Â
Setiap hari, lini massa media sosial dipenuhi dengan manusia-manusia paripurna. Mengklaim dirinya paling benar, bersabda keberpihakan pada dua sosok yang mereka anggap lebih dari tuhan. Akhirnya, bumi Indonesia pecah menjadi dua kubu, antara Pro Jokowi dan Pro Prabowo, siapa sih dua sosok ini ? Hanya calon presiden bukan? Tapi kenapa telah mematikan nalar sehat kalian.
Entah Prabowo maupun Jokowi jadi Presiden. Apa untungnya? Siapa pun presidennya, perjuangan warga Kendeng tidak akan berhenti, Tambang Tumpang Pitu Banyuwangi akan semakin menjadi jadi, belum lagi Jember yang sudah keluar ijin eksplorasi, tinggal menunggu waktu. Dan, proyek NYIA di Yogyakarta, akan terus jalan sesuai dengan harapan para korporasi.
Mereka bukan tuhan, tidak perlu kalian bela matia-matian. Tidak akan membawa kalian ke surga, apalagi menjadikan hidup mu kaya raya. Mimpi kejatuhan duren hanya bagi mereka pendukung yang berkomunikasi langsung dengan keduanya. Kita? Jangan berharap, BBM dan tarif listrik tidak dinaikkan sudah bersyukur, boro-boro dapat proyek, lapangan kerja saja minim, kok.
Sudahlah, hentikan perdebatan tidak berguna kalian, hapuskan segala bentuk perbedaan. Jangan hanya karena mereka, tali persaudaraan sesama anak bangsa kita hancurkan, besok kalian masih akan tetap bekerja--begitupula dengan saya. Sementara mereka yang menang, yang di Jakarta sono, tertawa lepas menunggu pembagian kursi, kita tetap masih seperti kemaren, cuman bisa melihat dari balik layar kaca.
Berharap pada mereka berdua, hanya akan membuat kalian sakit. Treck record Prabowo soal kasus HAM masa lampau tidak pernah tuntas--selalu jadi diskusi panas. Sementara Jokowi, janji tuntaskan pelanggaran HAM masa lampau tinggal janji, kasus Munir masih tersimpan rapi. Apalagi, kasus Novel yang sampai kini belum terselesaikan, boro-boro berharap bersih, terungkapnya Buku Merah oleh IndonesiaLeaks semuanya bungkam, apalagi yang kalian harpkan dari mereka?
Sudahlah,
Sudahlah,
Sudahi semuanya.