[caption id="attachment_246379" align="aligncenter" width="393" caption="Ijo Royo-royo. Jalan menanjak di Gunung Penangggungan (dok ottes)"]Masterpiece di G. Penanggungan, Candi berief lengkap dengan Goa (dok ottes)
Pawitra, nama kuno G, Penanggungan. Tertulis di kitab Tantu Panggelaran dan Negarakrtagama, sebagai gunung suci yang dipercaya tempat bersemayam dewa dan arwah leluhur. Di abad 15, muncul upaya Millenarisme: Membangun Candi "Punden Berudak" Di Gunung-gunung, sebagaiupaya mengembalikan kejayaan Majapahit yang mulai pudar. Dari 80-an candi, ada satu yang istimewa. Mungil, namun dibangun dengan citarasa seni tinggi. Hampir seluruh dinding penuh dengan relief. Lengkap dengan Goa Pertapaan yang didindingnya juga diukir relief. Itulah Kendalisodo, Masterpiece Candi G. Penanggungan.
*******
Pukul 07.00, kaki menjejak di kompleks Patirtaan Jalatunda. Matahari mulai naik merambat. Cahayanya menerobos celah-celah pepohonan yang rimbun. Udara segar menyelusup ke pori-pori. Kaki mulai basah oleh embun-embun yang belum kering. Sesuai rencana, hari ini akan menelusuri Bukit Bekel (bukit di bagian barat G. Penanggungan). Melacak jejak Candi Kendalisodo.

Berjalan perlahan menyusuri jalanan setapak nan rumpil. Setengah jam kemudian sampai di bekas sungai berbatu yang kering.. Arah kanan ke Puncak gunung. Ke kiri menuju Bukit Bekel. Ambil arah kiri. Baru beberapa langkah, jalur mulai menanjak. Untungnya kanan kiri tumbuhan menghijau. Sehingga perjalanan tidak membosankan. Makin mendekat puncak bukit, jalanan hampir tak terlihat. Tertutup rerimbunan, perdu dan ilalang, yang sangatrapat. Sempat salah jalan.. Untungnya, ada yang melihat ”juru selamat”. Bendera Merah putih berkibar-kibar di atas pohon. Di dekat situlah Kendalisodo bersemayam.

Setelah melawati candi KAMA II akhirnya, perjalanan lebih dari 2 Jam terbayar lunas oleh pemandangan eksotis di depan mata.. Candi Kendalisodo, berdiri tenang bersandar di dinding bukit. Di depannya jurang menganga dengan pohon-pohon besar menutupinya. Di pojok pelataran nampak Goa, di bawah tebing Batu besar. Tak habis pikir. Entah bagaimana dulu Silpin (pembangun candi) menemukan lokasi ideal ini. Membangun candi lengkap dengan goa-nya!
[caption id="attachment_246384" align="aligncenter" width="500" caption="Detail dengan pahatan Relief Cerita Panji (dok ottes)"]


Candi kendalisodo dikenal sebagai Kepurbakalaan LXV. Itu adalah nomor urut penemuan candi-candi di G. Penaggunganyang totalnya 80 candi, yang dicatat oleh Vand Romondt. Candi ini berteras tiga, dengan tiga altar di puncaknya. Di tengah-tengah terdapat tangga naik menuju puncak. Sehingga mirip dengan punden berundak. Istimewanya, di dinding-dinding candi penuh dengan relief. Menurut Dr. Aris Munandar, reliefnya termasuk Relief Cerita Panji.. Reliefnya dipahat tipis-tipis sehingga rentan terhadap perubahan cuaca. Namun bahaya yang paling mengancam adalah MALING!Ada bagian reliefhilang, sengaja dicongkel!
[caption id="attachment_246388" align="aligncenter" width="500" caption="Karya Silpin di dinding Candi Kendalisodo ... Ayo dilestarikan (dok ottes)"]

Arca Dwarapala sebagai penjaga di depan tangga dipindahkan dan menyatu dengan sudut pipi tangga. Pilihan tempat itu tanpa merubah fungsi Arca Dwarapala sebagai penjaga candi, yang biasanya ditempatkan di depan tangga naik. Ini semata-mata karena keterbatasan lahan yang sempit dan berhadapan dengan jurang. Kreatifitas dan pemikiran yang luar biasa dari para silpin.
[caption id="attachment_246395" align="aligncenter" width="300" caption="Mirip-mirip Arca Dwarapala di sudut pipi tangga teras I (dok ottes)"]

Goa Pertapaan menambah nilai lebih bagi Candi Kendalisodo. Keberadaannya mampu menyatukan keinginanpembangun candi yang mempercayai gunung sebagai tempat bersemayam roh leluhur dengan keinginan untuk mengasingkan diri. Bertapa untuk mencari kekuatan lahir batin guna mengembalikan kejayaan. Tak heran di dalam Goa dipahatkan Relief Mintaraga dan Nawaruci, yang lagi-lagi juga sudah hilang digasak maling.. Maling lagi.. maling lagi! Untuk masuk goa, harus sdikit memiringkan badan. Di dalam ada sedikit ruang cukup untuk dua orang.
[caption id="attachment_246390" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Pertapaan dengan ukiran relief Nawarudi dan Mintagara di dalamnya (dok ottes)"]

Berlama-lama di Candi Kendalisodo sungguh sangat menentramkan hati. Candinya indah karena pembangunanya lihai dan citarasa seninya tinggi. Apalagi udara segar selalumenyapa dari lereng-lereng perbukitan. Mudah-mudahan dengan semakin dikenalnya Candi Kendalisodo tidak makin mengundang tangan jahil untuk mendatanginya. Semoga, Candi Kendalisodo tetap dapat dinikmati sepanjang masa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI