan hanya karena iseng.

Hadduuuhhh apakah moralitas kita sudah separah itu yah?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun