Mohon tunggu...
ricky subagja
ricky subagja Mohon Tunggu... -

Just A Little Boy Who Tried To Find Out Who He :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Senja Di Kota Tua

1 Mei 2012   10:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terduduk lemas dan tak berdaya dengan mata berurai air mata itulah yang pertama aku lakukan saat mengetahui kabar bahwa ayahku telah meninggal dunia. Ini adalah cerita ku saat masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 2. Saat itu aku sedang bermain di rumah nenek yang berada di desa Bangunkerto Kota DIY. Ooh iiah kalian belum tau siapa aku, kenalkan namaku adalah topan lengkapnya topan aditio. Aku lahir di Jakarta 4 desember 1985 saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta menjadi seorang direktur utama pemilik perusahaan. Aku akan menceritakan tentang kisah ku yang mungkin buat ku adalah kisah yang akan selalu ingat dalam setiap detik waktu yang berdetak. Kembali ke cerita pertama ku. Aku tinggal disana beberapa lama bersama nenek sampai aku kelas 3 sma.Kalian tau lah yang namanya broken home itu seperti apa ? kedua orang tua berpisah dan akulah yang menjadi korbannya. Ku akui saat itu aku merasa sangat kesepian sampai akhirnya aku menemukan seorang anak sebaya ku yang bisa aku sebut teman sejati selamanya. Namanya adalah bayu anggabaya, haha nama yang terlalu kejawen karena dia memang asli orang jawa. Aku bertemu dan mengenal dia saat menjadi siswa baru di SD 01 bangunkerto kecamatan turi, kabupaten sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertama kali aku masuk sekolah aku duduk dengan dia, anaknya lugu pemalu dan pendiam namun dia baik dan setia kawan, itulah yang sangat aku suka dari sifatnya hingga sekarang. Hari demi hari berlalu aku pun semakin akrab dan sering bermain dengannya. Pernah suatu waktu aku di takali oleh kaka kelas dan dia pun yang membela ku habis habisan, haha aku memang anak lemah yang tidak bisa olahraga dan penakut pastinya. Setelah lulus SD kami pun masuk ke SMP yang sama dan semakin akrab seperti layaknya seorang saudara kandung. Aku senang dapat sahabat seperti dia yang selalu coba mengerti keadaan dan sifat ku yang egois. Dia sabar pengertian dan yang aku paling suka dari dia adalah kesetiaannya sebagai kawan, yang jauh mengutamakan kawan dari pada sekedar pacar, karena dia percaya sahabat akan abadi sedangkan pacar mungkin bisa terpisahkan oleh suatu keadaan tertentu. Hari demi hari minggu demi minggu dan bulan demi bulan pun kita lalui bersama. Pernah suatu waktu dia mempunyai seorang pacar dan dia telah menjalani hubungan itu hamper setengah tahun. Namun ternyata kekasih dia itu tidak suka kepadaku dan menyuruhnya untuk tidak bermain dengan ku lagi. Bayu pun berkata kepadanya “maaf aku jauh lebih memilih sahabatku daripada kamu, karena aku yakin dia jauh lebih berharga daripada kamu yang belom tentu bisa mengerti semua keadaanku” lantas dia pun pergi meninggalkan wanita itu.

Akhirnya kami pun lulus SMP dan berlanjud ke SMA persahabatan kami pun tetap sama tidak pernah berubah meskipun terkadang mendapatkan cobaan berupa konflik perbedaan pendapat. Tapi kamu selalu berkomitmen tidak ada yang bisa selalu berfikiran sama di dunia setiap orang mempunyai pendapatnya sendiri sendiri, hanya bagaimana kita saling mengerti dan mencoba pendapat itu. Tidak terasa 3 taun berlalu di SMA dan kami pun siap untuk lanjud ke perguruan tinggi. Namun tiba tiba aku shock berat saat kami berdua sedang kegirangan karena lulus dengan nilai yang memuaskan mama ku di Jakarta menelefon ku dan mengatakan bahwa papa ku baru saja meninggal dunia karena serangan jantung stadium akhir dan tak bisa terselamatkan. Disitu aku menangis dan tidak tahu harus berkata dan melakukan apa. Satu satunya orang yang menyuport dan selalu di sampingku adalah bayu yang tidak lain adalah sahabt sejati ku. Dia berkata kepadaku “sabar iiah pan setiap orang pasti akan menemui ajalnya entah itu tua muda kaya miskin pria ataupun wanita, meskipun ayah mu sudah tidak ada aku yakin dia selalu melihat dan memperhatikan mu disini” aku berkata sambil tersedu “tapi bay aku sama sekali tidak tahu kalo dia memiliki penyakit jantung yang begitu parahnya” bayu berkata sambil merangkul ku “mungkin dia tidak ingin kalau anak satu satunya tahu bahwa dia tidak akan bisa menemanimu untuk waktu yang lama, ikhlaskan ayah mu pergi karena beliau akan lebih bahagia dan tenang jika tau anak satu satunya disini tidak menangisinya namun senantiasa mendoakan yang terbaik untuknya”. Aku pun sadar aku tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan dan harus mengejar cita citaku agar beliau lebih bangga terhadapku. Aku akan di kuliahkan di luar negeri oleh mama ku di sebuah universitas ternama di Sidney. Aku pun harus meninggalkan sahabat ku. Sebelum berpisah aku diajak olehnya ke sebuah tempat dimana bisa melihat matahari terbenam dengan sangat indah. Dia berkata padaku “kelak saat kau kembali kemari entah itu kapan jangan lupakan tempat ini ya ?” aku menjawab dengan menganggukan kepala. Dia berkata lagi “senja ini yang akan menjadi saksi janji persahabatan kita sehidup semati dan tidak akan pernah kita lupakan sedikitpun” aku menjawab dan menjabat tangannya “ya aku janji aku pasti kembali suatu saat nanti setelah aku berhasil mengejar cita citaku” tanpa sadar air mata ku menetes dan mulai membahasi pipi ku, aku tak tahu kenapa air mata ini menetes, mungkin karena memang ini terakhir aku melihat dia berada di sampingku.

Keesokan harinya pun aku berangkat naik pesawat untuk menuju ke Jakarta, aku diantar olehnya dengan angkutan umum ke ADISUJIPTO AIRPORT jogjakarta. Sebelum berpisah dia memberiku sebuah kalung berinisial B dan T yg artinya bayu dan topan. Kami berjabat tangan sebelum akhirnya aku harus pergi ke Jakarta untuk mempersiapkan menuju Sidney. 4 tahun lamanya aku berada di Sidney sana dan bersiap untuk pulang ke tanah air karena aku telah menyelesaikan semua mata kuliah ku dengan nilai yang hamper kumlot. Setelah sampai di Jakarta aku langsung memulai untuk mencari kerja dan mengejar cita cita ku sebagai pengusaha seperti ayah ku dulu. Setelah mencoba dicarikan pekerjaan oleh mama ku dan aku sendiri usaha. Akhirnya aku mendapatkannya, aku bekerja di perusahaan elektronik. Setelah 2 tahun bekerja disana aku dijadikan wakil manager dan tak lama aku dipercaya sebagai pemegang perusahaan itu. Cita cita ku dari dulu pun tercapai yaitu menjadi seorang direktur utama di sebuah perusahaan bersar. Tak lupa akan janji ku kepada sahabat ku yang dulu aku pun bergegas menanti masa cuti beberapa hari untuk menemui sahabat ku di rumah nenek ku.

Setelah hari H itu datang, aku langsung bergegas menuju airport untuk berangkat ke jogja. Setelah hampir 7 tahun meninggalkan kota dan desa ini ternyata tidak banyak yang berubah. Tempat aku bersekolah dulu dari SD hingga SMA pun tak bnyk yang berubah, langsung saja tanpa basa basi aku menuju ke rumah sahabat ku sii bayu. Tak sabar bertemu dengannya aku pun langsung mengetuk pintu, tak lama ibu bayu keluar. Aku pun langsung bertanya “bayunya ada bu ?” entah karena aku salah bicara atau gimana tiba tiba ibu bayu meneteskan air mata. Aku merasa bersalah dan bertanya “ibu kenapa ? apa ada yang salah dengan saya ?” ibu itu berkata “tidak nak tidak ada yang salah denganmu” aku disuruh masuk dan dia mulai menceritakan semuanya. Aku kaget aku shock aku bingung wajah ku mulai memerah dan tidak tahu harus berkata apa. Ibu itu berkata “sebelum dia pergi dia menitipkan surat ini kepada ibu nak”. Aku menerima surat itu dan kemudian pergi ke tempat dimana aku dan bayu terakhir melihat senja. Saat itu tepat pukul 5 sore dan aku menuju tempat itu karena sebentar lagi matahari akan terbenam. Dengan berat hati aku mulai membuka dan membaca surat itu, kata demi kata aku baca kalimat demi kalimat aku baca yang isinya semua tentang kata maaf darinya. Aku benar benar seperti kehilangan ragaku, aku seperti melayang, aku bingung harus melakukan apa. Senja mulai terlihat jelas air mata ku terus menetes tanpa sadar surat itu sudah basah oleh air mata ku yang tak bisa aku bendung lagi. Aku bertanya dan terus bertanya “kenapa bay kenapa kamu kaya gini, kenapa kamu ninggalin aku gitu ajja ? bwt aku ini semua terlalu cepat bay !! apa kamu nda inged semua waktu yang udah kita jalanin dalam persahabatan ini ?” aku berteriak dalam sunyinya senja waktu itu, saat itu aku sadar tidak ada lagi orang yang selalu di sisi ku yang selalu support aku yang selalu mengerti aku dan segala keegoisan ku yang selalu coba Bantu aku dalam segala hal dan yang pasti yang akan selalu berjanji setia menjaga persahabatannya dengan ku. Senja saat itu sangat indah dan tidak berubah sedikitpun masih sama seperti saat terakhir aku melihat bayu tersenyum kepadaku dan menjabat tangan ku sambil mengatakan janjinya. Aku sadar dan aku teringat kata bayu waktu itu, aku laki laki aku tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan ini, aku harus tetap mengejar cita cita ku dan aku masih ingat semua tentang kenangan aku dan dia disini di desa ini. Dalam hati aku hanya berkata “selamat tinggal sahabat ku semoga kau tenang disana, kau lebih dari sekedar sahabat buat ku, kamu adalah malaikat tanpa sayap yang mencoba selalu ada di sisiku selamanya, terima kasih untuk semua yang kau lakukan pada ku selama ini” tanpa berkata aku pun bergegas untuk meninggalkan kota itu dan malam itu juga aku berangkat ke Jakarta karena aku tak mau terlalu larut dalam kesedihan di desa itu. Namun satu, aku tidak akan pernah melupakan setiap waktu yang aku lalui di desa itu.

Surat dari bayu  :  “hallo kawan ku topan aditio si penakut si lemah yang nda bisa olahraga, haha masih ingad kan sama aku bayu anggabaya sahabat kamu ? aku disini baik baik ajja kog kamu sendiri gimana disana ? masihkah kamu ingad dengan ku sahabat mu ? masih kah kau ingad hal hal lucu tentang kita ? haha pastinya ingad kan, karena aku disini juga selalu ingad tentang mu. Bagaimana kamu kuliah dan kerjanya disana ? aku doakan semoga sukses selalu ya, aku disini tidak kuliah hanya membantu ayah ku beternak dan bertani. Sebelumnya aku minta maaf jika aku punya salah ke kamu meskipun itu di sengaja ataupun tidak, terutama saat ini. Mungkin saat kau baca tulisan ini aku sudah pergi ke surga tempat yang jauh lebih tenang dan kekal. Maaf aku tidak bercerita padamu tentang penyakit ku ini kanker otak, aku punya penyakit ini sejak kelas 5 SD saat aku kecelakaan motor bersama ayah ku. Bukan maksud ku untuk tidak terbuka dan cerita tentang masalah ini kepadamu. Aku hanya tak ingin dikasihani Karena penyakit ku ini, aku masih sanggup untuk berjalan bermain befikir bekerja dan pastinya meledek kamu, hahaha. Aku tidak tahu kenapa aku harus pergi secepat ini meninggalkan kamu. Mungkin ini memang sudah kehendak yang kuasa untuk aku cepat kembali ke pangkuan-Nya. Aku bersyukur Tuhan masih memberiku cukup waktu untuk berteman dan mengenalmu sebelum akhirnya aku kembali kepada-Nya. Mungkin segini saja surat ku untuk kamu sahabat ku. Aku mohon kamu jangan terlalu lama menangisi aku karena aku akan sedih untuk pergi meninggalkan mu jika seperti itu. Semoga kamu bahagia di dunia dan tercapai semua cita cita mu ya ? amiend. Satu hal lagi yang ingin aku katakan padamu, perlu kamu tau “DARI SEMUA WAKTU YANG TELAH AKU LALUI DAN JALANI SELAMA INI, HANYA WAKTU WAKTU BERSAMAMULAH YANG MEMBUAT KU SELALU SEMANGAT UNTUK MENJALANI HIDUP INI DAN HANYA WAKTU BERSAMAMULAH YANG PALING INDAH UNTUK AKU INGAT”. Sejujurnya aku bisa sembuh namun aku akan kehilangan semua memoriku selama ini, dan aku tidak mau hal itu terjadi. Karena buat ku kehilangan kenangan kita sama saja dengan kehilangan nyawaku. Maka jalan inilah yang aku ambil, selamat tinggal kawan ku, maaf aku meninggalkan mu terlalu cepat.

Tertanda sahabat sejatimu

BAYU ANGGABAYA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun