Mohon tunggu...
Bayu Ariso
Bayu Ariso Mohon Tunggu... -

Iam simple person between ones million persons,,\r\nMedia adalah simbol demokrasi,simbol kebebasan yang BERTANGGUNG JAWAB demi kemajuan bangsa. Jadi ikuti aturan mainnya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tentang Proses Pendewasaan dan Perubahan Karakter Diri

24 September 2014   08:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:44 6619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu Allaikum Wr. Wb

Sebelum saya beberkan beberapa pokok inti pembicaraan terkait dengan judul diatas, pertama saya ingin membuka kembali tafsir atau pemakaian istilah media sosial, OKEY.., ini mungkin akan sedikit melenceng dari judul, tapi tunggu dulu... ada beberapa hal yang mungkin pembaca perlu ketahui.


  1. Fungsi, istilah fungsi dari media sosial sendiri adalah memberikan ruang bagi siapa saja yang mempunyai kesempatan dan kembali meluangkan waktu untuk berlari atau berselancar di dunia maya. Memberikan kepuasan dan kenyamanan diri dan pembaca baik itu berupa cerita, inspirasi, dan informasi yang bisa disampaikan.
  2. Tujuan, sekali lagi bicara tentang kepuasan diri dan pembaca, hal ini merujuk pada fungsinya media sosial itu sendiri.  Bagaimana kita menggunakannya untuk semua hal yang bisa memberikan efek positif bagi setiap orang dan khususnya diri sendiri. Media Sosial tersebut sebenarnya untuk pembaca, karena, arti sosial (society) itu merupakan masyarakat, sekelompok individu yang tergabung atau membentuk koloni dalam jumlah besar. Jadi, pada dasarnya media tersebut kita tujuan kepada khalayak umum, bukan sekedar atau hanya menjadi ruang kebebasan sendiri tanpa memperhatikan yang lain.
  3. Manfaat, yang terakhir ini, mengacu pada point kedua, media sosial adalah untuk menjadikan ruang kebebasan yang berma'rifat bagi kita dan orang lain. Segala yang bertujuan baik, pasti akan menerima ganjaran yang baik pula.


Kembali ke Judul diatas,,

Pendewasaan berasal dari kata "dewasa", yang mempunyai arti kematangan. Kematangan dalam hal ini adalah berasal atau dimulai dari thinking atau pemikiran. Bisa saja setiap orang mempunyai pemikiran yang realistis, merujuk pada kenyataan yang ada di depan mata, siap untuk dijalani dan dinikmati sebagai awal dari langkah mereka menuju kepuasan lahir dan batin tanpa memikirkan apakah hal tersebut logis atau tidak jika memang ingin memperhatikan dari sisi eksternnya. Jangan mengharapkan sesuatu yang realistis bisa mendapatkan kekuatan logis tersebut. Sebagai contoh saja : Anda berada dalam suatu perkumpulan organisasi yang bertujuan untuk meluruskan akidah-akidah agama anda, alasannya cukup gampang, karena agama anda mengajarkan bagaimana semestinya orang itu bertindak dan berpikir, tapi sadarkah anda, jika organisasi anda bisa saja menyalahi aturan dari sebuah kata hukum, NAH,,, dari sini kita bisa lihat, apakah ormas - ormas yang berada dibawah LAW atau HUKUM sudah menjadikan indentitas mereka sebagaimana mestinya. NOT PROVOKATIF.

Kemudian, seseorang dikatakan dewasa, apabila dalam bersikap. Dalam hal ini, adalah adanya kekuatan batin yang kita miliki untuk memberikan efek luar biasa yang ditunjukan dari sebuah respon atau tanggung jawab dari suatu gejala. sebagai contoh saja, anda berada dalam suatu ruang atau kamar, anggap saja itu gudang, seseorang sudah memberikan ruang itu sebagai tempat anda secara cuma-cuma. Untuk ke depannya, apakah anda bisa menerima keadaan tersebut atau tidak, sebagai konsekuensi ketidaknyamanan anda atau ketidakadanya biaya untuk menyewa tempat lagi, atau istilah orang INDONESIA, the power of kepepet. Dari sini, anda akan terlihat bagaimana seharusnya anda bersikap, atau bertindak.

Terakhir, tingkat pendewasaan dan kematangan diri dilihat dari menyikapi suatu gejala sosial (society).

Sebagai Makhluk yang tidak mungkine menjadi apatis, ateis, dan autis, kita seharusnya bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang flexibel. Segala sesuatu bisa kita tutupi atau kita tipu untuk mencegah adanya kenfrontasi atau penolakan. Dari segi pembiacaraan, kita bisa memulai untuk sekedar cuap-cuap, menyampaikan hal yang biasa membuat orang lain bisa nyaman terhadap kehadiran kita, tidak ada salahnya kita mengikuti arus mereka atau gaya ngobrol mereka untuk mendapatkan empati. BUKANKAH jika kita ingin dihargai, kita harus menghargai orang lain dahulu. Itu step yang saya rasa cukup sulit, tapi saya cukup mudah untuk melakukannya. Kita bisa mengambil hati orang lain, untuk kita jadikan teman ke depannya tanpa mempertimbangkan sisi negatifnya, walaupun sebenarnya bukan hal yang mustahil, setiap orang mempunyai dua karakter yang berbeda ketika berada dalam lingkungan atau sekelompok idnvidu yang berbeda. Jadi pada dasarnya, menyikapi suatu hal atau gejala, bisa kita lakukan tergantung dari sisi pemikiran dan cara kita bersikap.

So....tidak ada salahnya jika kita mulai mempersiapkannya sejak dini..mulai belajar memahami lingkungan dan berbaur dengan orang lain.

Saya rasa, terlalu banyak sampah yang saya tulis disini, jadi saya akhiri saja agar tidak terlalu menyengat baunya.

Wassalam...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun