Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiamat Bukan Hoaks, tapi Nggak Gitu Juga!

28 November 2019   09:32 Diperbarui: 28 November 2019   09:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang apa gunanya sih memproduksi hoaks? Ya aku bukan pakar, tapi setidaknya kita sudah merasakan. Dengan adanya hoaks, akan muncul kegaduhan. Masalah pokok yang sebenarnya patut dipikirkan, bisa dilupakan orang karena fokus kita terpecah pada yang lebih menarik.

Perkara kiamat itu kan sama gaib dan pastinya dengan kematian. Siapa yang bisa memastikan nanti sore dia masih hidup? Artinya mati dan kiamat itu pasti. Fokus kita seharusnya adalah pada upaya kita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di sana.

Pembahasan tentang kiamat juga telah dilakukan oleh para ulama sejak dulu. Tapi karena berangkat dari dalil yang shahih, maka tidak berujung pada ramalan waktunya. Dan niat baik para ulama agar umat waspada dari penyakit al-wahn (cinta dunia takut mati) tercapai.

Dunia ini akan habis, itu tujuan utama materi tentang kiamat. Jangan ngoyo mencari yang pasti habis!

Mempelajari tentang kiamat, seharusnya kita makin yakin dengan kedatangannya, bukan stres dan malas berusaha. Gimana gak yakin, wong ilmu pengetahuan saja sudah menyebutkan bahwa usia bumi kian tua. Pada masanya nanti, planet ini akan kehabisan tenaga untuk terus berputar dan memutari matahari. Pun demikian dengan matahari dan galaksi. Akan ada waktunya di mana planet-planet akan bertabrakan.

Demikian pula soal catatan amal. Biar saja orang tak percaya adanya akhirat. Kita pribadi bisa meyakini salah satunya melalui hikmah jejak digital. Rekaman video 2009 bisa kita lihat hari ini. Berita tentang seseorang yang muncul di internet tahun 2001 masih bisa kita akses saat ini. Masa iya, Allah kalah dengan Google?

Kalau manusia bisa menciptakan robot. Yang menciptakan manusia tentu lebih canggih teknologinya dari sekadar membuat robot dari dan untuk sistem komputer. Jadi, bahwa catatan perbuatan kita sejak baligh akan dibuka secara detail di akhirat nanti, itu masuk akal!

Oh ya, kenapa tema kiamat makin laku? Bukan karena makin dekat (ya kiamat mungkin sudah dekat, tapi lihat konteks kalimatku ya!) faktor yang membuat tema ini terus laris, adalah banyaknya peminat. Sehingga akun-akun Youtube yang sebenarnya lebih menimbang keuntungan adsense daripada kesadaran umat, terus memproduksinya.

Endors yang lumayan untuk menghidupi admin Instagram itu lebih menarik daripada keinsafan followernya. Begitu pula medsos lain yang semuanya berpeluang menghasilkan keuntungan dunia untuk pemiliknya. Yang tanpa mereka sadari, itu pun bukti dekatnya kiamat.

Jadi, daripada uring-uringan memikirkan Dajjal keluar dari sebelah mana. Arab kebanjiran sampai turun salju. Mending puas-puasin hidup di dunia. Puas-puasin ibadah, biar tidak menyesal kalau sudah telanjur masuk tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun