Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selangkah Demi Selangkah Menjadi LGBT

8 Januari 2020   09:53 Diperbarui: 8 Januari 2020   09:55 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gara-gara salah satu video di Instagram, aku jadi tertarik pada sebuah grup band asing yang lagu dan performance frontman-nya menurutku keren. Kucari band itu di Youtube, kemudian mengoleksi lagu-lagunya di daftar tontonan.

Seringnya gak kutonton sih, didengarkan saja sambil menulis. Karena suara TV yang ditonton Mamak sering masuk ke kamar, dan lumayan mengganggu.

Sebagaimana biasa, seperti kalau habis menonton film dan merasa tertarik. Aku akan mencari tahu siapa yang kutonton ini, namanya, pasangannya, keluarganya, dll. Tapi kemudian, pencarianku terhadap vokalis band tersebut berujung kekecewaan.

Sebab sang vokalis ternyata pendukung LGBT (lesbi, gay, biseksual, dan transgender). Tadinya kekagumanku menjadi-jadi saat melihat salah satu video klip lagunya yang memperlihatkan keharmonisan ia dan istri bersama anak-anak mereka.

Bagiku inspiratif sekali, di zaman banyak orang tak percaya pada pernikahan, bahkan ada yang memilih tak usah punya anak. Ia justru memperlihatkan betapa pentingnya sebuah keluarga. Mana anaknya banyak lagi!

Apakah mendukung LGBT berarti juga mengalami disorientasi seksual? Aku belum baca mendetail alasan ilmiahnya. Tapi kemungkinan itu ada. Yang tidak mendukung, tapi ternyata juga pelaku LGBT, ada juga. Terlalu luas untuk dibahas.

Entah karena kurang kerjaan atau terlalu ngefans (sepertinya yang kedua bukan, aku jarang-jarang bisa ngefans orang), kulihat dan kusandingkan beberapa foto dan video vokalis band tersebut dari masa ke masa.

Ada video yang memperlihatkan momen pernikahannya, momen cerai (setelah keromantisan lampau, ternyata ...), foto masa muda, hingga foto terkini. Kulihat penampilannya makin ke sini memang makin kemayu. Dulu dia biasa saja, tidak kurus tidak gemuk. Sekarang six pack! Nah, makin menjadi-jadi su'uzhonku.

portal-islam.id
portal-islam.id
Dalam sebuah wawancara terbaru. Kulihat gaya duduknya tidak selayaknya laki-laki yang terbiasa banyak makan tempat. Mengenakan celana ketat, kakinya menyilang seperti ibu-ibu bergaun. Sotoyku kumat, kurasa inilah alasan mereka bercerai.

Andai aku bisa ngobrol dengan mantan istrinya, mungkin keluh kesah yang ia punya bisa dijadikan novel. Dari beberapa bacaan, ada kemungkinan mantan suaminya semula adalah laki-laki normal, yang kemudian salah gaul. Bagaimana bisa punya anak seabrek-abrek kalau dari dulu dia tak tertarik perempuan. Ups, ini kan masih dugaan ya. Maunya ngegas.

Menurut neuro psikolog dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ihshan Gumilar, LGBT adalah penyakit mental. Bukan bawaan lahir, sehingga pasti bisa disembuhkan. Selain bisa disembuhkan, LGBT juga bisa menular. Jadi jangan merasa aman jika dari awal kita memang tidak tertarik menjalin cinta pada yang sejenis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun