Mohon tunggu...
ARINING PUTRI
ARINING PUTRI Mohon Tunggu... -

Menulis itu indah, , , ,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengertilah Posisi Anak...

11 Januari 2014   18:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TAK ADA ORANG TUA YANG MENGINGINKAN ANAKNYA SENGSARA

Yah, memang  hal itu benar tapi apakah kebahagiaan yang dimaksud itu adalah bahagia juga untuk anaknya???

Menjadi anak itu pasti selalu salah, apapun yang kita ucapakan dimata mereka gak pernah benar. Tak jarang ditelingaku mendengar  ucapan para orang tua kepada anaknya yang menurutku tak pantas di ucapkan. Mungkin pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu memang benar. Kelakuan dan sifat anak itu terbentuk  pada masa kecil melalui proses dan tahap apa yang ia lihat, maka hal tersebut akan terekam jelas di memory otak si anak.

Lepas masa balita, anak mulai nakal dan susah di ataur, setiap perbuatan yang dilakukan di anggap salah. Tapi, bagiku itu karena si anak ingin menarik perhatian orang tuanya. Apalagi anak pertama yang memiliki adik, tentu rasa cemburu akan kasih sayang itu ada. Tapi, apakah para orang tua mengerti ??? TIDAK !!!  Bagi mereka tetap saja kelakuan anak kecil itu salah

Ketika memasuki tahap remaja, ketika sang anak sedang ingin mengembangkan sayapnya dan ingin mendapatkan pengakuan dari orang disekitarnya. Bahwa mereka itu BISA. Dengan mengikuti gemaran atau hobby. Dengan stay cool orang tua berkata BELAJAR DULU, GAK USAH MIKIRIN YANG LAIN. sang anak menjawab tapi pah/mah aku mau menyalurkan hobby aku. Dengan tanpa rasa bersalah orang tua menjawab setengah membentak TAPI HOBBY KAMU ITU BISA BUAT SEKOLAH KAMU DAN BELAJAR KAMU TERGANGGU. SEPERTI PAPA/MAMA DULU !!! SUDAH KAMU BELAJAR NGGAK USAH NGIKUTIN TEMAN-TEMAN KAMU YANG NEKO-NEKO…..

Kalau sudah begini apakah yang terjadi pada sang anak????

Bagai tersambar petir dan halilintar. Kalau anak yang penurut mungkin ia akan menurut saja dengan apa yang dikatakan orang tua walaupun itu bertentangan dengan hati kecilnya. Tapi bagaimana dengan anak yang tipe pemberontak?? Ia akan cenderung mencari cara apapun itu agar apa yang menjadi keinginannya tercapai. Terkadang tak jarang kita mendengar atau bahkan melihat para remaja yang bercita-cita jadi musisi/seniman karena tidak di dukung orangtua jadi amburadul/berantakan. Atau remaja yang ingin menggapai cita-citanya yang begitu diinginkannya tidak di izinkan sama sekali padahal, ia tergolong remaja aktif dan cerdas. Kasian, mereka harus terbebani menjadi apa yanbg diinginkan orang tua. Mau melawan dibilang PEMBANGKANG nggak melawan HATI MERANA, bahkan tak jaran g yang stress dan depresi, terjun kedunia hitam atau gila teriak-teriak gak jelas, bahkan berusaha mengakhiri hidupnya. TRAGIS !!!!

APA ITU YANG DIINGINKAN ORANGTUA????

MEMBIARKAN ANAKNYA MENDERITA TEKANAN BATHIN HANYA KARENA KEINGINAN MEREKA SENDIRI ?????

Pada zaman ini sangat jarang sekali yang ku temukan orangtua yang dapat mengerti anaknya, memberikan anaknya kebebasan berpendapat, berekspresi sesuai hobby, bergaul dengan siapa saja tanpa memandang HARTA dan TAHTA.

ORANGTUA zaman sekarang KEJAM bahkan lebih kejam dari zaman dulu. Tak banyak kita mendengar ORANGTUA MEMBUNUH ANAK SENDIRI ???? GILA !!!!

Mereka tidak berfikir anak itu titipan yang harus dijaga dan dibentuk dengan akhlak yang baik. Memang jadi anak itu nggak gampang.

Aku memang belum pernah merasakan jadi orangtua tapi, aku bisa mendeskripsikan bagaimana mendidik yang baik. Bukan dengan KEKERASAN atau DIMANJAKAN. INGAT !!! TIPE ANAK BERBEDA mendidik anak sesuai tipe itu perlu. Jangan anak pemberontak dididik dengan cara kasar itu akan membuat dia menjadi suka memberontak. YANG PALING PEKA DENGAN ANAK YANG PEMBERONTAK ADALAH HATINYA. Entah itu lelaki atau perempuan. semua sama.

ORANGTUA nggak bisa lengsung menghakimi bahwa kamu salah, dan langsung menghukum tanpa belas kasihan. Didikan macam ini FATAL. Apa salahnya dibicarakan baik-baik, merangkul dan ikut menanyakan apa yang di keluh kesahkan, apa yang membuat dia menjadi melakukan kesalahan yang seperti itu. Apa faktor dan sebabnya anak berubah menjadi nakal dan sebagainya. Nggak ada perbuatan yang dilakukan tiap insan tanpa sebab. Bukankah cara itu lebih BAIK dan DEMOKRATIS?? BEDA DULU BEDA SEKARANG,,,, Kalau zaman dulu didikan orangtua dipukul atau dididik secara kasar, nggak seharusnya dilampiaskan terhadap anak. Andai saja para ORANGTUA bisa memutar waktu LIHATLAH BAGAIMANA KALIAN DULU, LIHAT BAGAIMANA SENGSARANYA HIDUP KALIAN. Dan ketika telah JAYA APAKAH KALIAN LUPA DENGAN AWAL MASA SULIT KALIAN. Satu yang kalian lupa HARTA/TAHTA ITU GAK BISA MENJAMIN KEBAHAGIAAN SESEORANG. HANYA KASIH SAYANG DAN CINTA YANG TULUS YANG BISA MEMBUAT SEMUANYA MENJADI INDAH. HARTA/TAHTA BISA DI CARI DENGAN IKHTIAR/BERUSAHA. NAMUN, APAKAH CINTA DAN KASIH SAYANG BISA DIBELI DENGAN UANG YANG KALIAN MILIKI????? SALAH !!!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun