Seiring bertambahnya usia, baru kupahami bahwa mereka adalah anak yang ditinggal ayah atau orang tua sekaligus, karena konflik rumah tangga. Syukurnya mereka (sepertinya) baik-baik saja.
Kepada yang begini, aku yakin kebanyakan orang akan setuju jika si anak di kemudian hari tak peduli pada orang tuanya. Justru jika mereka menyambut kedatangan orang tua setelah mereka sukses, orang lain malah ikutan sakit hati.
Hanya saja aku jadi teringat doa yang sering diajarkan para guru TK pada anak-anak, yang diambil dari surah al-Isra' 24; "Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."
Anak-anak yang semasa kecil tak menemukan sosok ayah, ibu, atau keduanya karena alasan yang buruk, mungkin enggan membaca doa ini. Karena jika dimintakan perlakuan yang sama dengan yang mereka terima, justru jadi semacam balas dendam.
Artinya, Allah memang mengajarkan manusia sebuah ketentuan logis. Untuk mendapatkan anak yang baik, jadilah orang tua yang baik. Apa yang ditanam, itu yang dituai. Â