Mohon tunggu...
M. Syahruddin Dawud
M. Syahruddin Dawud Mohon Tunggu...

Seorang entrepreneur muslim, penggiat NGAJI, dan pengasuh roemah ngaji الصديقية الغزالية " ASHYAGHO" di Kroya-Indramayu Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Obrog, Sebuah Potret Dinamika Kabupaten Indramayu

12 Juni 2018   00:34 Diperbarui: 12 Juni 2018   00:51 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* " OBROG " (sebuah potret dinamika di Kab. Indramayu).

Oleh: M. Syahruddin Dawud* (Penggiat NGAJI di Ponpes ASHYAGHO Kroya-Indramayu).

===

Dihampir banyak daerah di Kabupaten Indramayu pada _Nishfu Romadlon_ atau separuh ke-dua bulan suci Romadlon akan bermunculan kesenian dengan nama *Obrog*. Sebuah tampilan kesenian yang khas, berkelompok, dengan komposisi personil dari mulai kelompok anak-anak usia SD /MI, SMP /MTS, SMA /ALIYAH, bahkan kalangan manula, dilengkapi peralatan yang khas, ritme musik yang khas, diramaikan dengan adanya semacam *Maskot* yang dipoles begitu khas pula.

Itulah Obrog, saya tidak tahu apakah ada definisi kongkrit untuk seni obrog ini, saya hanya menulis sebelum konfir pada yang punya dunia Zaman Now yaitu Mbah Google. Sejak saya lahir dan menjadi warga negara ini, yang saya tahu obrog memang demikian adanya.

Banyak asumsi dan opini yang berkembang bahwa obrog itu warisan budaya local, harus dirawat, dilestarikan, dan di urip-urip.

Tulisan saya ini dalam rangka melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Dalam kesempatan mimbar Jumat, dan pernah pula saya post dalam sebuah tulisan, bahwa berbicara adat, ada 3 kategori yang perlu kita amati;

1. Adat yang perlu kita pertahankan,

2. Adat yang  penting kita evaluasi dan perbaiki,

3. Adat yang harus di _delete_.

Obrog dengan sudut pandang waktu yang me _wadahi_ nya, yaitu bulan suci Romadlon, perlu ada evalusi dan perbaikan, sebagai kritik yang membangun dan menyehatkan, jasmani serta ruhani.

Bagaimana pun sudah terang bahwa bulan Romadlon adalah bulan diwajibkannya berpuasa bagi Ummat Islam. Di sinilah letak embel-embel kata " suci " yang selalu melekat pada bulan Romadlon, diwajibkan bagi setiap orang *Mukallaf*  (aqil balig, laki-laki dan wanita).

Ke-sucia-an Romadlon tidak hanya _khitob_nya bagi yang sudah wajib puasa, tapi juga menyisir bagi yang tidak puasa, sebab udzur atau non Muslim, artinya bagi yang tidak puasa ada etika dan rambu-rambu Romadlon yang harus ditaati yaitu tidak makan minum sembarangan, ditempat-tempat terbuka dan ruang publik. Garis besarnya; " hargailah orang yang sedang menjalankan ibadah puasa ", jangan kemudian dibalik; " Yang puasa juga harus hargai yang tidak puasa ". Beda aturannya.

Maka kemudian jika catatan penting ini difahami bersama, mungkin menjadi kecil kumungkinan (harapannya), disaat siang hari Romadlon, kita menyaksikan para personil, atau lebih tepatnya, oknum2 personil *Obrog* yang makan, minum, rokok sembarangan dijalanan. 

Khusus untuk personil anak-anak usia belum wajib puasa, sebagai orang tua dan guru kita wajib mengarahkan mereka untuk belajar berpuasa, maka muncul istilah2; puasa bedug, puasa jam 10, puasa bersambung dan semacamnya, sebab apa pun tanpa sebuah proses maka akan menjadi sulit untuk dapat berjalan ideal. Dalam Qaidah Fiqh disebutkan;

(Jika tidak mampu merengkuh seluruhnya, jangan lantas diabaikan semuanya. Gandeng sebisa mungkin).

Bila kemudian secara itung-itungan matematikanya ikut menjadi personel *Obrog* ini berat jika harus dibarengi dengan puasa, maka anak-anak kita cukup sebagai penonton saja jangan sebagai subjek. 

Dasarnya adalah hukum adat apapun, dimanapun, bila bersebrangan dengan hukum ALLOH SWT, maka hukum adat harus tunduk pada hukum ALLOH SWT. Lebih-lebih ketika sudah ada gejala dan kritik dari sementara fihak, bahwa orientasi *Obrog* Zaman Now sudah kehilangan nilai seni atau estetikanya, atau mengalami pergeseran tepatnya, hawatirnya memunculkan genarasi dengan mental-mental " pengemis " (semoga tidak sedemikian jauh, kita berdoa).

Kroya, 26 Romadlon 1439. H.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun