Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budiman Sudjatmiko (BS): Tokoh Sentral dalam Perjuangan Petani

7 Januari 2014   12:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika saya bekerja, sering mendengar namanya dan hanya mengenal nama ini tanpa mengenal lebih jauh siapa sebenarnya tokoh ini. Saya tak pernah mendengar profil bahkan kegiataannya. Bagaimana saya bisa tertarik dengan tokoh yang satu ini? Padahal saya paling tak menyukai tokoh-tokoh politik di dunia khususnya di Indonesia. Bagi saya , seorang perempuan cukuplah dengan mengisi kehidupan dengan belajar,bekerja dan berumah tangga.

Namun, pada satu hari saya terkejut ,terpekur mendapatkan berita yang mengejutkan di suatu surat kabar nasional bahwa Budiman Sudjatmiko, ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebenarnya, berita itu tak akan menyentuh saya jika dalam pemberitaan hanya dikatakan bahwa seorang pemberontak telah dijebloskan ke penjara. Namun, itulah titik awal dari keinginan tahu saya adalah statemennya yang menyatakan "Saya bukan seorang pemberani, tetapi saya tidak dapat memberikan /membiarkan ketakutan pada saat itu yang mewabah seperti penyakit menular". Keinginan tahu yang kecil itu mengusik diri saya terus untuk makin mengenal dirinya.

Berkali-kali koran yang saya baca di saat itu hanya memberitakan tentang kejahatan dan pemberontakan seorang bernama Budiman Sudjamiko, tanpa memberikan penjelasan rinci apa pemberontakannya dan mengapa dia bersalah. Bagi saya, umumnya, kejahatan itu adalah kejahatan yang sifatnya pidana dan perdata, tidak ada kejahatan politik. Saya tak mengerti mengapa orang bisa dijebloskan penjara hanya karena urusan politik.

Akhirnya, saya mencoba menggali siapa dia, apakah kegiataannya, mengapa dia bisa dijebloskan ke penjara. Membaca memoar seorang tentu harus dari awal hidupnya, tak bisa hanya sepenggal penggal ketika dia telah melakukan kegiatannya.

Oleh karena itu, saya berusaha mencari lagi jejak rekam  kehidupannya sejak kecil. Ternyata Budiman Sudjatmiko itu seorang anak yang terbesar dari empat bersaudara. Dilahirkan di Majenang,Cilacap pada tanggal 10 Maret 1970. Dia menikmati kehidupan masa kecil sampai tumbuh besar di kota-kota seperti Cilacap,Bogor dan Yogjakarta. Lingkungan keluarga mengajarkan nilai-nilai keagamaan,nasionalisme dan kepedulian yang kuat.

Aktif dalam berbagai organisasi sejak di bangku SMP, bahkan sampai kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, dia selalu melibatkan diri dalam gerakan mahasiswa. Dalam kegiataan itu, dia juga ikut sebagai community organizer untuk pemberdayaan politik,organisasi dan ekonomi di kalangan petani. Keberaniannya untuk mendirikan dan mendeklarisikan PRD (Parti Rakyat Demokratik), dianggap menentang Pemerintah Orde Baru. Itulah sebabnya, dia harus di vonis hukuman 13 tahun penjara. Tadinya saya berpikir secara subjektif bahwa perlawannya untuk melawan pemerintah orde baru adalah ambisi pribadi seorang anak muda atau seorang mahasiswa yang idealis. Pada umumnya mahasiswa idealis yang memberontak , pada akhirnya akan mendapat dua tawaran oleh penguasa, apakah menerima tawaran dengan mendapatkan kekuasaan dan duduk sebagai pejabat atau masuk ke penjara. Ternyata anggapan saya tak berdasarkan sama sekali . Hal ini terbukti setelah saya baca review bukunya yang baru diterbitkan dan diluncurkan berjudul "Anak-Anak Revolusi".

Perjuangan panjang dari masa kecilnya, berliku-liku dan penuh dengan berbagai macam intrik membuatnya mencari jawaban. Bukan hanya jawaban yang dipertaruhkannya, tapi juga memperjuangkannya sejak dini. Batinnya yang bergejolak melihat mengapa ada kemiskinan dan mengapa pemerintah membiarkannya. Tak bisa diam, dia memberontak dan pemberontakan itu membuka sepasang matanya untuk tetap memperjuangkan apa yang menjadi impiannya, perjuangan untuk demokrasi dari sebuah otoriter dan upaya untuk memadukan wawasan ilmu dengan praktek pemberdayaan rakyat dan demokrasinya. Perjuangan sebuah negara demokrasi bagi semua yang ingin mewujudkannya, bukan hanya bagi seorang Budiman Sudjatmiko saja. Dalam buku yang ditulisnya,dinyatakan bahwa kejahatan manusia dari sebuah kekuasaan itu berhasil membuat memori kolektif terhapus dan dari tangan penguasa itu bisa digantikan perannya menjadi pahlawan. Buku ini mengajak semua anak muda yang masih mempunyai mimpi terus mengejar mimpinya untuk mewujudkan adanya demokrasi di negara ini. Buku inilah yang dijadikan alat untuk promosi penggalangan dana untuk kampanyenya sebagai calon legislatif yang kedua periode 2014-2018.

Barangkali perjuangan Budiman hanya berhenti jika dia tak mendapat kesempatan untuk tidak duduk dalam anggota DPR. Sebuah anekdot yang mungkin dipercayai oleh orang awam seperti saya, setiap anggota DPR mengejar suatu kepentingan diri sendiri atau kepentingan partai yang mendukungnya. Jelas pengejaran itu penting karena setiap orang yang masuk sebagai anggota DPR telah berkorban secara materil untuk mendapatkan kedudukan itu. Harga sebuah Rekrutmen politik yang mahal ada di negeri ini. Namun, saya masih dapat mempercayakan apa yang menjadi perjuangan Budiman tetap konsisten dilakukan ketika dia berada dalam kedudukannya sebagai DPR RI Komisi II dari partai PDIP, itu tetap punya visi dari perjuangannya.

Background dari pendidikannya Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan International di Universitas Cambridge, Ingrris, mendukungnya untuk berbuat sesuatu untuk perbaikan rakyat terutama bidang hukum untuk Undang-Undang Desa. Dengan dibuat rancangan tentang isu strategis UU desa yang berkaitan dengan Pembangunan Desa, Keuangan,Aset dan BUM Desa, Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kerja Sama antar Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, maka skema ini dapat membantu dan memperbaiki kondisi pendapatan desa yang bersumber dari APBN dalam UU Desa. Naskah UU tentang Desa berhasil disahkan pada tanggal 18 Desember 2013. Sumbangsih pemikiran yang dituangkan dalam Undang Undang untuk masalah ekonomi desa.

Pada saat kampanye Pemilu Legislatif tahun 2009 yang lalu, salah satu janji Budiman Sudajtmiko adalah untuk mengadvokasi konflik argaria di wilayah Kapupaten Cilacap dan Banyumas dan memperjuangan RUU tentang Desa. RUU Desa telah selesai dan berhasil disahkkan . Nach untuk advokasi konflik argaria, maka Budiman Sudjatmiko mendirikan suatu Rumah Aspirasi Budiman (RAB). Tujuannya adalah untuk menjembatani agar aspirasi konstituen dengan wakilnya di DPR tak terputus. RAB telah dideklarasikan 4 Oktober 2009, 3 hari setelah Budiman dilantik sebagai anggota DPR. Pembentukan RAB itu sangat efektif karena selalu didatangi oleh warga yang mengadu. Aduan yang dikeluhkan adalah tentang konflik argaria yang terjadi di wilayahnya. Penyelesaian konflik argaria menjadi fokus dan tujuan dari RAB.

Usaha Budiman tidak berhenti pada RAB, dia juga membuat organisasi kemasyarakatan yang disebut Persatuan Rakyat Desa Nusantara dengan situs www.ParadeNusantara.or.id atau @paradenusantara. Peran Budiman adalah sebagai Pembina Utama di Dewan Pimpinan Nasional. Para anggotanya dan pengurusnya adalah rakyat dan masyarakat pedesaan sebagai pilar penyangga adalah aparatur pemerintahan, Kepala Desa, mantan Kepala Desa dan Mantan Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Elemen pemuda adalah Karang Taruna Desa dan elemen wanita adalah ibu-ibu penggerak PPK Desa. Program yang ditujukan untuk meningkatakan kapasitas Aparat Pemerintah Desa,. Ditekankan program pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun