Mohon tunggu...
Rendi Hariwijaya
Rendi Hariwijaya Mohon Tunggu...

Mahasiswa Hukum Universitas Sriwijaya. Aktif dalam kegiatan Jurnalis Kritis. Menulis adalah bagian dari hidup. Hidup yang terdokumentasi dengan baik hanya dapat direkam melalui jejak rekam tulisan yang dikreasikan. @Chief Editor Media Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sssstt.. Nomor Satu Apa?

17 Juni 2011   15:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakultas Hukum Unsri kini medio bulan Juni 2011 tengah memasuki masa-masa semesteran demi mengevaluasi hasil belajar mahasiswa selama satu semester belakangan. Aktifitas yang memang rutin diselenggarakan sebagai batu penguji kemampuan mahasiswa dalam menyerap ilmu yang ditanamkan selama satu semester sebelumnya, ditujukan sebagah bahan evaluasi perkembangan taraf berpikir mahasiswa untuk menganalisis sebuah peristiwa.

Untuk semester genap tahun akademik 2010/2011 ini, ujian semester dilaksanakan selama hampir dua pekan. Mengingat rasio mahasiswa yang banyak, mata kuliah yang bejibun dan ruang kelas yang sedikit terpaksa kegiatan ujian harus dilaksanakan selama dua pekan.

Namun, terdapat pemandangan unik nan menarik yang dipetik dari pagelaran sakral dunia kampus merah. Bila anda tidak percaya, silahkan sambangi kampus Fakultas Hukum Unsri kampus Indralaya. Betapa terkejutnya anda, lantarana akan mendapati hiruk pikuk mahasiswa yang gencar membuka kembali, mereview sejanak, dan memutar balikkan diktat dan handout yang dimiliki sebagai persiapan menjelang ujian berlangsung. Padahal, pada hari-hari biasa perkuliahan aktifitas semacam ini jarang bahkan tidak pernah sama sekali ditemui. Kecuali pada Ujian. Saking menakutkannya ujian, mereka bahkan rela melawan hukum dan melakukan tindakan kejahatan akademik, yakni nyontek dan istilah ngutil secara intelek, ngepek.

Aksioma “mendadak rajin” pun dirasa tepat dilekatkan dengan stigma yang menempel dan terpatri dalam jiwa dan raga mahasiswa. sepanjang lorong kampus FH Unsri baik itu lantai pertama maupun kedua, kedapatan mahasiswa berjejer rapi seperti ikan sale yang tengah diasap sedang memelototi diktat kuliah yang tengah mereka perangahi didepan mata.

setelah dirasa tepat dan siap untuk melaksanakan ujian, kegiatan sacral yang patut untuk tidak ditinggalkan adalah mencontek. Budaya yang berakar dan tertanam kuat ini menjadi perihal yang sayang untuk dilewatkan. Saya sampai salut, meskipun saya juga sering mencontek namun tidak secanggih dan dan se-gadget teman-teman saya lainnya yang rajin mencontek saban hari ujian dilaksanakan. Menggunakan dan menggantungkan nasib dari kecanggihan fasilitas teknologi yang mereka konsumsi, menggantungkan nasib pada satu buah buku yang ketebalannya tidak sampai 10 cm.

banyak sekali teman-teman saya yang mencoba untuk mencontek. sssttt… nomor 1 apa ? adalah lontaran kalimat yang kerap kali mampir ditelinga penulis yang tengah konsentrasi mengisi soal-soal ujian semester.

Tak ayal, banyak korban hasil mencontek dari pelaksanaan ujian semester genap tahun akademik 2010/2011 ini. Tumbalnya banyak, ada yang rela ponsel idamannya disita pengawas ujian, ada yang terpaku melihat lembar jawabannya yang masih kosong melompong ditarik pengawas ujian, dan ada pula yang terpanah kaku mendapati kenyataan didepan mata dengan tatapan kosong bahwa ujian belum berakhir namun seperti akhir dari segala-galanya. Kertas ujian dirobek, benda milik pribadi disita, dan beban psikologis yang begitu kuat menambah daftar panjang efek dari mencontek.

Maka dari itu, jauh sebelum hari-H pelaksanaan ujian diselenggarakan kiranya mahasiswa perlu untuk mempersiapkan diri dengan matang hal-hal yang diperlukan. Mulai dari substansi perkuliahan terhitung semenjak kuliah pada semester tersebut dimulai, hingga berakhirnya KBM. Selain itu, rajin-rajinlah masuk dan mengisi absen yang disediakan. Jangan pula luput dari tugas-tugas yang diemban. Karena dengan begitu, kemungkinan untuk siap dalam melaksanakan ujian semakin besar. Jangan sampai berleha-leha apalagi acuh. Ujian memang bukan penentu kesuksesan, namun jalan terjal untuk menggapai kesuksesan bisa dicapai dengan kesulitas yang dihadapi dalam melaksanakan ujian. Syukur-syukur dikelas bisa aktif dan menjadi public figure dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Sekali lagi ucapkan, Ssstt..nomor 1 apa ?.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun