Mohon tunggu...
Irlidiya
Irlidiya Mohon Tunggu... Tutor - Praktisi Pendidikan

Saya seorang widyaiswara di LPPPTKKPTK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teaching Factory di SMK sebagai Model Pembelajaran Inovatif di Era Industri 4.0

11 Desember 2019   02:05 Diperbarui: 11 Desember 2019   02:07 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa yang ada di benak kita ketika orang menyebut lulusan SMK? Ya...sebahagian orang ada yang beranggapan bahwa penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia adalah lulusan SMK. Pernyataan tersebut mungkin ada benarnya juga. Tetapi hal itu tidaklah berlaku untuk SMK Raden Umar Said (RUS) yang berlokasi di Kudus Jawa Tengah. 

Informasi mengenai hal ini diperoleh ketika melakukan kunjungan sekaigus mengikuti diklat Up Grading 3D Modeling Skills bagi Widyaiswara LPPPTK KPTK selama 11 hari sejak tanggal 2-11 Desember 2019 di SMK binaan PT. Djarum Fondation. 

Sebagai wujud bakti pendidikan, perusahaan ini memfasilitasi sekolah dengan alat-alat pembelajaran yang super canggih. Mulai dari sumbangan komputer dengan spesifikasi 64 giga ram dengan berbagai perangkatnya sampai pada pembangunan gedung yang sangat megah dengan fasiitas unit produksi di dalamnya.

SMK RUS Kudus sebuah sekolah yang dikelola oleh yayasan dengan mengambil nama dari Sunan Kudus, dengan jumlah peserta didik saat ini sebanyak 1020 orang. Ada lima jurusan yang dikelola yakni; Desain Komunikasi Visual, Desain grafika, Produksi Grafika, dan Rekayasa Perangkat Lunak. Namun sekolah ini konsentrasi pada satu kompetensi keahlian, dengan produk unggulannya animasi. 

Strategi pembelajaran inovatif diterapkan dengan teaching factory (tefa). Konsep tefa merupakan upaya menghadirkan dunia industri ke dalam area persekolahan. Tefa yang dilakukan di SMK RUS adalah menghadirkan unit produksi atau studio animasi. Studio ini bernama studio RUS, dimana peserta didik dilatih agar terampil menggunakan sofware tiga dimensi  Autodesk Maya. 

Hal pertama yang dilakukan sebelumnya adalah menyatukan visi antara sekolah dan industri dalam bentuk komitmen. Membuat perjanjian kerjasama antara pihak sekolah dengan industry. Salah satu isi perjanian tersebut yakni; pihak industri menggunakan alat yang ada di SMK RUS dengan sistem bagi hasil.

Sekolah yang dibangun atas kerjasama dengan perusahaan terbesar di Kudus ini merupakan salah satu sekolah yang "berani" melakukan tindakan out of the box demi meningkatkan kualitas peserta didiknya. Sekolah ini tidak menerapkan kurikulum pemerintah secara keseluruhan, melainkan memodifikasi kurikulum dengan cara memadukan kurikulum pemerintah dan kurikulum dunia industri. 

Desainnya 30% memakai kurikulum 2013 dan 70% kurikulum industri. Tidak semua KI/KD yang dalam Kurikulum 2013 digunakan. Peserta didik fokus mempelajari kompetensi keahlian yang akan digunakan ketika mereka bekerja di dunia industri. Sekolah ini  mewajibkan 50% praktik, dengan pola tiga jam praktik lalu istirahat. 

Model pembelajaran berbasis produk yang dilakukan dengan bersinergi antara sekolah dengan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, sesuai dengan kebutuhan industri. Selain guru yayasan tetap, juga menggandeng guru tamu dari luar negeri, juga guru tamu lokal dari Malang. Mentor utamanya bernama mas Roy, salah seorang pemenang Piala Citra tahun 2015 untuk bidang Animasi.

Sekolah ini dilengkapi dengan fasilitas yang membut peserta didik sangat mersa nyaman dan menikmati belajar ketika berada di sekolah. Kehadiran studio animasi borstandar Hollywood Disney menjadi magnet bagi peserta didik untuk berlama-lama berada di sekolah. Bahkan untuk peserta didik yang sedang membuat proyek difasilitasi untuk belajar sampai pukul 10 malam.  

Target SMK RUS tidak sekadar menghasilkan output produk, tetapi produk tersebut harus layak jual ke industri yang membutuhkannya. Salah satu karya peserta didik yang membanggangkan dan telah mengharumkan nama SMK RUS adalah sebuah film karya peserta didik berdurasi 22 menit yang dikerjakan selama kurang lebih 15 bulan dengan judul PASOA Sang Pemberani yang ditayangkan di SCTV tanggal 4 Maret 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun