Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Penampilan "Smart" Bersama Yamaha Mio

15 Desember 2017   15:20 Diperbarui: 15 Desember 2017   16:06 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengenang kembali ketika saya masih duduk di  kelas II SMA, saya diperbolehkan mengendarai motor Yamaha bebek untuk pergi ke sekolah.  Betapa hati saya sangat senang luar biasa karena dengan motor, saya bisa sampai ke sekolah tanpa peluh mengucur di muka .  Sebelumnya saya   hanya diperbolehkan naik sepeda karena belum punya SIM.

Nach, sekarang ini saya sedang merasa dilematis sekali,   naik mobil  merasa takut  karena banyak motor yang bersliweran baik dari kiri  kanan , depan serta belakang tanpa peduli dengan rambu lalu lintas bahkan boleh dibilang seenaknya tanpa peduli keselamatan orang lain.

Ngga bisa naik mobil juga repot jika mengandalkan angkot.  Padahal kegiataan seorang perempuan itu begitu banyak,  saya sangat bingung menentukan kendaraan apa yang tepat buat saya untuk menunjang kegiataan ke pasar,  mengajar informal, mengunjungi teman,  kegiatan sosial bersama teman-teman.   Salah satu pemikiran saya , jika saya menemukan kendaraan yang tepat, pasti saya bisa memenuhi kegiatan itu dengan cepat, aman, mudah dan ngga usah mager terus di rumah karena transportasi itu ternyata penting banget buat saya.

Kebetulan setelah pulang dari senam Tera, saya diajak teman seorang ibu untuk ikut bersamanya naik motor.  Naik Motor?  Saya bertanya dalam hati, apa ngga salah?  Pikiran buruk menerpa saya, kok dia saja yang kelihatannya tidak mungkin bisa  naik motor dilihat dari fisiknya (yang pendek dan gemuk) ?  Apalagi kemampuannya naik motor.  Berdasarkan pengalaman saya sendiri, orang bisa naik motor apabila dia sudah bisa naik sepeda, perlu keseimbangan dalam naik sepeda.   Setelah berhasil naik sepeda,  tinggal menambahkan  skill lainnya seperti  memainkan rem, persenelling (ganti gigi).  Melihat keraguan saya, Bu Kus, teman saya itu menjawabnya sebagai berikut:

Mba Kus, teman Senam Tera. Dok Pribadi
Mba Kus, teman Senam Tera. Dok Pribadi
"Bu, ini mah tidak perlu belajar lagi mainkan rem dan ganti gigi!" kata bu Kus , teman saya itu.

"Loh, kok bisa saya dulu naik motor harus ada ganti gigi dan rem", jawab saya.

"Bu ini namanya Yamaha Mio Matic, tapi ini bukan Yamaha Mio  S. Matic.   Gampang benar, ibu ngga usah bingung mikirin ganti gigi jika menanjak atau macet atau ngebut.  Yang penting main gas, jika mau kencang, tinggal gasnya diperbesar.  Jika mau jalan pelan, ibu tinggal gasnya dikecilin. Lalu, remnya pakem sekali", katanya.

"Jadi kamu bisa kemana-mana naik Yamaha Mio Matic tanpa belajar?"

"O, yach belajar juga dong bu, khan harus ambil SIM. Tapi Yamaha Matic ini sangat menolong saya mengantar anak saya kerja, mengantar cucu ke sekolah karena bodynya itu sangat enteng sekali, terus  ketinggian dari motor ini pas sekali buat saya yang pendek,  jadi jika sewaktu-waktu kaki saya perlu menempel ke tanah, gampang sekali, karena jarak antara jok pengemudi dengan kaki itu sangat terjangkau , tidak ngambang Bu!" jelasnya.

" Wah, Matic ini memang designnya cocok untuk perempuan yach.  Tapi dengar-dengar yang namanya matic itu biasanya cepat rusak?" tanya saya .

"Gimana sich Ibu, motor ini sudah saya gunakan selama hampir 6 tahun.  Saya ini rajin merawat Bu.  Setiap bulan saya ganti oli mesin, dan tiap 6 bulan sekali ganti oli gardan.  Ngga pernah ada keluhan sama sekali!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun