Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masa Jaya Sepak Bola Spanyol

20 Maret 2019   09:15 Diperbarui: 20 Maret 2019   09:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, keseriusan untuk berbenah. Timnas Spanyol dalam sejarah piala dunia benar-benar dibuat malu oleh tim sekelas Korea Selatan pada perhelatan piala dunia 2002. 

Mereka mesti tersingkir secara menyakitkan oleh tuan rumah Korea Selatan melalui drama adul pinalti. Seolah menghapus duka teramat dalam ini, Tim Matador membangun sebuah fondasi kuat, mendatangkan para pemain bintang menjadi Los Galacticos untuk Real Madrid dan mendidik para pemain muda ala La Masia di Barcelona. 

Kerja keras semua pihak di negeri Matador tidak lantas membuahkan hasil. Pada piala dunia 2006 di Jerman, Spanyol belum menunjukkan kekuatan sepak bola mereka. Tak ada nama Timnas Spanyol di partai puncak piala dunia 2006. La Furia Roja belum selesai berbenah. Mereka masih mengasah ketajaman nalurih Xavi Hernandez dan Andres Iniesta di Barcelona. 

Dari kejeniusan kedua pemain brilian ini kejayaan Tim Matador teraktualisasi. Spanyol berhasil mengangkat Trofi piala Eropa 2008. Sebuah perjalanan sejarah yang melelahkan, kerja keras tak kenal lelah berbuah manis pada raihan trofi bergengsi pertama pada pentas akbar negara-negara Eropa.

Kedua, filosofi sepak bola yang konsisten. Pada level liga, warna khas tiki-taka Barcelona mengental dalam permainan Xavi, Cs di Timnas Spanyol. Sejak kemenangan pada gelaran piala Eropa 2008, Spanyol berhasil mempertahankan tipikal permainan ala tiki-taka sampai berhasil (merebut) piala dunia dari genggaman Tim Azzuri (Italia). 

Kemenangan pada pentas piala dunia menyejajarkan Timnas Spanyol dengan timnas Brazil, Italia, Jerman, Argentina dan Inggris yang pernah meraih trofi piala dunia. 

Keberhasilan Casillas, dkk merebut piala dunia adalah buah dari konsistensi mereka mempertahankan level permainan tinggi seperti saat mereka memenangkan piala Eropa 2008.

Ketiga, mengutamakan kerja sama tim yang apik. Terasa mengesankan kalau orang menyaksikan permainan level atas yang dipertontonkan Iniesta, dkk saat bersua Italia di partai puncak piala Eropa 2012. Tim Spanyol seolah menyimpan (menyembunyikan) kekuatan pada laga-laga sebelumnya, dan menampilkan energi pada partai puncak. Kerja sama antarpemain dan passing yang akuran membuat Tim Azzuri tak berdaya  meladeni permainan cantik ala Iniesta, Cs. 

Kemenangan 4:0 tanpa balas pada partai final menjadi level permainan tim yang sulit terpecahkan dalam sejarah permainan sepak bola. Kerja sama tim menjadi kunci kejayaan Timnas Spanyol. 

Karena itu, kesuksesan sebuah permainan tim seperti sepak bola tidak terlepas dari semangat bersama untuk secara kolektif meraih kemenangan tersebut. 

Kerja keras Timnas Spanyol berbuah manis; meraih tiga kali gelar (bergengi) berturut-turut dalam perhelatan akbar piala Eropa dan piala dunia. Keberhasilan Iker Casillas, Cs telah menginspirasi sepak bola dunia untuk bermenung dan menata diri; membangun kembali fondasi yang kokoh demi perkembangan sepak bola di masa mendatang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun