Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelabunya "Valentine", Ditinggal Mantan

13 Februari 2020   15:06 Diperbarui: 13 Februari 2020   17:44 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun,  di hari valentine yang seharusnya merupakan hari  romantis, bagi saya  hari itu sungguh sangat  menyedihkan bagi karena  kami harus berpisah untuk sementara. Rianto harus kuliah di Jakarta, sementara saya masih di kota kelahiran saya.

Pulang dari valentine, makan malam bersama, terus berkhayal kapan saya bisa menyusul  tapi juga membayangkan bagaimana  sedihnya  karena susahnya komunikasi jika Rianto di Jakarta . Saat itu belum ada namanya gadget, bahkan email pun belum ada , yang ada  hanya surat saja.  

Ketika tibalah saat  perpisahan dengan Rianto, rasanya sangat  menyedihkan banget. Bahkan, sampai  saya tak bisa tidur semalaman. 

Bapak Pos jadi langganan setia saya. Begitu terdengar ada "kring", serasa ingin lari mengejar pak Pos.  Tapi karena Pak pos mau buru-buru, dia hanya masukkan surat ke dalam kota surat.   

Benar-benar saat menyenangkan ketika baca cerita Rianto bagaimana "mapram" (plonco ) pertama yang dialaminya.  Betapa menyedihkan dia kos di tempat yang kurang nyaman.  Kenakalan antar teman sesama mahasiswa di kos . Pokoknya cerita begitu mengalir terus.

Malam minggu yang kosong digantikan surat yang datangnya pas malam minggu.  Sayangnya, hal ini hanya berlangsung setahun.   Surat mulai tidak datang. Tiap kali saya menanti, tiap kali saya bersedih, kosong, hampa tak pernah datang lagi surat itu.

Bahkan, sepatah kata perpisahan pun tak pernah ada dilayangkan kepadaku.  Saya hampir putus asa dan mempengaruhi ujian akhir SMA ku. Beruntung punya ibu yang menguatkan hati dan memberikan kata-kata yang membesarkan hatiku untuk ikhlas jika itu bukan jodohmu, pasti akan menemukan yang lebih baik lagi.

Rasanya sungguh tak percaya ketika saya berada di Jakarta untuk sekolah di kota Metropolitan, saya ikut dalam satu komunitas anak-anak ex  SMA kami di Semarang. Ternyata saya bertemu dengan mantan saya. Namun, mata saya langsung terpana dengan gadis yang berada di samping mantan. Dia seorang gadis cerdas, ramah dan jauh lebih cantik dari saya.  

Selama di Jakarta hari Valentine  terasa sangat hampa karena saya tak punya siapa-siapa. Tapi saya berjuang melupakan dan terus bersemangat untuk melepaskan yang indah yang sempat saya nikmati. Hidup ini memang berputar terus dan saya tak mau hidup terperosok karena seseorang yang percayai itu ternyata bukan orang yang harus saya miliki.   

Saking lamanya berjomblo dan menikmati jomblo, dan kejar terus karir, lupa untuk melangkah dalam kehidupan keluarga.  Teman-teman yang sudah tinggal landas lebih dulu, sering mengingatkan.

Aku sudah tak ingat lagi dengan mantanku karena hidup terus bergulir dengan cepatnya,  menatap ke depan bersama dengan orang yang ada sekarang ini jauh lebih baik ketimbang terus terpuruk dengan memory masa lalu yang tak selayaknya diingat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun