Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kemenangan untuk Semua

23 Mei 2019   09:31 Diperbarui: 23 Mei 2019   09:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya tertarik untuk menulis ajakan Kompasiana.com tentang #KemenganUntukSemua. Sebenarnya, ada hubungan ajakan tersebut dengan peristiwa demonstrasi massa yang terjadi sejak tanggal 21 Mei 2019, yang mungki masih berlangsung hingga hari ini. 

Bulan Ramadhan mesti dimaknai sebagai bulan damai, penuh cinta, dan berkat bagi sesama. Kemenangan yang kita dan orang lain rasakan bukanlah kemenangan individu dan kelompok tetapi kemenangan untuk semua. 

Pada bulan suci Ramadhan bukan hanya kaum muslim yang merasakan alam yang tenang, damai, dan bersahabat tetapi dirasakan oleh semua orang yang berada di sekitarnya, apapun agamanya. 

Kita semua ikut merasakan tenangnya bulan Ramadhan tanpa ada orang yang merasa terpaksa untuk merasakan itu, karena alam sudah menyediakan bulan khusus untuk menciptakan damai dan berbagi kebaikan.

Demonstrasi adalah keadaan kontras ketika orang tidak mampu memaknai tagar #KemenanganUntukSemua, karena cara berpikir dan cara bertindak yang masih tersekat dan terkotak-kotak. Mereka tidak mampu membuka diri, sehingga pintu maaf pun tertutup. 

Kemenangan sudah disiapkan oleh semesta untuk semua orang yang membuka diri, membuka hati dan pikiran untuk merayakannya tanpa rasa curiga sedikitpun. Mereka ikhlas, walaupun kemenangan itu paling terasa oleh mereka yang sudah berjuang keras untuk mendapatkannya. 

Puasa setiap hari adalah bukti perjuangan orang-orang yang menyiapkan diri untuk kemenangan dan memenangkan diri dari kekalahan dan kelemahan manusiawi. Manusia sebagai makhluk yang terbatas tidak bisa melepaskan diri dari keterbatasan dan ketidaksempurnaannya. 

Namun, ketika manusia yang terbatas itu berani menyeberang dan melampaui keterbatasannya dengan mengakui bahwa Kemenangan itu untuk semua, termasuk dirinya, maka kemenangan dan kebahagiaan hidup akan benar-benar menjadi bagian dari dirinya. 

Dia tidak akan egois dan menularkan ke-egoisannya pada orang lain untuk ikut bersikap ingat diri dan tidak menerima kekalahan karena kerapuhan manusiawinya. Manusia yang mengakui kemenangan sebagai kemenangan untuk semua, selalu terbuka hati dan pikirannya untuk juga membiarkan orang lain berbahagia atas usaha dan kerja kerasnya.

#KemenanganUntukSemua membawa serta dalam dirinya pesan perdamaian; berdamailah dengan dirimu sendiri agar anda mampu berdamai dengan orang lain dan alam sekitar, karena berdamai dimulai dari diri sendiri. 

Kedamaian tidak bisa dicari di luar diri, karena dia bukan uang dan harta benda. Kedamaian adalah sesuatu yang melekat pada diri sendiri, dan hanya bisa dipancarkan kepada orang lain karena kita memilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun