Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ramang, Bagaikan Ikan Menggelepar (36)

10 Mei 2021   12:37 Diperbarui: 10 Mei 2021   12:40 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengalaman itu lalu ia kawinkan dengan teori yang pernah ia dapat dari Tony Pogacnik, bekas pelatih PSSI yang dulu mengolah Ramang dari pemain belakang menjadi penyerang tengah. Cocokkah pola zaman Ramang itu untuk masa sekarang? Ia hanya menjawab dengan menunjukkan prestasi Persipal selama ini yang malah sempat mendapat pujian Coever, ketika pelatih PSSI ini mencoba anak-anak asuhannya melawan Persipal dalam lawatan tim Pre-Olimpik akhir tahun kemarin di Palu.

Menurut Ramang, dulu polanya 5-3-2, sekarang total football. Total football adalah pola mutakhir di mana pemain bisa main di segala posisi. Meski pola dulu itu kini sudah dianggap kuno, toh Tony Pogacnik pernah menerapkan variasi 4-3-3 di Olympiade Melbourne tahun 1956 -- seperti yang kemudian diperbuat pula oleh kesebelasan Inggris tahun 1966 dalam Jules Rimet di London. Namun pemain-pemain di zaman dia dulu memang agak lain.

 "Terus-terang saja, dulu itu kami hanya memiliki bakat yang luar biasa saja. Peranan pelatih tidak terlalu dominan. Sekarang pengetahuan tentang bola sudah begitu tinggi, sedang pembinaan pemain pun sudah dimulai sejak masih tingkat junior. Lebih-lebih sekarang ada Diklat semacam yang di Salatiga," ia menjelaskan.

"Tapi dulu rata-rata kami kekar dan tinggi (kecuali Tan Liong Houw) hingga kami selalu menang dalam duel di udara. Sekarang rata-rata pendek dan kecil. Lihat saja Iswadi, Sofyan Hadi, Rivai, Andi Lala (termasuk Abdul Kadir). Akibatnya mereka kurang dalam heading (sundulan bola). Dan, rata-rata pemain zaman saya dulu ada spesialisasi. Misalnya kanan luar seperti Witarsa tak bisa bermain sebagai kiri luar. Tendangan kaki kirinya kurang dibandingkan kaki kanan. Sekarang rata-rata all-round, dapat bermain sama baiknya dengan posisi yang berlainan. Iswadi misalnya, sama baiknya bermain di kiri atau kanan luar. Tapi dulu toh ada juga rekan-rekan kami yang mampu main di segala posisi seperti Ramelan. Tan Liong Houw, Ramlan, Him Tjiang dan Chaeruddin," seperti dikutip . Majalah TEMPO, 21 Februari 1976, diunduh via google.com 9 Juni 2010, pkl 22.30 Wita.

Analisis Ramang terutama tentang tinggi pemain PSSI sekarang -- tidak seluruhnya benar. Andi Lala, Sofyan Hadi dan Iswadi misalnya, cukup tinggi. Masing-masing 168,166 dan 161 sentimeter. (Bersambung). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun