Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Waras

14 September 2015   12:14 Diperbarui: 14 September 2015   13:28 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Waras dalam bahasa Indonesia yang tepat adalah "berakal sehat". Kenapa beberapa kejadian belakangan ini seolah-olah mencerminkan ketidak-warasan seseorang dalam menyampaikan pendapatnya.  Gus Dur pernah mengatakan bahwa murid taman kanak-kanak kepada kalangan DPR yang disampaikan cukup ekstrim di media-media sosial.  Sebenarnya apa ungkapan yang dimaksud dengan Gus Dur dengan murid TK ini.

Umumnya anak usia 4-5 tahun memang masih lugu, lucu, dan belum atau tidak bertanggung jawab atas apa yang diucapkan. Mereka masih senang bermain dan tidak banyak pertimbangan.  Lalu, apakah orang dewasa harus disamakan dengan anak TK yang berperilaku sesuai dengan tuntutan peran dan tanggung jawabnya.

Saat ini ketika orang sudah dalam lingkaran kekuasaan maupun kekayaan seringkali berpikir dan bertindak seolah mengenakan yang mewah seperti mobil, jam dan lain-lain bahakan sampai ratusan juta tak perlu memikirkan lagi apakah pemakaian barang mewah itu sesuai dengan status dan posisi dirinya dalam suatu jabatan.  Ketika etika sudah dilanggar pun,, merasa tak pernah melakukan kesalahan sama sekali.  Pembelokan alasan-alasan yang tak masuk akal pun berbicara. seolah dirinya sudah benar adanya.

Bukankah kita semua akan menuju hal yang sama ketika kita juga menuju ke suatu kepuncak kekuasaan, kita lupa diri . Kita lupa akan hal-hal yang hakiki sebagai orang yang tangguh, membentuk kekuatan kita sebagai pribadi yang matang dan bijak.  Apa gunanya kaya, tetapi tak punya komitmen, bahkan hanya menampilkan ke glamouran yang menyembunyikan  siapa diri kita sebenarnya. integritas rendah dan tak mampu mengungkapkan siapa sebenarnya kita.

Tulisan ini sebenarnya terinspirarasi dari tulisan yang dibuat oleh Eillen Rachman & Emilia Jacob Expert, Character Builidng Assesment & Training.  

Manusia yang bertanggung jawab untuk berpikir secara objektif, luwes mengatur emosinya. Memang sulit jadi manusia yang matang karena tidak ada "reward" yang kasat mata jika kita berbuat sesuatu yang menunjukkan kematangan kita.  Yang mengerikan terlah terindikasi bahwa manusia matang, seringkali harus berhenti jadi matang di tengah jalan karena tidak mampu atau tergoda untuk pematangan dirinya.

Tidak ada seorang manusia pun yang sempurna baik secara phisik maupun rohani, jiwa.  Temparemen manusia berbagai macam, ada yang cepat marah, dan lambat dalam berespons.   Ada yang ekstrover  atau kebalikannya yang introvert.  Secara fisik semua manusia juga mempunyai ciri tersendiri. TEtapi kita harus memiliki rasa "Happy" dengan diri kita sendiri baik itu mental, spiritual.  Rasa happy ,bahagia dan kematangan akan membawa diri itu merupakan fondasi utama dalam mengahadapi kesulitan dalam memangku jabatan tinggi sekali pun.  Memangku jabatan tinggi selayaknya dianggap suatu kewarasan yang perlu fondasi kuat untuk tidak tergiur dengan apa yang diluar tanggung jawabnya atau komitmennya.  Arus lingkungan di luar memang lebih deras.  Tetapi dengan arus dari diri sendiri yang kuat, maka kita dapat menjalani hidup lebih berfokus, tidak mencuri waktu , uang yang bukan milik kita.

Menjaga kewarasan adalah kita tidak terbawa oleh arus operasional, politik bahkan nilai yang lundur yang tidak sesuai dengan harapan kita untuk menjadi pribadi yang terpuji.

 

Membangun kewarasan

Setiap orang yang mulai mencari untuk jadi dirinya selalu bertanya dengan pertanyaan yang prinsip.  Apa sebenarnya yang terjadi dengan diri saya?  Apa yang saya cari?  Apakah yang penting bagi saya?  Bagaimana saya menyesuaikan dengan kondisi yang penuh dengan konflik inil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun