Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Petirtaan Garudeya, Temuan Spektakuler di Jombang

10 November 2019   06:06 Diperbarui: 10 November 2019   09:38 2311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua bulan terakhir, Dusun Sumber Beji, Desa Kesamben Kecamatan Ngoro, Jombang jadi sorotan. Pasalnya, di dusun pinggir jalan poros Mojowarno-Ngoro-Pare ini ditemukan bangunan purbakala berupa petirtaan (patirthan) atau pemandian kuno.

Penasaran dengan berita ini, maka siang itu, selepas dhuhur, saya pamit undur pada teman-teman yang masih melanjutkan acara di pusat kota Jombang. untuk kunjungi lokasi ini. Mumpung lagi ada Jombang. 

Segera, saya bersama Toriza, susuri jalan mengikuti GPS yang sudah disetting menuju Dusun Sumber Beji. GPS mengarahkan kendaraan lewat jalan poros Jombang-Ngoro yang lumayan lebar dan mulus. Lalu lalang kendaraan lumayan padat tapi lancar. Lima belas menit kemudian lewat di kawasan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Setelahnya, kendaraan terus melaju dan tiba di pertigaan Jalan Blimbing, GPS mengarahkan untuk lurus menuju Mojowarno, lewat Jalan Raya Sidowarek dan Jalan Gajah. Jalan ini sebenarnya tidak asing bagi saya, lantaran kadang saya lewati saat berkunjung ke rumah mertua di Kediri. 

Lima menit selepas pertigaan, GPS mengarahkan kendaraan agar belok ke kanan. Masuk gang sempit. Sekilas saya baca ada tulisan Desa Gajah.

Lima ratus meter masuk ke dalam kampung tiba di persimpangan. Pelan-pelan saya susuri jalan kampung yang aspalnya mulai terkelupas, Akhirnya berhenti di ujung dan ketemu seorang penduduk. Saya turun dan menanyakan letak temuan purbakala Sumber Beji.

Situs di tengah kebun jadung (dokpri)
Situs di tengah kebun jadung (dokpri)
"Panjenengan lurus mawon. Terus menggok ngiwo. Tumut dalan aspal. Mangke wonten grumbul-grumbul. Sendang e wonten mriko" (Anda lurus saja. Lalu belok kiri, ikuti jalan aspal.

Nanti di tempat yang banyak pohon besarnya, sumber airnya ada di sana), kata penduduk sambil mengarahkan lewat jalan yang membelah kebun yang sepi. Benar, begitu ditelusuri sesuai petunjuk. akhirnya tiba juga di sebuah tempat yang rindang di tengah kebun jagung 

Di pelataran ini tampak berdiri banyak pohon besar. Salah satunya Pohon Beringin yang sudah patah bagian pucuknya. Menandakan usianya yang sudah cukup tua. Lokasi seperti ini biasanya dikeramatkan oleh penduduk setempat.

Biasa disebut Punden. Tempat penduduk melaksanakan selamatan desa, ritual dan sejenisnya. Nampak, beberapa warung sederhana berderet di pinggir pelataran. Bergegas saya menuju situs purbakala yang bikin penasaran.

dokpri
dokpri
Saya mendekat ke sebuah area yang mirip bekas embung. Orang kampung biasanya menyebut sendang atau sumber air. "Tempat ini memang sumber air, Mas" kata seseorang penduduk yang berdiri di samping saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun