Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kami di Tengah Gelombang Pandemi

8 April 2020   07:00 Diperbarui: 8 April 2020   07:16 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Matt Hardy on Unsplash

Hari itu, sebenarnya aku punya modal untuk panic buying. Tapi aku khawatir, jika membeli di luar jumlah biasanya, tetangga yang melihat akan ikut panik.

Beli ke swalayan besar? Aku ogah berdesak-desakan. Antre saja aku malas.

Syukurnya kemudian beredar video seseorang yang makan nasi hanya berlauk telur ceplok dan kecap. Aku merasa terdukung, dan makin yakin sudah berada di jalur yang benar.

Pikirkan orang yang dalam kondisi normal saja kesulitan memenuhi kebutuhan mereka!

Sebenarnya aku telah 'diajari' untuk tidak membeli di luar batas kewajaran ketika presiden mengumumkan pasien Covid-19 pertama di awal Maret lalu. Ketika itu, suami baru pulang dari Jawa, dan aku bersama anak-anak hendak menjemput ke bandara.

Malamnya aku memesan satu boks masker pada beberapa teman yang bekerja di apotek. Berpikir aku akan butuh banyak selama virus Corona masih menghantui dunia. Jadi menurut perkiraan, paginya aku akan mendapat beberapa boks masker untuk persediaan selama pandemi.

Sebelum memesan, aku sudah mendatangi beberapa apotek dan minimarket Alfa/Indo yang ada di tiap tikungan itu, semua mengaku stok maskernya kosong.

Ketika kupesan pada teman yang bekerja di apotek, kebanyakan mereka menyanggupi. Hanya satu orang yang bilang stok kosong sejak Corona masih di Wuhan.

Kemudian terbacalah sebuah broadcast, yang intinya mengimbau masyarakat agar jangan memborong masker. Sebab pihak medis lebih membutuhkan daripada warga biasa. Akan berbahaya jika pada kondisi darurat, yang lebih membutuhkan justru tidak mendapatkannya.

Seketika aku merasa jahat. Alasan yang disampaikan penulis pesan tepat sekali, ada tenaga profesional yang jauh lebih membutuhkan daripada awam sepertiku.

Untungnya, pagi-pagi sekali semua yang semalam menyanggupi, mengirim pesan maaf. Ternyata stok masker di apotek mereka kosong. Dalam waktu semalam! Tak sesakti bikin candi sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun