Mohon tunggu...
Ajis Rahardian
Ajis Rahardian Mohon Tunggu... -

(bercita-cita sebagai) penulis yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sistem Tanda

18 Juni 2012   16:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:49 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio


Ada sekian banyak orang
di seluruh belahan dunia
yang memahami hal-hal dalam semiotika
justru bukan sebagai semiotika
Umberto Eco (Travels in Hyperreality, 1986)

Dari salah satu buku yang pernah gue baca, gue teringat tulisan Pak Alex Sobur bahwa, “Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini.” Pada dasarnya semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda-tanda. Contoh sederhananya, bagaimana kita memahami: bila traffic light menyala merah maka harus berhenti (bukannya ngeloyor terus sambil liat kanan-kiri). Tanpa harus belajar semiotika atau ilmu Komunikasi, kita sebenarnya telah banyak menerapkan sistem penandaan sebagai sebuah panduan awal komunikasi.

Salah satu contoh sistem tanda yang berlaku di rumah gue misalnya. Di rumah gue ada dua kamar mandi: satu di bawah, satu lagi di lantai atas (berdampingan dengan ruang jemuran dan satu kamar mini yang juga dipakai untuk menaruh jemuran – kering). Kondisi kamar mandi bawah masih oke, pintunya bisa dikunci dari dalam. Nah, kamar mandi yang di atas ini yang akan gue bahas.


Ruang kamar mandi yang direnovasi ulang tahun 2009 ini memiliki tampilan interior yang bagus, lantai dasar bercorak batu coral kecoklatan dan dindingnya dilapisi keramik berwarna krim sampai menyentuh atap. Namun, itu semua sayangnya tidak berbanding lurus dengan kondisi pintunya. Pintu yang berbahan dasar plastik itu harus rela berbagi hidup dengan lumut hijau, engselnya pun bercorak hitam – karena karatan. Pintu ini tetap kokoh berdiri, meski terpaan angin kencang kadang membuatnya terbuka sendiri. Ya, pintu ini sudah tidak punya lagi Ibu, maksudnya sudah jebol tuas kuncinya. Tuas itu telah dicabut sejak beberapa bulan lalu, dan sebagai gantinya seonggok kaos berwarna ungu punya adik gue harus nyangkut di lubang itu.


Seiring berjalannya waktu, kami sekeluarga memahami skema pemakaian kamar mandi atas yang tuas kuncinya sudah diganti kaos malang adik gue. Tanpa disadari keluarga gue memaknai: bila kamar mandi tertutup dan keran menyala, berarti ada orang di dalamnya, begitu pun bila pintu tertutup dan keran tidak menyala. Intinya, bila pintu tertutup berarti ada orang di kamar mandi. Gue sekeluarga, tanpa sengaja menciptakan tanda-tanda baru bagi pintu kamar mandi atas yang tidak bisa dikunci itu.


Ceritanya tidak sampai di situ. Beberapa hari kemarin, sodara-sodara sepupu gue datang ke rumah untuk merencanakan pernikahan salah satu sepupu gue yang tinggal tidak jauh dari Pamulang. Sodara gue kebanyakan berasal dariPurbalingga, mereka membincangkan apa saja dengan bahasa campuran Jawa-Indonesia. Ketika mereka datang, gue lagi main Footbal Manager 2012 di kamar. Lalu karena merasa gerah, gue pun meluncur ke lantai atas untuk mandi. Sedang asyik mandi, gue dikejutkan oleh pintu di sebelah gue yang tiba-tiba terbuka karena didorong, “Blaggh….” Tebak apa reaksi orang yang mendorong pintu tersebut: a) “Oh, my good…,”  b) “Ih, lucunya....” Segera kirimkan jawabannya ke 9123. Halah, ngaco. Dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan, orang itu mundur perlahan dan minta maaf, “Oh, sorry, kirain ga ada orang.” Ternyata orang itu adalah salah satu sepupu gue, seorang pria yang sudah berkeluarga dan tinggal di Karawang (semoga dia ga ceritain pengalaman itu ke istrinya).
Komunikasi menjadi kegiatan dasar manusia karena kita membutuhkannya. Semiotika sebagai salah satu cabang ilmu Komunikasi, hadir dan kita lakukan tanpa kita harus tahu apa itu sistem tanda dan siapa itu Sigmun Freud. Kita terlahir dengan kemampuan akal luar biasa yang tidak kita sadari kapasitasnya. Keep spirit!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun