Lirik lagu "one in a Million Moment"  diciptakan oleh   Gun N' Roses, merupakan band rock Amerika . Rilis  lagu kedelapan, berjudul  "One in a Million Moment"  merupakan pengalaman seorang penyanyi Axl Rose yang ditipu di stasiun bus Greyhound saat pertama kali tiba di Los Angeles.
Namun, ada tanggapan negatif tentang makna lagu itu. Â Mereka mengatakan bahwa lagu ini bersifat rasis. Â Tanggapan dari Rose, bahwa dia sedang mengeluarkan perasaannya, Â perasaan yang tidak semua orang bisa memahaminya.
Ini sedikit cuplikan dari lagu itu:
You're one in a million
Yeah, that's what you are
You're one in a million, babe
You're a shooting star
Maybe someday we'll see you
Before you make us cry
You know we tried to reach you.
But you were much too high
Much too high, much too high,
Much too high, yes, ow!
One in a million dalam hidupku
Momen  tergalau  dalam hidupku adalah ketika aku harus melepaskan dan mengantarkan anak tunggal untuk pertama kali melanjutkan perguruan di Melbourne, Australia.
Dari semua perlengkapan, dokumen, penempatan sekolah, akomodasi (tempat tinggal) dan biaya-biaya sudah dipersiapkan dengan matang. Sebenarnya tak perlu dikhawatirkan apa-apa dong! Namun, bagi saya yang pertama kali melepaskan anak ke negara asing, negara yagn belum pernah kami kunjungi, belum pernah kami ketahui sosial budayanya, menjadi suatu ketakutan sekaligus kegalauan. Â
Di tahun 2016 saat anak akan berangkat, teknologi seperti google dan produknya belum secanggih seperti sekarang ini, apalagi fitur-fitur pencarian belum semudah saat ini. Â Kekhwatiran utama saya adalah bagaimana belajar tentang kota Melbourne secara singkat dan cepat. 4Â hari setelah anak datang, harus kuliah dan berada di universitasnya. Â
Kegalauan itu saya sampaikan kepada seorang teman yang sudah lama menjadi permanen residence di Melbourne.  Respon yang saya dapatkan dari curah hati saya , "Wah  sayang banget saya tak bisa bertemu karena saya ada urusan penting. Tapi saya sudah minta tolong seorang teman yang akan datang menemui dirimu". Lalu, dia memberikan nama dan telponnya.  Â
Saya terhenyak, apakah seorang asing yang belum pernah saya kenal mau membantu saya . Â Apalagi waktunya begitu singkat untuk berkomunikasi dengannya. Â Suara negatif menyelimuti diri saya. Â Pasti dia akan menolak dengan berbagai alasan. Â Apalagi kami juga bukan orang penting bagi dirinya. Â Saya mulai pesimis untuk bisa mendapatkan bantuan.
Dua hari jelang keberangkatan saya berusaha untuk berkomunikasi dengan A (teman baru).  Memperkenalkan diri serta informasi tentang kedatangan saya serta keinginan saya untuk minta bantuan informasi penting seperti  transportasi, grocery, bank dan lifeskill singkat.
Tanpa disangka, Â respon positif datang tepat pada hari keberangkatan saya dan anak. Â A mengatakan satu hari setelah kedatangan saya , dia akan datang ke apartemen kami (bukan apartemen anak). Â Tepat pada hari yang dijanjikan, A datang dengan wajah yang sangat ramah, penuh senyum. Â Â Dia membawa begitu banyak brosur .
Setelah briefing singkat tentang transportasi  rute dan cara pembelian tiket tram, train , beberapa tempat penting seperti bank, beli SIM Card untuk berlangganan internet, kami mulai mengelilingi Melbourne.  Orientasinya agar anak mengenal transportasi yang harus digunakan sehari-hari.  Juga untuk mengenal dimana belanja,  supermarket terdekat dengan apartemen anak.  Bahkan, dia membantu kami untuk angkut barang-barang anak dari apartemen pertama kami datang ke apartemen anak yang disewa selama dia kuliah.  Singkat padat tapi sangat membantu apa yang kami butuhkan.
Ketika semua sudah berjalan lancar, saya mengundang A untuk makan bersama sebelum berpisah karena saya harus pulang Indonesia. Â Momen yang tak pernah saya lupakan dalam hidup saya menemukan kebaikan seseorang dalam kondisi terjepit dan genting. Â Kebaikan dan keramah tamahan masih berlangsung hingga kini. Â Tuhan telah mengirimkan malaikatnya untuk saya yang sedang galau berat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI