Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Tri Suci Hari Keagamaan yang Jatuh Berdekatan

22 Maret 2023   01:51 Diperbarui: 22 Maret 2023   01:57 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2023 ini terasa istimewa. Momen sakral bagi tiga penganut agama berbeda di negara kita yakni Hindu, Islam, dan Kristen terjadi pada rentang waktu yang berdekatan bahkan nyaris bersamaan.

Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi pada 22 Maret. Sehari berikutnya, umat Muslim memasuki bulan suci Ramadan, melaksanakan ibadah Puasa sampai sebulan penuh lalu merayakan Hari Raya Idulfitri.

Umat Kristen pada awal April tepatnya tanggal 7 April akan mengenang hari wafatnya Yesus Kristus (Jumat Agung), dilanjutkan perayaan Hari Kebangkitan atau hari Raya Paskah tiga hari berikutnya (hari Minggu). 

Bagaimana kita memaknai fakta ini? Apakah biasa-biasa saja karena menganggap itu peristiwa "rutin" yang kebetulan jatuh di momen yang nyaris bersamaan?

Menurut saya, betapa pun perayaan hari keagamaan adalah hal "rutin" yang dilaksanakan setiap tahun tak semestinya membuat pemaknaan kita terhadap momen tersebut menjadi biasa-biasa saja. Demikian halnya betapa pun momen hari keagamaan berbeda yang jatuh nyaris bersamaan adalah hal kebetulan, semestinya tak berlebihan pula bila kita mencoba memaknainya sebagai sesuatu hal yang istimewa. Ya, kebetulan yang bernilai istimewa.          

Sebagai seorang pemeluk agama Kristen, jelas bahwa pemahaman dan pemaknaan saya terhadap momen hari Nyepi dan Ramadan sangat terbatas. Namun dari berbagai literatur yang ada, ditambah lagi interaksi dan pengamatan pribadi terhadap saudara-saudara pemeluk agama Hindu dan Islam, sekurang-kurangnya saya punya sedikit gambaran.

Satu hal paling substansi berkaitan dengan perayaan hari besar keagamaan (termasuk Nyepi dan Ramadan) adalah mengingatkan manusia untuk semakin bergantung dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Perayaan hari besar keagamaan adalah deklarasi manusia sebagai insan yang sangat terbatas dan meyakini ada kekuatan lebih besar di luar dirinya yang layak untuk disembah dengan segenap hati.

Nyepi adalah momen hening untuk bersungguh-sungguh datang ke Sang Pencipta, beralih dan melupakan sejenak kebisingan dunia.

Ramadan sebagai bulan suci maka umat Muslim akan berpuasa secara jasmani menahan lapar dan haus sekaligus berpuasa mengekang dan mengendalikan segenap keinginan dan hawa nafsu.                            

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun