Mohon tunggu...
Nunut Sihombing
Nunut Sihombing Mohon Tunggu... -

I'm Just Another Man Who Searching for a Better Way.. ^♥^

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sungguh Edan Negeri Ini..

28 Mei 2010   14:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:54 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika di sore hari, saya iseng nyari angin ke luar rumah setelah seharian pusing mengerjakan sebuah komposisi musik saya di depan komputer.. Saya lalu memilih singgah di sebuah warung kopi (karena memang warung itu teman saya yang punya), saya lalu ngopi di sana, membaca 2 jenis koran beda penerbit sekaligus (Waahh.. Penting banget ya, tuh warung sampai nyediain 2 koran).. Berita-berita sisi negatif bangsa yang selalu tertera.. Lucu juga, kedua surat kabar di tangan saya nampaknya 'kurang akur'. Dalam sebuah polemik yang menjadi headline kedua koran, tulisan di koran A, sangat menyudutkan Tokoh A yang 'katanya' berperan besar dan dinilai bertanggung jawab dalam sebuah aksi demonstrasi yang merenggut korban jiwa. Sementara koran B sangat menyanjung tokoh  A setinggi langit, di sanjung bak pahlawan bagi masyarakat suku B. Naah, yang saya heran, Pemimpin redaksi koran A berasal dari suku B dimaksud.. Itulah sekelumit soal koran-koran sialan yang membuyarkan niat saya untuk membaca kolom kesayangan, Olah Raga, sekedar pengen tau sedikit kabar Ricardo Izecson Dos Santos Leite. Hahahaa.. Beberapa waktu berlalu (masih tetap di sore hari. Hehehe), saya baru pulang mengajar paduan suara di sebuah kampus Theologia, saya menyempatkan diri untuk singgah di warung yang samadan sedikit berharap tidak menemui hal ganjil seperti kemaren (saya memutuskan untuk tidak menyentuh surat kabar di atas meja, karena beritanya pasti itu-ituuu aja). Saya lalu meminta agar Televisi di nyalakan, untuk sekedar menikmati berita sore (Pengganti surat kabar). Sambil meminum kopi pesanan saya, saya pun menikmati berita pertama dari Siaran Televisi A, yaitu berita tentang pembahasan sebuah mega skandal sebuah bank yang mengundang pro dan kontra, hingga memaksa DPR membentuk sebuah panitia khusus dalam pemecahan kasus tersebut. Lalu teman saya si pemilik warung (yang tidak suka berita sejenis itu) pun mengganti channel televisi ke siaran dari Televisi B. Saya terperanjat ketika saya menyimak sebuah berita yang mengatakan bahwa Semua anggota DPR akan di perlengkapi dengan sebuah mobil mewah, menggantikan mobil-mobil yang lama. Yang membuat saya heran dan terperanjat, harga mobil mewah yang akan di beli itu sangat fantastis (konon katanya mencapai RP 1,3 M).. Sungguh ironis, di tengah problematika bangsa yang sedemikian runyam dan menyedihkan ini, masih saja timbul sikap konsumerisme yang tidak terlalu berkepentingan.. Buat apa mobil mewah tersebut? Sementara mobil yang lama saja masih dalam kondisi yang baik.. Yaaaa, saya rasa itu hanya sekedar menjaga gengsi pejabat, atau ada maksud lain di balik semua itu? Kita tidak tau. Biar lah 'Media' yang menjawab.. Hahahahaa.. Setelah berita tersebut, jeda iklan pun tertayang di Televisi, lalu teman saya pun kembali mengganti channel ke stasiun televisi C. Naahh, di Berita yang ini saya kembali tertegun menyimak sebuah berita yang mengundang tawa teman-teman yang ada di warung itu. Seorang Artis kontroversial yang menurut kebanyaan orang belum memiliki prestasi di bidang keartisan dan malah sebaliknya, ingin mencalonkan diri menjadi seorang Bupati!! Di antara ami yang ada di warung tersebut, beberapa diantaranya menghujat, ada yang terbahak dan ada pula yang mendukung sehingga tak jarang menimbulkan perselisihan kecil di antara teman-teman. Saya sendiri berusaha menetralisir pikiran saya. Saya lalu berpendapat dan memutuskan opini saya: Sebaiknya yang bersangkutan mengurungkan niat nya mencalonkan diri setidakya untuk periode ini. Toh usianya juga masih dalam kategori usia produktif dalam berpoloitik. Menurut saya, selama masa 'rehat' itu, yang bersangkutan agar lebih mematangkan mental dan kepribadiannya untuk menghadapi periode yang akan datang. Beberapa waktu berlalu (Lagi-lagi di sore hari) saya baru saja pulang dari sebuah pesta pernikahan teman saya, dan lagi-lagi di warung kopi milik teman saya (Waahh, sepertiya saya memang sudah langganan disana. Hehehe), saya singgah disana untuk minum kopi. Saya lalu meraih sebuh surat di atas meja. Lalu saya membaca berita di bawah Headline yaitu berita tentang pro dan kontra kedatangan presiden negara adi daya Amerika Serikat. Banyak pihak yang menentang kedatangan beliau, banya pula yang mendukung. Alasannya pun beragam. Mulai dari alasan ekonomi, sosial budaya, agama, militer, daaaan sebagainya. Sayapun sebagai salah seorang yang mendukung kunjungan beliau merasa tak nyaman. Menurut saya, kunjungan itu perlu untuk Indonesia. Yang notabene pernah di tinggalinya selama beberapa tahun. Ketika saya membaca berita lainnya, saya terpekik dalam hati karena ada sebuah LSM yang menyatakan akan memboikot produk-produk Amerika Serikat dan memaksa agar pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Sungguh tidak masuk akal dan tidak di dasari logika. dapatkah kita bayangkan jika Indonesia di embargo ekonomi oleh Amerika? Tak terbayang.. Jika Indonesia mengalaminya, mungkin saat ini, tulisan 'iseng' ini tak akan pernah ter-posting disini. Mungkin saya tidak akan pernah bertemu seseorang yang benama Fhinka Natalya Sihombing, dari sebuah jejaring sosial hingga menjadi nyata sangat berharga bagi saya hingga tulisan ini terpublikasikan di media ini. Atau mungkin, anda yang tidak suka denga tulisan saya ini bisa saja menemukan keberadaan saya di dunia nyata, dengan bantuan perangkat-perangkat super hasil karya Amerika. Ya, singkatnya, kita tidak akan pernah merasakan manfaat komputerisasi karena semua produk komputer, software, atau apalah itu. Kesemua itu adalah hasil produk Amerika. Terbayang kah anda jika kita tidak dapat memanfaatkannya? Di sekolah, di kantoran, di rumah, di hotel, di pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Atau mungkin saja kita tidak akan pernah menyaksikan berita-berita, hiburan di televisi, dan sebagainya tanpa Amerika karena kita tau, satelit kepunyaan Indonesia yang berada di langit sekarang tak akan bisa melayang disana tanpa adanya peran NASA. Beberapa waktu berlalu (Kali ini malam hari. Hehehee). Saya sedang menonton televisi di kamar kost saya. Hampir semua berita-berita di televisi membahas sebuah skandal baru! Di tengah konspirasi politik bangsa yang sedang memanas, di tengah kegencaran aparat penegak hukum memperbaiki citra di mata masyarakat, di tengah Aparat sedang berprestasi dalam menumpas aksi teror, trnyata ada 'secuil' kisah tragis di dalam nya.. Media ramai-ramai memberitakan bahwa di tubuh Aparat Penegak Hukum (Polri, Kejaksaan), telah terjadi 'perdagangan' dalam penyelesaian kasus yang juga mencoreng wajah sebuah Departemen Pemerintah, Pajak!! Tuduhan ini di dasari oleh bukti dan fakta, yang berawal dari pengakuan salah seorang perwira tinggi Polri, Susno Duadji!! Pengakuan  tersebut menyentak berbagai pihak, hingga ke Istana Negara. Institusi-instituse tersebut telah di tuduh memakelari dana pajak, uang negara untuk kepentingan sendiri. Nominalnya pun mencengangkan! Semuanya terbongkar setelah salah salah satu pelakunya tertangkap dan di periksa. Kasus ini juga menyeret si Pelapor, yang menurut banyak pihak adalah 'Pahlawan' karena berani mengakui bahkan menyebut satu persatu nama yang terlibat di dalamnya. Kasus ini juga menjadi ironi dalam perjuangan bangsa ini bangkit dari sebuah 'keterpurukan'. Di saat Dinas Perpajakan sedang gencar mengajak masyarakat untuk membayar pajak, malah ada kasus yang tentunya menipiskan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan adanya pemberitaan tersebut, beberapa lapisan masyarakat menjadi ogah bayar pajak. Naaahh, nambaaah lagi tugas pemerintah kan? Hehehe.. Ya, apa hendak dikata lah. semua bakal dapat terselesaikan, selangkah demi selangkah, asalkan jangan cuma 'selangkah'. Jangan nanggung boss. Dari semua pengalaman saya itu (Bukan hanya pengalaman saya kalee. Pengalaman Bangsa ini. Hehehe), saya hanya bisa bersenandung dalam lagu balada saya sendiri: Sungguh Edan Negeri Ini.. Yaahh.. Memang.. Sungguh Edan Negeri Ini.. Di saat UAN di curangi, Teroris merajai, Pajak di gerogoti, Hukum di kebiri, Bencana alam 'tiap  hari', Lumpur menggenangi, kepercayaan masyarakan semakin mati, malah ada Lo**e mau jadi bupati.. Dari teras istana, Sang Penguasa tersenyum melambai ke arah menteri yang tersenyum keki di dalam Toyota New Camry yang baru di beli. Si Obama pun bakal mempersiapkan kata untuk menyapa di Juni nanti: "Syungjuh eddhant newgriw ini".. Hahahahaa.. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan karena ini hanya sebuah fikiran instan kala mengingat moment-moment ganjil sehari-hari, tanpa sebuah konsentrasi di depan layar mini, hanya sekedar buah fikiran alami untuk kiranya dapat menjadi pembahasan berguna buat saudara-saudari yang saya cintai. Percayalah, tidak ada unsur dengki maupun provokasi, ini semua murni dari hati.. Hehehee. Jayalah Indonesia!! Terima kasih juga buat sobat saya (Solin) buat Suguhan kopi panas nya. Salam sayang untuk Putriku tersayang, Fhinka Natalya Sihombing. Pesan Daddy: "Hargai Kesehatan", suapaya di laksanakan.. Salam saya, Nunut Holong Martua Sihombing


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun