Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bangsal Covid

16 April 2021   18:42 Diperbarui: 16 April 2021   18:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Nurul Awaliah Syamsuri

Oleh Nurul Awaliah Syamsuri

Mahasiswa Peserta Penulisan Kreatif FIB Unhas

Pengantar:

Tulisan ini merupakan pengalaman  penulis selama beberapa hari dirawat sebagai pasien Covid-19. Kisah ini dipilih dapat dimuat di media  agar pembaca dapat memahami dan mengetahui "sepak terjang" pandemi ini dan sadar menghindari atau mencegahnya. Catatan ini merupakan tugas midtes para mahasiswa peserta Penulisan Kreatif Fakultas Ilmu Budaya Unhas semester genap  2021. (MDA)

Kasus covid pertama di Indonesia, diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020. Untuk menekan laju penularan virus corona, pemerintah meliburkan anak sekolah serta pekerja selama 14 hari. Bukannya semakin landai, kasus di Indonesia justru semakin banyak tiap harinya. Itu dikarenakan masih banyak warga negara Indonesia yang tidak memercayai adanya corona ini. Mereka pikir ini hanyalah akal-akalan pemerintah  meraup untung dari wabah yang menyebar ke seluruh dunia ini. Saat itu, keluarga saya juga masih percaya-tidak percaya dengan adanya covid ini. Walaupun belum sepenuhnya percaya, keluarga saya tetap mengikuti imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah dan hanya keluar saat ada sesuatu yang penting.

            Sampai akhirnya bulan Desember 2020, saya sudah merasa bosan karena tidak pernah keluar untuk jalan-jalan ke tempat rekreasi. Saya juga sempat berpikir.

 "Apa yang akan saya lakukan saat libur semester nanti? Masa hanya tinggal di rumah saja, pasti akan sangat bosan,"

Saya pun berencana  berangkat ke Bandung bersama tante  saat libur semester nanti. Rencananya kami akan berangkat setelah tahun baru, tetapi takdir berkata lain. Saat itu saya sekeluarga dinyatakan positif covid-19. Saya sendiri kurang tahu kapan tepatnya terkena virus ini. Tetapi saya pertama kali merasakan gejalanya itu pada tanggal 2 Januari 2021, sehari setelah  pulang dari rumah nenek.

            Pagi itu saya bangun dengan rasa sakit di seluruh badan. Rasanya pegal sekali, seperti habis berlari mengelilingi Unhas sebanyak delapan kali. Kepala saya juga rasanya sangat sakit, seperti ada batu yang mengganjal di ubun-ubun. Saya pun berinisiatif  meminum paracetamol, agar rasa sakit ini bisa sedikit hilang. Tetapi  teringat bahwa saya belum makan apapun sejak kemarin malam. Saya pun memutuskan  makan terlebih dahulu sebelum meminum obat itu.

            Saat berjalan ke dapur, perasaan saya tiba-tiba tidak enak. Rasa pusing luar biasa yang tiba-tiba menyerang membuat jalan saya sempoyongan dan harus berpegangan pada lemari buku yang ada di dekat pintu kamar. Saya pun berbalik arah dan langsung merebahkan diri di kasur. Memejamkan mata dengan sangat erat dan berharap rasa sakit ini bisa pergi. Karena rasa sakit di kepala dan badan yang dirasakan semakin menjadi-jadi, saya mencoba meraba-raba kasur di sebelah  untuk mencari handphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun