Ada mitos buruk yang pernah dialami kakakku lalu ia ceritakan padaku di masa kecil dulu.
"Waktu kami kecik," kata kakakku, "Uni itu kalau mau main dengan kami, kepalanyo mesti ditokok dulu."
Yang dipanggil uni adalah ibu dari temanku. "Karena?"
"Karena dio anak haram, jadi orang-orang tuo sini ngajarin kayak gitu biar dak nular degilnyo."
"Emangnyo mamak L degil?" tanyaku.
"Dak sih, tapi centil. Itu si L kan lahir di luar nikah jugo. Untung dak ado lagi yang ngajari nokok-nokok, jadi orang dak tau."
Nah, simpulkan sendiri!
Orang tua yang merasa bertanggung jawab, seharusnya tidak berhenti pada menikah, tapi terus menunjukkan tanggung jawab mereka dengan mendidik anak-anak agar dosa yang sama tidak dilakukan lagi.
Meski dikatakan "dosa yang harus dibayar", kita punya garansi menolak takdir buruk dengan doa. Jadi pikir baik-baik sejak awal sekali, kalau tak mampu mendidik anak, sebaiknya jangan bikin anak.
Baca juga: Anak-anak Juga Bisa Depresi
Bahkan Anak dari Hubungan Normal pun Rentan DitinggalkanÂ
Semasa kecil, aku sering mendapati teman-teman yang tak diketahui di mana ayah mereka. Bahkan ada yang tak pernah kulihat orang tuanya, ayah maupun ibu. Seingatku aku tak pernah bertanya pada mereka, karena dilarang oleh orang tua dan kakak-kakak di rumah.