Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ramang Mencetak 100 Gol (60)

1 Juni 2021   13:55 Diperbarui: 1 Juni 2021   14:01 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama skorsing  itu, ia mencoba membina kesebelasan bocah-bocah di Makassar. Kurang lebih dari 20 tim yang dibinanya. Di antara mereka itu ada yang menjadi pemain PSSI. Misalnya, Rony Pattinasarani (alm.) dan Suaeb Rizal yang memperkuat tim nasional 1976 dan hampir saja PSSI meraih tiket ke Olimpiade Kanada, seandainya tendangannya tidak melenceng.

"Tentu saya gembira menyaksikan prestasi bekas anak buah saya itu," sela Ramang.

Melewati pasang surut kehidupan, Ramang pada tahun 1968 diangkat menjadi pelatih PSM. Pada tahun 1970 menjadi Pelatih Persatuan Sepakbola Baubau (Perseba) Buton atas permintaan pemerintah daerah setempat. Akhirnya, sejak akhir 1971 ia mulai mengasuh kesebelasan Blitar Putra.

Ramang yang mulai main bola sejak 12 tahun dalam usia 18 tahun masuk klub Persatuan Sepakbola Indonesia Sulawesi (Persis) dan kemudian menjadi "goal getter" PSSI.

Kisah terdamparnya Ramang di Blitar bermula atas permintaan sang Bupati Blitar Sanusi Prawirohardjo yang tampak keduanya sudah saling mengenal. Sanusi rupanya pernah bertugas di Makassar  dan dikenal sebagai kiper kesebelasan Kodam VIII/Brawijaya yang banyak berlatih dengan PSM. Nyonya Sanusi yang saat itu menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, juga berasal dari Makassar. Tidak mengherankan jika saat itu Ramang menjalin hubungan Blitar-Makassar melalui kulit bundar sejak 10 Agustus 1971.

Sebelum menjabat Bupati Blitar, Sanusi telah menjadi Ketua Persatuan Sepakbola Blitar Indonesia (PSBI), sejak 1961. Kesebelasan "Blitar Putra" sendiri baru dibentuk 5 Juli 1967 dan saat itu menjadi tim inti PSBI. Sanusi banyak menelan pahit getirnya  kegagalan-kegagalan PSBI Blitar itu.

"Tapi apa daya waktu itu saya tidak mempunyai kekuasaan dan persediaan dana untuk membina mereka. Meskipun sedih, saya terpaksa melepaskan para peman PSBI yang baik ditarik ke tingkat provinsi atau nasional. Bahkan juga ke perusahaan-perusahaan seperti Aromcy, misalnya," kata Sanusi kepada "Kompas".

Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, maka setelah menjabat Bupati Blitar Sanusi mencoba membina "Blitar Putra" sebaik mungkin, antara lain dengan mendatangkan Ramang sebagai salah satu pelatihnya.

Tetapi dengan spontan Ramang mengatakan," Di sini (Blitar) saya bukanlah pelatih, melainkan hanya sebagai pengasuh saja. Saya tidak pernah sekolah sebagai pelatih sepakbola. Pengetahuan yang saya miliki hanyalah pengalaman-pengalaman dari lapangan yang diberikan oleh pelatih saya," kata Ramang merendah.

Pada tahun 1973 itu, anak Ramang yang menjadi pemain PSM, Rauf Ramang menjadi pemain Blitar Putra. Keluarga Ramang sendiri masih tinggal di Makassar ketika itu. Ramang hanya menjenguknya sekali dalam tiga bulan. Ramang sendiri saat itu memiliki empat orang anak yang hidup dan satu cucu. Dengan kedudukannya sebagai  pelatih yang tidak pernah diakuinya dengan mengatakan hanya "pengasuh", Blitar Putra" kehidupan Ramang sekeluarga tercukupi.

Para pemain "Blitar Putra"ditampung dalam asrama di kompleks rumah dinas Bupati Sanusi (pendopo kabupaten). Jumlah pemain cukup untuk tiga tim dan delapan orang di antaranya pemain inti. Status mereka sebagai pegawai Pemda, menerima beras, uang lauk pauk, dan lain-lain, di samping uang prestasi yang dinilai dari permainan bolanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun