Tempat-tempat duduknya yang bernuansa putih juga diletakkan  berjauhan satu dengan yang lainnya. Jaraknya cukup jauh kira-kira l/2 meter. Ketika datang, langsung memberikan ucapakan selamat kepada pengantin dan kedua orangtuanya.  Pemberian ucapan itu dari jarak jauh juga. Tamu berdiri di depan pengantin yang berdiri di panggung.  Kami tidak bersalaman dengan tangan, tapi meningkapkan tangan sebagai tanda ucapan selamat.
Makanan pun jadi perhatian saya. Â Awalnya, saya mendengar akan diberikan dengan membagikan nasi kotak. Namun, ternyata diganti dengan prasmanan. Â Ada beberapa petugas hotel yang menjagai setiap makanan, misalnya nasi, capjay, bakmi, ikan, Â tiap macam makanan satu petugas, kami hanya mengulurkan piring, dan petugaslah yang mengisi makanan sesuai dengan porsi yang diminta. Saya berpikir bahwa ini cara terbaik untuk menghindari tangan-tangan yang berganti-ganti untuk memegang sendok dan akhirnya makanan jadi tidak higenis lagi.
Dengan adanya event organizer, Â acara yang singkat mulai dari penghormatan kepada orangtua sampai kepada ucapan syukur sampai foto pun diatur oleh mereka.
Ketika kami keluarga besar boleh berfoto bersama dengan pengantin, ternyata kami tidak diperbolehkan mengambil foto dari ponsel kami sendiri. Â Foto harus diambil dari fotographer dari event organizer. Â Saya berpikir apa alasannya? Â Ternyata hal ini sangat berpengaruh dengan izin hotel yang hanya boleh mengadakan pesta dalam jumlah yang sangat sedikit. Jika di expose ke luar, pasti nanti izin hotel akan dicabut.
Untuk souvenir yang kami terima pun sangat sesuai dengan prokes pandemic yang sedang berlangsung. Â Dua botol kecil , hand santizer dan disinfectant yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam masa pandemic ini.
Inilah sekelumit pesta pernikahan singkat dan penuh hikmat saat pandemic yang tetap mengindahkan prokes.